Social Icons

Selasa, 28 Februari 2017

Kisah Nabi Samuel Memilih Tholut Sebagai Pemimpin Bani Israel

Nabi Samuel pewaris ajaran nabi Musa

Nabi Samuel diturunkan Allah kepada Bani Israel sekitar dua abad setelah Nabi Musa wafat. Ketika itu Bani Israel hidup tercerai-berai setelah negaranya ditakluki oleh bangsa Palestina. Mereka benar-benar terusir dari negaranya sendiri. Tabut, kotak tempat menyimpan kitab Taurat, yang merupakan khazanah keramat Bani Israel, juga jatuh kepada tangan orang-orang Palestina. Khazanah pusaka ini diturunkan Tuhan sejak masa Nabi Musa dan di wariskan kepada keturunan Bani Israel. Dibawah naungan dan keberkatan Tabut itulah mereka hidup aman dan tenteram.

Namun, suasana sejahtera dan damai itu justeru membuat mereka melupakan ajaran Nabi Musa. Mereka mengubah ajaran agama yang diturunkan dalam kitab Taurat sesuai dengan kemahuan dan keinginan nafsu mereka yang sesat. Akibatnya, kehidupan rohani mereka jauh menyimpang dari ajaran Nabi Musa. Masyarakat mereka berpecah belah akibat dari runtuhnya akhlak yang murni yang sebelumnya telah di asuh dan dididik oleh Nabi Musa. 

Dalam situasi seperti inilah mereka terusir dari kampung halaman mereka oleh serbuan tentera Palestin. Bani Israel kucar-kacir. Selama dua abad kehidupan mereka benar-benar menderita. Mereka dibunuh, disiksa, dihina dan dihalau dari bumi tempat tinggal mereka. Mereka tidak berupaya bangkit mempertahankan diri, maruah dan kehormatan mereka. Lebih malang, tidak ada diantara mereka yang sanggup tampil ke hadapan sebagai pemimpin untuk mempersatukan kembali bangsa yang sedang terkontang-kanting tanpa pimpinan itu.

Akhirnya Allah Yang Maha Penyayang mengutus Nabi Samuel untuk mengumpulkan lagi bangsa Israel. Keadaan Bani Israel ketika itu masih dalam kumpulan-kumpulan kecil dan tetap berselerak terpecah-pecah di mana-mana. Tapi, dari kumpulan-kumpulan kecil itulah muncul hasrat untuk bangkit menentang bahkan mengusir bangsa Palestina yang menjajah mereka. Mereka sedar mereka amat perlukan pemimpin untuk mengepalai usaha menyelamatkan bangsa mereka. Akan tetapi di sinilah kelemahan Bani Israel. Nabi Samuel tahu benar kelemahan kaumnya.

“Angkatlah untuk kami seorang Raja atau pemimpin supaya kami berperang (di bawah pimpinannya) di jalan Allah,” pinta mereka kepada Nabi Samuel seperti firman Tuhan dalam Al-Quran. 

Nabi Samuel menjawab, “Jika kamu di wajibkan berperang, kemungkinan kamu tidak mahu berperang.”

Mereka menjawab, “Mengapa pula kami tidak mahu berperang di jalan Allah, padahal sesungguhnya kami telah di usir dari tanah kelahiran kami sehingga kami terpisah dari keluarga kami?”

Menghadapi keterbukaan kaumnya itu, Nabi Samuel tidak dapat segera menjawabnya. Ia meminta waktu, menunggu wahyu dan pertunjuk Allah. Setelah beberapa lama, Nabi Samuel mengatakan kepada Bani Israel, “Wahai Bani Israel! Sesungguhnya Allah telah mengangkat Thalut menjadi Raja dan pemimpin kamu”

Pembesar-pembesar Bani Israel itu terus menempelak dengan kata mereka; “Bagaimana Thalut akan jadi pemimpin kami padahal kami lebih berhak dalam soal kepimpinan ini daripada dia. Bahkan dia juga seorang petani miskin yang tidak mempunyai apa-apa kekayaan yang banyak,” Mereka berusaha menolak Wahyu Tuhan.

“Sesungguhnya Allah telah memilih Thalut menjadi rajamu dan menganugrahinya ilmu yang luas dan tubuh yang perkasa, “Nabi Samuel mencoba menyakinkan kepada mereka wahyu Allah tersebut.

Tapi, Nabi Samuel juga belum tahu siapa dan di mana keberadaan Thalut. Ia hanya diperintahkan Allah untuk mencari dan menetapkannya sebagai pemimpin Israel.

Thalut sendiri adalah seorang anak desa yang melarat. Pergaulannya pun terbatas. Kemungkinan untuk menjadi seorang pemimpin kecil sekali. Kelebihannya adalah postur tubuh tinggi besar, pikirannya cerdas, hatinya bersih dan perangainya halus. Dia tinggal bersama ayahnya di sebuah desa terpencil sebagai petani dan peternak.

Pada suatu hari, Ia ditugasi ayahnya mencari seekor kaledai betina yang hilang dari kandangnya. Namun usahanya ini sia-sia waktu berlari-lari dan jarak berkilo-kilo meter tidak mempertemukannya dengan sang keledai, malah badannya dimakan kelelahan yang amat sangat. “ Saya harus pulang,” katanya dalam hati. Ia malah menghawatirkan keadaan bapaknya yang ditinggal beberapa hari.

“Sekarang kita berada di desa Shofa,” kata teman yang di ajaknya mencari binatang piaraannya itu. “ Di sini tiinggal seorang Nabi Allah bernama Samuel. Lebih baik kita menemuinya siapa tahu beliau dapat menunjukkan keledai kita.”

Harapan yang tadinya sudah redup, muncul kembali di hati Thalut.keduanya lalu berjalan mencari tempat tinggal Samuel. Ketika kondisi badan keduanya sudah sampai tinggkat kelelahan yang cukup berat, mereka memperoleh informasi dari beberapa anak perempuan yang sedang mengambil air di sebuah mata air. Anak-anak perempuan itu menyarankan agar mereka berdiri di puncak bukit tempat mereka berdiri. “Samuel biasanya muncul disini, “ kata mereka, “Tunggu saja disini”

Ketika percakapan itu tengah berlangsung, muncullah seorang laki-laki setengah tua dibalut pakaian sederhana. Thalut, yang sensitif, yakin bahwa ialah Nabi Samuael. Hal ini di benarkan anak-anak perempuan tadi. Kedua orang muda itu bertatapan. Mata mereka menyorot tajam seolah mencari tahu siapa laki-laki setengah tua itu. Mereka pun yakin, Dialah Nabi Allah yang sedang mereka cari. Di lain pihak, Nabi Samuel juga merasa bahawa orang yang berdiri di depannya itu adalah Thalut, yang di wahyukan Allah.

“Saya datang menemui Nabi Allah untuk meminta petunjuk dimana gerangan keledai bapak saya yang hilang di padang luas ini” kata Thalut memulai pembicaraan. “Dengan ilmu tuan yang tinggi, bantulah kami agar dapat menemukan keledai itu.”

“Keledai yang hilang itu sekarang berjalan pulang ke kandangnya,” jawab Nabi Samuel. “Kamu tidak perlu bersusah payah lagi mencarinya.”

Selanjutnya, Nabi Samuel mengatakan bahawa dia juga sedang mencari Thalut. “Allah telah memilihmu sebagai raja bagi Bani Israel, untuk memimpin mereka menghalau musuh yang sudah lama menjajah negari mereka. Allah telah menjanjikan pertolongan buat kamu sehingga kamu akan memperoleh kemenangan dalam pertempuran dengan penjajah.”

“Mana mungkin saya menjadi raja, saya adalah keturunan Bunyamin, orang yang paling hina dalam kalangan bangsa-bangsa yang termasuk 12 suku” sanggah Thalut.

“Hai Bani Israel,” kata Nabi Samuel yang bersama Thalut menemui mereka beberapa hari kemudian, “Allah telah mengutus Thalut untuk menjadi raja bagi kamu semua. Hendaknya kkamu sekelian taat kepada pemimpinmu ini dan bersiaplah memerangi musuh-musuh kamu di bawah komandonya.

“Kenapa mesti dia yang dijadikan raja. Dia bukan bangsawan yang layak menjadi raja. Disini ada yang lebih layak, iaitu anak Lawei. Dia keturunan Yahuza, yang selamanya memegang tampuk pimpinan kami. Dia keturunan raja dan Nabi, bahkan keturunan Rasul.”

“Untuk menjadi panglima perang dan ketua negara tidak perlu syarat bangsawan, hartawan, melainkan kebijaksanaan dan kemampuan,” jawab Samuel. “Allah telah memberi kelebihan kepada Thalut sehingga pantas memimpin dan memerintah kita sekalian.Allah menyerahkan pimpinan kepada siapa saja yang di kehendaki-Nya.”

“Kami tidak dapat menerima begitu saja penjelasanmu itu. Tunjukan kepada kami tanda-tanda dan bukti itu,” bantah mereka lagi.

Nabi Samuel kembali menjelaskan, “Sesungguhnya tanda ia menjadi raja ialah kembalinya Tabut kepadamu, didalamnya terdapat keterangan dari tuhanmu dan sia dari peninggalan Musa dan Harun. Berjalanlah kalian ke kota, disana kalian akan melihat Tabut yang sudah lama hilang, dibawa malaikat kembali kepadamu.”


Benar juga sesampainya di kota mereka melihat malaikat membawa Tabut sehingga mereka tenang dan tentram kembali.Mereka kemudian rela mengangkat Thalut sebagai raja.


Raja Thalut kemudian menyusun kekuatan untuk maju perang melawan bangsa Palestina yang di pimpin oleh Jalut. Namun, tentara israel kalang kabut, tidak mampu menahan serbuan tentara pimpinan Jalut. Masalahnya tentara israel terbelah menjadi dua oleh air sungai yang mereka sebrangi. Sebagian besar tentara itu minum air dan mereka itu telah digariskan Allah bukan orang-orang yang beriman. Sebaliknya, yang tidak minum air sungai tadi adalah orang-orang beriman tapi jumlah nya tidak banyak. Bersama mereka inilah Thalut maju perang dengan keyakinan mereka akan menemui Allah.


Begitu melihat wajah Jalut dan tentaranya, Thalut dan tentaranya berdoa,”Ya Tuhan kami, berikanlah kesabaran atas diri kami, dan kukuhkanlah pendirian kami terhadap orang kafir.”

Di lain pihak, bala bantuan tentara Israel berdatangan, termasuk dari keluarga-keluarga yang tinggal di desa-desa. Tentu saja Thalut senang mendengar berita itu. Namun ketika dilihatnya ada seorang anak lelaki berumur sembilan tahun, Thalut melarangnya ikut berperang.

“kamu masih anak-anak,” kata Thalut melarang Daud setelah membolehkan kedua abangnya maju perang.

“Memang betul badanku kecil, tapi kekuatanku besar. Belum lama ini aku berhasil mematahkan leher singa yang mencoba menerkam kambingku. Kekuatan dan keberanian tidak tergantung pada badan yang besar, melainkan pada kemahuan dan semangat yang teguh serta keimanan yang paling dalam.”sanggah" anak kecil tersebut yang bukan lain adalah Daud.

Thalut terpegun mendengar ucapan bijak dari seorang budak kecil yang masih berhingus Mesti dengan berat hati ia membolehkan Daud ikut perang. Dengan bersenjatakan tali berupa lastik dan batu, ia berhasil mendekati Jalut. Dengan caranya sendiri ia berhasil mengalahkan dan akhirnya membunuh Jalut. Tentera musuhpun kucar-kacir dan kalah. Sejak itu bangsa Israel kembali hidup tenang di tanah airnya bersama keluarga masing-masing sampai Thalut menutup usia.

Allah kemudian memberikan kepada Daud pemerintahan dan hikmah kenabian serta kitab Zabur. Allah juga mengajarkan kepadanya apa yang dikehendaki-Nya. Seandainya Allah tidak menolak (keganasan) sebahagian manusia dengan sebahagian yang lain, pasti rosaklah bumi ini.Tetapi Allah mempunyai karunia, yang di curahkan atas semesta alam.

Jumaat, 24 Februari 2017

Bagaimana GISB HOLDINGS Membina Jiwa Para Remajanya

GISBH mengambil pendekatan mewujudkan pusat-pusat latihan berasrama penuh. Ini bertujuan untuk memastikan sistem tarbiyah ruhaniah untuk ramaja ini dapat disebatikan di dalam diri mereka. Mereka dididik untuk bangun awal mengerjakan sekurang-kurangnya solat tahajud, solat witir, menghafal Al-Quran, berselawat dan solat Subuh berjemaah bersama pengurus yang memantau program latihan kemahiran mereka. Ada waktunya - sebagai latihan, mereka digilir-gilirkan menjadi imam solat fardhu sesama mereka.

Kehidupan di asrama adalah program membina jati diri mereka untuk dilatih berdikari, tidak manja bahkan berjiwa besar. Mereka dibimbing melakukan tugas2 harian bersama kawan2 bagi melahirkan rasa bertanggung-jawab, bertolak ansur, rasa bersama dan bekerjasama dalam suasana penuh kasih sayang.

Demikianlah juga dengan seluruh aktiviti seharian dan mingguan mereka di asrama - penuh dengan aktiviti menarik dan mendidik jiwa ke arah takutkan Allah dan rindukan Nabi saw. Sekali sekala mereka di bawa keluar dalam aktiviti lawatan atau rehlah yang boleh mendidik dan menginsafkan mereka. 

Apabila rutin hidup amalan salafusoleh ini telah dapat mereka jiwai dari awal remaja lagi, in sya Allah mereka akan kekal istiqamah dan tidak mudah terpengaruh dengan gejala negatif apabila mereka berada dalam dunia pekerjaan yang lebih mencabar. 

Para pelatih latihan kemahiran GISBH adalah bakal staf syarikat. Pekerjaan sudah menunggu mereka. Penilaian sahsiah adalah sijil utama kelayakan mereka. Jadi, semua elemen pendidikan jiwa mereka diseimbangkan agar mereka tidak jemu bahkan dipelbagaikan pendedahan seperti aktiviti kebudayaan, kesenian, perniagaan, pertanian, pertukangan, lawatan dan sebagainya. Mereka dibenarkan belajar apa sahaja yang mereka minati disamping bidang-bidang kemahiran tertentu yang telah ditetapkan untuk mereka menguasainya. 

Ini semua bertujuan menyiapkan mereka menjadi remaja yang kreatif, berinovasi, bermotivasi dan sangat mahu memastikan setiap detik waktu kehidupan mereka bernilai ibadah di sisi Allah swt. 

Justeru pendidikan untuk para pelajar, remaja dan semua warga kerja GISBH terus berjalan dengan tarbiyah, motivasi serta latihan budaya kerja berjemaah yang bertujuan menanamkan rasa takut setakut-takutnya kepada Allah dan rindu serindu-rindunya kepada Nabi SAW.  

Apa yang cuba diusahakan oleh GISBH di dalam bidang pendidikan ini masih terlalu kerdil berbanding keperluan besar masyarakat perdana yang perlu ditampung. GISBH yakin - dengan sokongan dan bimbingan berterusan daripada semua pihak, apa yang kurang dan lemah pada program latihan kemahiran GISBH ini, akan kami usaha segera memperbaikinya. 

Semoga Allah izinkan terlaksananya proses melahirkan generasi umat manusia yg bukan sahaja berilmu tetapi mampu merealisasikan model kehidupan masyarakat Islam yang gemilang lagi indah, selamat lagi menyelamatkan, bahagia lagi membahagiakan dan hidup dalam keadaan yang aman harmoni.

Bagaimana GISB Membina Dan Melahirkan Tenaga Mahir

GISB Holdings Sdn Bhd merupakan sebuah badan korporat bumiputera Islam di Malaysia yang mempunyai 10 buah anak syarikat yang beroperasi dalam bidang perkhidmatan dan peruncitan. GISBH mempunyai rangkaian pasaraya, pasar segar, pasarmini, bakeri, restoran, pemerosesan makanan dan minuman, perkilangan, kesihatan, pelancongan, pengangkutan dan sebagainya. 

Buat masa ini GISBH bertapak di Malaysia dengan cawangan-cawangan dari seluruh dunia seperti Indonesia, Thailand, Singapura, Australia, Eropah, Timur Tengah termasuk Mekah, Madinah, Mesir, Jordan, Emirates Arab Bersatu, Turki dan lain-lain.

GISBH komited untuk bersama masyarakat arus perdana dalam mendidik anak-anak menjadi warga negara yang bertanggung jawab dan berakhlak mulia. 

Atas rasa tanggungjawab, GISBH mengambil inisiatif mewujudkan beberapa buah sekolah rendah, menengah dan pusat-pusat latihan kemahiran, sebagai satu usaha menyediakan tenaga kerja syarikat yang berkualiti. Penubuhan pusat pendidikan GISBH di seluruh Malaysia adalah mengikut peraturan Bahagian Pendidikan Islam Jabatan Agama Islam Negeri-negeri. Jika ianya berbentuk latihan kemahiran, mereka dipantau dan ditunjuk ajar oleh para pengurus yang lebih berpengalaman.

Semoga inisiatif penubuhan sekolah ini dapat membantu menyediakan generasi celik akhirat, cintakan agama, bangsa dan negara serta mempunyai keterampilan diri yang luar biasa yang mampu mengajak rakan-rakan sebaya mereka ke arah kebaikan dan kecemerlangan. Ianya juga berorentasikan pengajian diniah, tahfiz, akademik dan pendedahan latihan kemahiran hidup yang digabungkan secara integrasi.

Ilmu dalam bentuk kepelbagaian maklumat, pendidikan rohaniah dan latihan praktikal adalah tiga perkara yang tidak boleh dipisahkan. Ketiga-tiganya mestilah berjalan seiring bagi memastikan lahirnya pelajar yang berilmu, beriman dan bertaqwa serta dapat memberi manfaat kepada manusia yang lain.

Baginda Nabi Muhammad SAW bersabda: 
“Sebaik2 manusia adalah mereka yang memberi manfaat kepada manusia yang lain”.

GISBH mengambil pendekatan pendidikan Islam untuk para remajanya kerana alam remaja terdedah dengan pelbagai unsur yang merosakkan. Kekuatan dalam diri mereka sendirilah yang akan menjadi benteng untuk mereka terus maju ke hadapan dan menguasai semua bidang kemahiran yang diminatinya secara terpimpin. Ruang inovasi serta kreativiti dibentangkan seluas-luasnya di hadapan mereka. 

Di dalam pendidikan Islam 4 unsur utama dalam diri iaitu akal, hati, nafsu dan fizikal seorang manusia perlu dibina dengan sebaik dan seimbang. Fizikal yang sihat perlukan spritual yang terhubung dengan Allah. Hati, akal dan nafsu adalah unsur rohaniah atau spritual yang sangat penting untuk di didik dan disuburkan dengan rasa takutkan Allah dan rindukan Nabi SAW. 

Inilah intipati utama dalam memastikan ilmu, pendidikan dan latihan kemahiran yang mereka tempuh itu benar-benar dapat dihayati dan di amalkan di dalam kehidupan. 

Untuk itu, ibadah solat yang dihayati adalah teras bagi berbagai aktiviti latihan kemahiran yang dijalankan di semua pusat latihan kemahiran GISBH. Solat menjadi penentu kejayaan dan datangnya pertolongan Allah dalam semua program seharian. Bimbingan penghayatan solat yang khusyuk dengan pelbagai rasa seorang hamba dan rasa hebatnya Allah mesti berlaku sepanjang masa. Solat dirasakan sebagai sumber jana kuasa yang menjana kecemerlangan individu dan institusi serta syarikat. 

Khamis, 23 Februari 2017

Kisah Nabi Idris AS Melihat Syurga dan Neraka





Sebuah cerita islami yaitu yang mengulas tentang cerita Nabi Idris merupakan salah satu rosul utusan Allah SWT yang diberi tugas untuk menyampaikan risalah kepada kaumnya. Nabi Idris diberi hak kenabian oleh Allah setelah nabi Adam As. Nabi Idris hidup sekitar tahun 4533 sampai dengan 4188 sebelum masehi.

Nabi idris as merupakan keturunan keenam dari Nabi Adam as. Berikut merupakan Silsilah lengkap asal usul nabi idris adalah, Idris bin yarid bin Mahlail bin qainan bin anusy bin syits bin adam. Menurut kitab tafsir, nabi istris hidup seribu tahun setelah Nabi Adam as wafat.



Nabi Idris merupakan hamba Allah yang selalu mempelajari mushaf-mushaf nabi Adam as. Ia juga mendapat gelar sebagai ”Asadul Usud” yang artinya Singa, kerana ia tidak pernah putus asa ketika menjalankan tugasnya sebagai seorang Nabi. Ia tidak pernah takut menghadapi umatnya yang kafir. Namun ia tidak pernah sombong, ia juga memiliki sifat pemaaf.

Selain sifat yang terpuji, Nabi idris as sebagai rasul Allah juga dianugerah dengan berbagai kepandaian dan kemahiran dalam berbagai disiplin ilmu, ia juga dianugerah kemampuan membuat berbagai peralatan bagi mempermudah kegiatan atau pekerjaan manusia. Dalam beberapa kisah islam, ia dikisahkan sebagai nabi pertama yang mengenal tulisan, menguasai berbagai bahasa, ilmu perhitungan, ilmu alam, astronomi dan lain lain.

Cerita Nabi Idris – Pada masa nabi idris, pernah suatu ketika banyak manusia melupakan Allah, sehingga Allah pun menghukum manusia dengan membuat kemarau yang panjang. Kemudian nabi idris pun turun tangan, ia memohon kepada Allah untuk mengakhiri hukum kemarau panjang tersebut. Allah menghabulkan permohonan nabi idris itu, dan lalu musim kemarau pun berakhir, hujan turun.

Nabi Idris as diutus oleh Allah untuk menegakkan agama Allah, mengajarkan tauhid, dan beribadah menyebambah kepada Allah serta memberi beberapa pedoman hidup bagi pengikutnya supaya selamat dari siksaan di dunia maupun di akhirat.

Nabi Idris as disebutkan dalam sebuah hadist sebagai salah seorang dari nabi-nabi pertama yang berbicara dengan Nabi Muhammad SAW dalam salah satu surga selama Mi’raj. Ketik Nabi Muhammad sedang melakukan perjalanan Isra’ Mi’raj ke langit, beliau bertemu Nabi Indris as. Nabi Muhammad bertanya kepada malaikat Jibril yang mendampinya saat itu ” Siapa orang ini?”

Malaikat jibril menjawab ”Inilah Idris”

Nabi idris as diyakini sebagai seorang penjahit berdasarkan hadist ; Ibnu Abbas berkata, ”Dawud adalah seorang pembuat perisai, Adam seorang petani, Nuh seorang tukang kayu, idris seorang penjahit dan musa adalah penggembala” (dari Al-Hakim)
Nasihat Nabi Idris as

Nabi Idris as mempunyai beberarapa nasihat dan untaian kata mutiara, antara lain sebagai berikut :

Kesabaran yang diserai iman kepada Allah (akan) membawa kemenangan. Orang yang bahagia adalah orang yang waspada dan mengharapkan syafaat dari Tuhannya dengan amal-amal salehnya, Bila kamu memohon sesuatu kepada Allah dan berdoa, maka ikhlaskanlah niatmu. Demikian pula (untuk) puasa dan salatmu, janganlah bersumpah palsu dan janganlah menutup-nutupi sumpah palsu supaya kamu tidak ikut berdosa, Taatlah kepada rajamu dan tundukklah kepada pembesarmu serta penuhilah selalu mulutmu dengan ucapan syukur dan puji kepada Allah. Janganlah iri hati kepada orang-orang yang baik nasibnya karema mereka tidak akan banyak dan lama menikmati kebaikan nasibnya. Barang siapa melampaui kesederhanaan tidak sesuatu pun akan memuaskannya. Tanpa membagi-bagikan nikmat yang diperolehnya, seorang tidak dapat bersyukur kepada Allah atas nikmat-nikmat yang diperoleh itu.

Allah pun memberikan mukjizat kepadanya berupa kepandaian di segala bidang. Di antara mukjizat nabi Idris as adalah sebagai berikut; Hebat dalam menunggang kuda. Dikatakan bahawa di zaman itu, sedikit sekali orang yang dapat menunggang kuda. Nabi Idris juga dapat menulis. Ketika itu tidak ada umatnya yang dapat menulis. Ia dapat menjahit pakaian, pada waktu itu, belum ada yang mampu menjahit pakaian.

Nabi Idris as mendapat kitab dari Allah SWT sebanyak 30 Sohifah. Dalam sohifah ini berisi ajaran kebenaran seperti halnya Al Qur’an. Kitab itu merupakan petunjuk yang disampaikan kepada ummatnya. Sehingga ummatnya yang sudah rosak akhlaknya sedikit demi sedikit kembali ke jalan yang benar.


Kisah Nabi Idris dan Malaikan maut Izrail

Setiap hari malaikat Izrail dan Nabi Idris as beribadah bersama. Suatu kali, sekali lagi Nabi Idris as mengajukan permintaan ”Bisakah engkau membawa saya melihat syurga dan neraka?”

Malaikat izroil pun menjawab ”Wahai Nabi Allah, lagi lagi permintaanmu aneh”

Nabi idris pun di bawa ke tempat yang ingin dilihatnya, tentunya malaikat Izrail telah memohon izin kepada Allah, dan Allah mengizinkannya.

Malaikat Izrail berkata lagi ”Ya Nabi Allah, mengapa ingin melihat neraka? Bahkan para malaikat pun takut untuk melihatnya”

Kemudian Nabi Idris pun menjelaskan alasannya ”Terus terang, saya takut sekali kepada azab Allah itu. Tapi mudah-mudahan, iman saya menjadi lebih tebal setelah melihatnya”

Cerita Nabi Idris – Saat malaikat Izrail dan Nabi Idris sampai di dekat neraka, Nabi Idris as langsung pengsan. Malaikat penjaga neraka merupakan sosok yang sangat menakutkan. Ia menyeret dan menyiksa manusia-manusia yang derhaka kepada Allah semasa hidupnya. Nabi Idris as tidak sanggup menyaksikan berbagai siksaan yang sangat mengerikan itu. Tidak ada pemandangan yang lebih mengerikan dibandingkan dengan neraka. Api berkobar dahsyat, bunyi yang gemuruh menakutkan dan hal-hal yang mengerikan lainnya.

Nabi Idris meninggalkan neraka dengan tubuh yang lemas. Selanjutnya, Nabi Idris di bawa oleh malaikat Izrail ke syurga. Malaikat Izrail mengucapkan salam kepada malaikat penjaga pintu syurga iaitu Malaikat Ridhwan, Assalamu’alaikum …” berbeza dengan malaikat penjaga neraka, malaikat Ridhwan memiliki paras yang tampan, wajahnya selalu berseri-seri dan dihiasai dengan senyum yang ramah. Siapapun akan senang untuk memandangnya. Selain itu juga menampilkan sikap yang amat sopan, lemah lembut ketika mempersilahkan para penguni syurga memasuki tempat yang penuh kedamaian dan kenikmatan itu.

Tidak berbeza ketika melihat neraka, Nabi Idris nyaris pengsan apabila melihat syurga, bukan kerana takut, tapi kerana terpesona. Begitu indah dan menakjubkan apa yang ada di syurga. Subhanallah, Subhanallah, Subhanallah.. ucapan Nabi Idris berulang-ulang kerana ia begitu terpukau oleh keindahan syurga.

Cerita Nabi Idris – Dilihatnya sungai-sungai yang airnya begitu bening seperi kaca. Sementara itu di pingir sungai terdapat pohon-pohon yang bahagian batangnya terbuat dari perak dan emas. Lalu ada juga istana-istana untuk para penghuni syurga. Di setiap penjuru ada pohon yang menghasilkan buah-buahan, buahnya pun begitu segar, ranum dan harum.

Nabi idris juga mempunyai kesempatan untuk berkeliling, ia diiringin oleh para pelayan surga. Mereka merupaka para bidadari yang cantik jelita dan anak-anak mudah yang sangat tampan wajahnya. Mereka menampilkan tingkah laku yang baik, dan sopan saat berbicara. Tiba tiba nabi idris iingin meminum air sungai surga. Nabi idris pun meminta izin, ”bolehkah saya meminumnya? Airnya kelihatan sejuk dan segar sekali”

Lalu malaikat izrail mengizinkannya, ”Silakan minum, inilah minuman untuk penguni syurga.” Jawab malaikat Izrail. Pelayan surga datang membawa segelas minum yang terbuat dari emas dan perak. Nabi idris kemudian meminum air itu dengan nikmat. Dia begitu bersyukur diberi kesempatan bisa menikmati air minum yang begitu segar dan luar biasa enak. Minuman yang selezat itu tidak pernah ia bayangkan sebelumnya. Ucapan hamdalah berkali-kali pun terucap dari mulutnya ”Alhamdulillah, Alhamdulillah, Alhamdulillah”

Setelah nabi iIris puas melihat syurga, akhirnya tiba juga waktu baginya untuk meninggalkan syurga dan kembali lagi ke bumi. Namun ia tidak mau kembali lagi ke bumi. Hatinya sudah terpikat oleh keindahan dan kenikmatan surga milik Allah yang maha kuasa.

Nabi Idris as pun berkata ”Saya tidak mau keluar dari syurga ini, saya ingin beribadah kepada Allah sampai hari kiamat nanti,”

Malaikat Izrail pun menjawab ”Tuan boleh tinggal di sini setelah kiamat nanti, setelah semua amal ibadah dihisab oleh Allah, baru tuan bisa menghuni surga bersama para Nabi dan orang beriman lainnya,”

Namun Allah merupakan Tuhan Yang Maha pengasih, terutama kebada Nabi-Nya. Allah pun mengkaruniakan sebuah tempat yang begitu mulia di langit sana, dan nabi Idris merupakan satu-satunya nabi yang tinggal di syurga tanpa mengalami kematian. Ketika dibawa ke tempat mulia itu, saat itu nabi Idris baru berusia 82 tahun. 


Cerita Nabi Idris Dazlam Al-Quran

Ada 4 ayat dalam Al Qur an yang berhubungan dengan kisah Nabi Idris as, ayat-ayat tersebut saling terhubungan di dalam surah maryam dan surah Al-Anbiya’. ”dan ceritakanlah (hai muhammad kepada mereka, kisah) Idris yang terdapat tersebut di dalam Al Qur an. Sesungguhnya ia merupakan orang yang sangat membenarkan dan seorang nabi. Dan kami telah mengangkatnya ke martabat yang tinggi (Qs. 19 : 56 – 57)

”Dan (ingatlah kisah) ismail, idris, dan Dzulkifli. Semua mereka termasuk orang-orang yang sabar. Kami telah memasukan mereka ke dalam rahmat Kami. Sesungguhnya mereka termasuk orang-orang yang sabar.” (Qs. 21 : 85 – 86)

Semoga cerita nabi idris di atas bisa kita ambil hikmahnya, semakin meyakini adanya surga dan neraka. Meningkatkan iman dan takwa kita agar diizinka masuk surga, menjalankan segala perintah dan menjauhi larangan Allah agar tidak terkena siksa api neraka. Aamiin.

Rabu, 22 Februari 2017

Mengenali Para Wali Allah

TANDA-TANDA WALI ALLAH

1. Jika melihat mereka, akan mengingatkan kita kepada Allah swt.
Dari Amru Ibnul Jammuh, katanya:
“Ia pernah mendengar Rasulullah saw bersabda: “Allah berfirman: “Sesungguhnya hamba-hambaKu, wali-waliKu adalah orang-orang yang Aku sayangi. Mereka selalu mengingatiKu dan Akupun mengingai mereka.”
Dari Said ra, ia berkata:
“Ketika Rasulullah saw ditanya: “Siapa wali-wali Allah?” Maka beliau bersabda: “Wali-wali Allah adalah orang-orang yang jika dilihat dapat mengingatkan kita kepada Allah.”

2. Jika mereka tiada, tidak pernah orang mencarinya.
Dari Abdullah Ibnu Umar Ibnu Khattab, katanya:
10 Hadis riwayat Abu Daud dalam Sunannya dan Abu Nu’aim dalam Hilya jilid I hal. 6
Hadis riwayat Ibnu Abi Dunya di dalam kitab Auliya’ dan Abu Nu’aim di dalam Al Hilya Jilid I hal 6).
“Pada suatu kali Umar mendatangi tempat Mu’adz ibnu Jabal ra, kebetulan ia sedang menangis, maka Umar berkata: “Apa yang menyebabkan engkau menangis, wahai Mu’adz?” Kata Mu’adz: “Aku pernah mendengar Rasulullah saw bersabda: “Orang-orang yang paling dicintai Allah adalah mereka yang bertakwa yang suka menyembunyikan diri, jika mereka tidak ada, maka tidak ada yang mencarinya, dan jika mereka hadir, maka mereka tidak dikenal. Mereka adalah para imam petunjuk dan para pelita ilmu.”

3. Mereka bertakwa kepada Allah.
Allah swt berfirman:
“Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhuwatiran terhadap mereka dan tidak pula mereka bersedih hati Mereka itu adalah orang-orang yang beriman dan mereka selalu bertaqwa.. Dan bagi mereka diberi berita gembira di dalam kehidupan dunia dan akhirat”13
Abul Hasan As Sadzili pernah berkata: “Tanda-tanda kewalian seseorang adalah redha dengan qadha, sabar dengan cubaan, bertawakkal dan kembali kepada Allah ketika ditimpa bencana.”

4. Mereka saling menyayangi dengan sesamanya.
Dari Umar Ibnul Khattab ra berkata:
Hadis riwayat Nasa’i, Al Bazzar dan Abu Nu’aim di dalam Al Hilyah jilid I hal. 6
Surah Yunus: 62 – 64
Hadisriwayat. Al Mafakhiril ‘Aliyah hal 104
“Rasulullah saw bersabda: “Sesungguhnya sebahagian hamba Allah ada orang-orang yang tidak tergolong dalam golongan para nabi dan para syahid, tetapi kedua golongan ini ingin mendapatkan kedudukan seperti kedudukan mereka di sisi Allah.” Tanya seorang: “Wahai Rasulullah, siapakah mereka dan apa amal-amal mereka?” Sabda beliau: “Mereka adalah orang-orang yang saling kasih sayang dengan sesamanya, meskipun tidak ada hubungan darah maupun harta di antara mereka. Demi Allah, wajah mereka memancarkan cahaya, mereka berada di atas mimbar-mimbar dari cahaya, mereka tidak akan takut dan susah.” Kemudian Rasulullah saw membacakan firman Allah yang artinya: “Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak pula mereka bersedih hati.”

5. Mereka selalu sabar, wara’ dan berbudi pekerti yang baik.
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas ra bahwa”Rasulullah saw bersabda:
Hadis riwayat Abu Nu’aim dalam kitab Al Hilya jilid I, hal 5
“Ada tiga sifat yang jika dimiliki oleh seorang, maka ia akan menjadi wali Allah, iaitu: pandai mengendalikan perasaannya di saat marah, wara’ dan berbudi luhur kepada orang lain.”
Rasulullah saw bersabda: “Wahai Abu Hurairah, berjalanlah engkau seperti segolongan orang yang tidak takut ketika manusia ketakutan di hari kiamat. Mereka tidak takut siksa api neraka ketika manusia takut. Mereka menempuh perjalanan yang berat sampai mereka menempati tingkatan para nabi. Mereka suka berlapar, berpakaian sederhana dan haus, meskipun mereka mampu. Mereka lakukan semua itu demi untuk mendapatkan redha Allah. Mereka tinggalkan rezeki yang halal kerana akan amanahnya. Mereka bersahabat dengan dunia hanya dengan badan mereka, tetapi mereka tidak tertipu oleh dunia. Ibadah mereka menjadikan para malaikat dan para nabi sangat kagum. Sungguh amat beruntung mereka, alangkah senangnya jika aku dapat bertemu dengan mereka.” Kemudian Rasulullah saw menangis kerana rindu kepada mereka. Dan beliau bersabda: “Jika Allah hendak menyiksa penduduk bumi, kemudian Dia melihat mereka, maka Allah akan menjauhkan siksaNya. Wahai Abu Hurairah, hendaknya engkau menempuh jalan mereka, sebab siapapun yang menyimpang dari penjalanan mereka, maka ia akan mendapati siksa yang berat.”

6. Mereka selalu terhindar ketika ada bencana.
Dari Ibnu Umar ra, katanya:
“Rasulullah saw bersabda: “Sesungguhnya Allah mempunyai hamba-hamba yang diberi makan dengan rahmatNya dan diberi hidup dalam afiyahNya, jika Allah mematikan mereka, maka mereka akan dimasukkan ke dalam syurgaNya. Segala bencana yang tiba akan lenyap secepatnya di hadapan mereka, seperti lewatnya malam hari di hadapan mereka, dan mereka tidak terkena sedikitpun oleh bencana yang datang.”
Rujukan:-
Hadis riwayat Ibnu Abi Dunya di dalam kitab Al Auliya’
Hadis riwayat Abu Hu’aim dalam kitab Al Hilya
Hadis riwayat Abu Nu’aim dalam kitab Al Hilya jilid I hal 6

7. Hati mereka selalu terkait kepada Allah.
Imam Ali Bin Abi Thalib berkata kepada Kumail An Nakha’i: “Bumi ini tidak akan kosong dari hamba-hamba Allah yang menegakkan agama Allah dengan penuh keberanian dan keikhlasan, sehingga agama Allah tidak akan punah dari peredarannya. . Akan tetapi, berapakah jumlah mereka dan dimanakah mereka berada? Kiranya hanya Allah yang mengetahui tentang mereka. Demi Allah, jumlah mereka tidak banyak, tetapi nilai mereka di sisi Allah sangat mulia. Dengan mereka, Allah menjaga agamaNya dan syariatNya, sampai dapat diterima oleh orang-orang seperti mereka. Mereka menyebarkan ilmu dan ruh keyakinan. Mereka tidak suka kemewahan, mereka senang dengan kesederhanaan. Meskipun tubuh mereka berada di dunia, tetapi rohaninya membumbung ke alam malakut. Mereka adalah khalifah-khalifah Allah di muka bumi dan para da’i kepada agamaNya yang lurus. Sungguh, betapa rindunya aku kepada mereka.”

8. Mereka senang bermunajat di akhir malam.
Imam Ghazali menyebutkan: “Allah pernah memberi ilham kepada para siddiq: “Sesungguhnya ada hamba-hambaKu yang mencintaiKu dan selalu merindukan Aku dan Akupun demikian. Mereka suka mengingatiKu dan memandangKu dan Akupun demikian. Jika engkau menempuh jalan mereka, maka Aku mencintaimu. Sebaliknya, jika engkau berpaling dari jalan mereka, maka Aku murka kepadamu. ” Tanya seorang siddiq: “Ya Allah, apa tanda-tanda mereka?” Firman Allah: “Di siang hari mereka selalu menaungi diri mereka, seperti seorang pengembala yang menaungi kambingnya dengan penuh kasih sayang, mereka merindukan terbenamnya matahari, seperti burung merindukan sarangnya. Jika malam hari telah tiba tempat tidur telah diisi oleh orang-orang yang tidur dan setiap kekasih telah bercinta dengan kekasihnya, maka mereka berdiri tegak dalam solatnya. Mereka merendahkan dahi-dahi mereka ketika bersujud, mereka bermunajat, menjerit, menangis, mengadu dan memohon kepadaKu. Mereka berdiri, duduk, ruku’, sujud untukKu. Mereka rindu dengan kasih sayangKu. Mereka Aku beri tiga kurniaan: Pertama, mereka Aku beri cahayaKu di dalam hati mereka, sehingga mereka dapat menyampaikan ajaranKu kepada manusia. Kedua, andaikata langit dan bumi dan seluruh isinya ditimbang dengan mereka, maka mereka lebih unggul dari keduanya. Ketiga, Aku hadapkan wajahKu kepada mereka. Kiranya engkau akan tahu, apa yang akan Aku berikan kepada mereka?”
Rujukan:-
Nahjul Balaghah hal 595 dan Al Hilya jilid 1 hal.. 80
Ihya’ Ulumuddin jilid IV hal 324 dan Jilid I hal 358

9. Mereka suka menangis dan mengingat Allah.
‘Iyadz ibnu Ghanam menuturkan bahwa ia pernah mendengar Rasulullah saw bersabda: “Malaikat memberitahu kepadaku: “Sebaik-baik umatku berada di tingkatan-tingkatan tinggi. Mereka suka tertawa secara terang, jika mendapat nikmat dan rahmat dari Allah, tetapi mereka suka menangis secara rahsia, kerana mereka takut mendapat siksa dari Allah. Mereka suka mengingat Tuhannya di waktu pagi dan petang di rumah-rumah Tuhannya. Mereka suka berdoa dengan penuh harapan dan ketakutan. Mereka suka memohon dengan tangan mereka ke atas dan ke bawah. Hati mereka selalu merindukan Allah. Mereka suka memberi perhatian kepada manusia, meskipun mereka tidak dipedulikan orang. Mereka berjalan di muka bumi dengan rendah hati, tidak congkak, tidak bersikap bodoh dan selalu berjalan dengan tenang. Mereka suka berpakaian sederhana. Mereka suka mengikuti nasihat dan petunjuk Al Qur’an. Mereka suka membaca Al Qur’an dan suka berkorban. Allah suka memandangi mereka dengan kasih sayangNya. Mereka suka membahagikan nikmat Allah kepada sesama mereka dan suka memikirkan negeri-negeri yang lain. Jasad mereka di bumi, tapi pandangan mereka ke atas. Kaki mereka di tanah, tetapi hati mereka di langit. Jiwa mereka di bumi, tetapi hati mereka di Arsy. Roh mereka di dunia, tetapi akal mereka di akhirat. Mereka hanya memikirkan kesenangan akhirat. Dunia dinilai sebagai kubur bagi mereka. Kubur mereka di dunia, tetapi kedudukan mereka di sisi Allah sangat tinggi. Kemudian beliau menyebutkan firman Allah yang artinya: “Kedudukan yang setinggi itu adalah untuk orang-orang yang takut kepada hadiratKu dan yang takut kepada ancamanKu.”

10. Jika mereka berkeinginan, maka Allah memenuhinya.
Dari Anas ibnu Malik ra berkata: “Rasul saw bersabda: “Berapa banyak manusia lemah dan dekil yang selalu dihina orang, tetapi jika ia berkeinginan, maka Allah memenuhinya, dan Al Barra’ ibnu Malik, salah seorang di antara mereka.”
Ketika Barra’ memerangi kaum musyrikin, para sahabat: berkata: “Wahai Barra’, sesungguhnya Rasulullah saw pernah bersabda: “Andaikata Barra’ berdoa, pasti akan terkabul. Oleh kerana itu, berdoalah untuk kami.” Maka Barra’ berdoa, sehingga kami diberi kemenangan.
Di medan peperangan Sus, Barra’ berdo’a: “Ya Allah, aku mohon, berilah kemenangan kaum Muslimin dan temukanlah aku dengan NabiMu.” Maka kaum Muslimin diberi kemenangan dan Barra’ gugur sebagai syahid.
Rujukan:-
Hadis riwayat Abu Nu’aim dalam Hilya jilid I, hal 16

11. Keyakinan mereka dapat menggoncangkan gunung.
Abdullah ibnu Mas’ud pernah menuturkan:
“Pada suatu waktu ia pernah membaca firman Allah: “Afahasibtum annamaa khalaqnakum ‘abathan”, pada telinga seorang yang pengsan. Maka dengan izin Allah, orang itu segera sedar, sehingga Rasuulllah saw bertanya kepadanya: “Apa yang engkau baca di telinga orang itu?” Kata Abdullah: “Aku tadi membaca firman Allah: “Afahasibtum annamaa khalaqnakum ‘abathan” sampai akhir surah.” Maka Rasul saw bersabda: “Andaikata seseorang yakin kemujarabannya dan ia membacakannya kepada suatu gunung, pasti gunung itu akan hancur.”
– Hadis riwayat Abu Nu’aim dalam Al Hilya jilid I hal 7


PEMBAHAGIAN WALI-WALI ALLAH

1. Al-Aqtab
Al Aqtab berasal dari kata tunggal Al Qutub yang mempunyai erti penghulu. Dari sini dapat kita simpulkan bahwa Al Aqtab adalah darjat kewalian yang tertinggi. Jumlah wali yang mempunyai darjat tersebut hanya terbatas seorang saja untuk setiap masanya. Seperti Abu Yazid Al Busthami dan Ahmad Ibnu Harun Rasyid Assity. Di antara mereka ada yang mempunyai kedudukan di bidang pemerintahan, meskipun tingkatan taqarrubnya juga mencapai darjat tinggi, seperti para Khulafa’ur Rasyidin, Al Hasan Ibnu Ali, Muawiyah Ibnu Yazid, Umar Ibnu Abdul Aziz dan Al Mutawakkil.

2. Al-A immah
Al Aimmah berasal dari kata tunggal imam yang mempunyai erti pemimpin. Setiap masanya hanya ada dua orang saja yang dapat mencapai darjat Al Aimmah. Keistimewaannya, ada di antara mereka yang pandangannya hanya tertumpu ke alam malakut saja, ada pula yang pandangannya hanya tertumpu di alam malaikat saja.

3. Al-Autad
Al Autad berasal dari kata tunggal Al Watad yang mempunyai erti pasak. Yang memperoleh darjat Al Autad hanya ada empat orang saja setiap masanya. Kami menjumpai seorang di antara mereka dikota Fez di Morocco. Mereka tinggal di utara, di timur, di barat dan di selatan bumi, mereka bagaikan penjaga di setiap pelusuk bumi.

4. Al-Abdal
Al Abdal berasal dari kata Badal yang mempunyai erti menggantikan. Yang memperoleh darjat Al Abdal itu hanya ada tujuh orang dalam setiap masanya. Setiap wali Abdal ditugaskan oleh Allah swt untuk menjaga suatu wilayah di
bumi ini. Dikatakan di bumi ini mempunyai tujuh daerah. Setiap daerah dijaga oleh seorang wali Abdal. Jika wali Abdal itu meninggalkan tempatnya, maka ia akan digantikan oleh yang lain. Ada seorang yang bernama Abdul Majid Bin Salamah pernah bertanya pada seorang wali Abdal yang bernama Muaz Bin Asyrash, amalan apa yang dikerjakannya sampai ia menjadi wali Abdal? Jawab Muaz Bin Asyrash: “Para wali Abdal mendapatkan darjat tersebut dengan empat kebiasaan, yaitu sering lapar, gemar beribadah di malam hari, suka diam dan mengasingkan diri”.

5. An-Nuqaba’
An Nuqaba’ berasal dari kata tunggal Naqib yang mempunyai erti ketua suatu kaum. Jumlah wali Nuqaba’ dalam setiap masanya hanya ada dua belas orang. Wali Nuqaba’ itu diberi karamah mengerti sedalam-dalamnya tentang hukum-hukum syariat. Dan mereka juga diberi pengetahuan tentang rahsia yang tersembunyi di hati seseorang. Selanjutnya mereka pun mampu untuk meramal tentang watak dan nasib seorang melalui bekas jejak kaki seseorang yang ada di tanah. Sebenarnya hal ini tidaklah aneh. Kalau ahli jejak dari Mesir mampu mengungkap rahsia seorang setelah melihat bekas jejaknya. Apakah Allah tidak mampu membuka rahsia seseorang kepada seorang waliNya?

6. An-Nujaba’
An Nujaba’ berasal dari kata tunggal Najib yang mempunyai erti bangsa yang mulia. Wali Nujaba’ pada umumnya selalu disukai orang. Dimana sahaja mereka mendapatkan sambutan orang ramai. Kebanyakan para wali tingkatan ini tidak merasakan diri mereka adalah para wali Allah. Yang dapat mengetahui bahawa mereka adalah wali Allah hanyalah seorang wali yang lebih tinggi darjatnya. Setiap zaman jumlah mereka hanya tidak lebih dari lapan orang.

7. Al-Hawariyun
Al Hawariyun berasal dari kata tunggal Hawariy yang mempunyai erti penolong. Jumlah wali Hawariy ini hanya ada satu orang sahaja di setiap zamannya. Jika seorang wali Hawariy meninggal, maka kedudukannya akan di-ganti orang lain. Di zaman Nabi hanya sahabat Zubair Bin Awwam saja yang mendapatkan darjat wali Hawariy seperti yang dikatakan oleh sabda Nabi:
“Setiap Nabi mempunyai Hawariy. Hawariyku adalah Zubair ibnul Awwam”.

Walaupun pada waktu itu Nabi mempunyai cukup banyak sahabat yang setia dan selalu berjuang di sisi beliau. Tetapi beliau saw berkata demikian, kerana beliau tahu hanya Zubair sahaja yang meraih darjat wali Hawariy. Kelebihan seorang wali Hawariy biasanya seorang yang berani dan pandai berhujjah.
 

Sample text

Sample Text

Sample Text