tag:blogger.com,1999:blog-44609644593739590782024-03-12T16:25:55.696-07:00GARIS MASA UMAT ISLAMBlog perkembangan Islam sejak zaman Rasulullah SAW hingga ke hari ini. Peristiwa, analisa dan ulasan berkaitan dimuatkan mengikut kesesuaian. Whatsapp Ust Hj Johari; 013-9709313 @ joharimorad313@gmail.com
suaramuhajirin313http://www.blogger.com/profile/07902956554315941910noreply@blogger.comBlogger2189125tag:blogger.com,1999:blog-4460964459373959078.post-69324641097925258792017-07-13T06:11:00.002-07:002017-07-13T06:11:25.852-07:00Kisah Seorang Wanita Pengikut Syiah Dii Kota Bandung,<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Nasib Menjadi Wanita Pengikut Syiah</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Kisah wanita berjilbab dari Wisma Fatimah di Jl. Alex Kawilarang 63 Bandung Jawa Barat yang mengidap penyakit kotor gonorhe (kencing nanah) akibat nikah mut’ah. Seperti dilaporkan oleh LPPI yang berkasnya disampaikan ke Kejaksaan Agung dan seluruh gubernur, mengutip ASA (Assabiqunal Awwalun) edisi 5, 1411H, hal. 44-47 dengan judul “ Pasien Terakhir “, seperti yang dimuat buku Mengapa Menolak Syi’ah halaman 270-273.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Berikut ini kisah selengkapnya:</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Untuk kedua kalinya wanita itu pergi ke dokter Hanung, seorang dokter spesialis kulit dan kelamin dikota Bandung. Sore itu ia datang sambil membawa hasil laboratorium seperti yang diperintahkan dokter dua hari sebelumnya. Sudah beberapa Minggu dia mengeluh merasa sakit pada waktu buang air kecil (drysuria) serta mengeluarkan cairan yang berlebihan dari vagina (vaginal discharge).~</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Sore itu suasana di rumah dokter penuh dengan pasien. Seorang anak tampak menangis kesakitan karena luka dikakinya, kayaknya dia menderita Pioderma. Disebelahnya duduk seorang ibu yang sesekali menggaruk badannya karena gatal. Diujung kursi tampak seorang remaja putri melamun, merenungkan acne vulgaris (jerawat) yang ia alami.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Ketika wanita itu datang ia mendapat nomor terakhir. Ditunggunya satu persatu pasien berobat sampai tiba gilirannya. Ketika gilirannya tiba, dengan mengucapkan salam dia memasuki kamar periksa dokter Hanung. Kamar periksa itu cukup luas dan rapi. Sebuah tempat tidur pasien dengan penutup warna putih. Sebuah meja dokter yang bersih. Dipojok ruang sebuah wastafel untuk mencuci tangan setelah memeriksa pasien serta kotak yang berisi obat-obatan.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Sejenak dokter Hanung menatap pasiennya. Tidak seperti biasa, pasiennya ini adalah seorang wanita berjilbab rapat. Tidak ada yang kelihatan kecuali sepasang mata yang menyinarkan wajah duka. Setelah wawancara sebentar (anamnese) dokter Hanung membuka amplop hasil laboraturium yang dibawa pasiennya. Dokter Hanung terkejut melihat hasil laboraturium. Rasanya adalah hal yang mustahil. Ada rasa tidak percaya terhadap hal itu. Bagaimana mungkin orang berjilbab yang tentu saja menjaga kehormatannya terkena penyakit itu, penyakit yang hanya mengenai orang-orang yang sering berganti-ganti pasangan sexsual.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Dengan wajah tenang dokter Hanung melakukan anamnese lagi secara cermat.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">+ “Saudari masih kuliah?”</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">– “Masih dok”</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">+ “Semester berapa?”</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">– “Semester tujuh dok!”</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">+ “Fakultasnya?”</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">– “Sospol”</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">+ “Jurusan komunikasi massa ya?”</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Kali ini ganti pasien terakhir itu yang kaget. Dia mengangkat muka dan menatap dokter Hanung dari balik cadarnya.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">– “Kok dokter tahu?”</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">+ “Aah,….tidak, hanya barangkali saja!”</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Pembicaraan antara dokter Hanung dengan pasien terakhirnya itu akhirnya seakan-akan beralih dari masalah penyakit dan melebar kepada persoalan lain yang sama sekali tidak ada hubungannya dengan masalah penyakit itu.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">+ “Saudari memang penduduk Bandung ini atau dari luar kota?</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Pasien terakhir itu nampaknya mulai merasa tidak enak dengan pertanyaan dokter yang mulai menyimpang dari masalah-masalah medis itu. Dengan jengkel dia menjawab.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">– “Ada apa sih Dok…..kok tanya macam-macam?”</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">+ “Aah enggak,……..barangkali saja ada hubungannya dengan penyakit yang saudari derita!”</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Pasien terakhir ini tampaknya semakin jengkel dengan pertanyaan dokter yang kesana-kemari itu. Dengan agak kesal dia menjawab.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">– “Saya dari Pekalongan”</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">+ “Kost-nya?”</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">– “Wisma Fathimah, jalan Alex Kawilarang 63”</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">+ “Di kampus sering mengikuti kajian Islam yaa”</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">– “Ya,..kadang-kadang Dok!”</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">+ “Sering mengikuti kajian Bang Jalal?”</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Sekali lagi pasien terakhir itu menatap dokter Hanung.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">– “Bang Jalal siapa?”</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Tanyanya dengan nada agak tinggi.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">+ “Tentu saja Jalaluddin Rachmat! Di Bandung siapa lagi Bang Jalal selain dia….kalau di Yogya ada Bang Jalal Muksin”</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">– “Yaa,…….kadang-kadang saja saya ikut”</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">+ “Di Pekalongan,……(sambil seperti mengingat-ingat) kenal juga dengan Ahmad Baraqba?”</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Pasien terakhir itu tampak semakin jengkel dengan pertanyaan-pertanyaan dokter yang semakin tidak mengarah itu. Tetapi justru dokter Hanung manggut-manggut dengan keterkejutan pasien terakhirnya. Dia menduga bahwa penelitian penyakit pasiennya itu hampir selesai. Akhirnya dengan suara yang penuh dengan tekanan dokter Hanung berkata.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">– “Begini saudari, saya minta maaf atas pertanyaan-pertanyaan saya yang ngelantur tadi, sekarang tolong jawab pertanyaan saya dengan jujur demi untuk therapi penyakit yang saudari derita,…………..”</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Sekarang ganti pasien terakhir itu yang mengangkat muka mendengar perkataan dokter Hanung. Dia seakan terbengong dengan pertanyaan apa yang akan dilontarkan oleh dokter yang memeriksanya kali ini.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">+ “Sebenarnya saya amat terkejut dengan penyakit yang saudari derita, rasanya tidak mungkin seorang ukhti mengidap penyakit seperti ini”</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">– “Sakit apa dok?”</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Pasien terakhir itu memotong kalimat dokter Hanung yang belum selesai dengan amat Penasaran.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">+ “Melihat keluhan yang anda rasakan serta hasil laboraturium semuanya menyokong diagnosis gonorhe, penyakit yang disebabkan hubungan seksual”</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Seperti disambar geledek perempuan berjilbab biru dan berhijab itu, pasien terakhir dokter Hanung sore itu berteriak,</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">– “Tidak mungkin!!!”</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Dia lantas terduduk dikursi lemah seakan tak berdaya, mendengar keterangan dokter Hanung. Pandangan matanya kosong seakan kehilangan harapan dan bahkan seperti tidak punya semangat hidup lagi. Sementara itu pembantu dokter Hanung yang biasa mendaftar pasien yang akan berobat tampak mondar-mandir seperti ingin tahu apa yang terjadi. Tidak seperti biasanya dokter Hanung memeriksa pasien begitu lama seperti sore ini. Barangkali karena dia pasien terakhir sehingga merasa tidak terlalu tergesa-gesa maka pemeriksaannya berjalan agak lama. Tetapi kemudian dia terkejut mendengar jeritan pasien terakhir itu sehingga ia merasa ingin tahu apa yang terjadi.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Dokter Hanung dengan pengalamannya selama praktek tidak terlalu kaget dengan reaksi pasien terakhirnya sore itu. Hanya yang dia tidak habis pikir itu kenapa perempuan berjilbab rapat itu mengidap penyakit yang biasa menjangkit perempuan-perempuan rusak. Sudah dua pasien dia temukan akhir-akhir ini yang mengidap penyakit yang sama dan uniknya sama-sama mengenakan busana muslimah. Hanya yang pertama dahulu tidak mengenakan hijab penutup muka seperti pasien yang terakhirnya sore itu. Dulu pasien yang pernah mengidap penyakit yang seperti itu juga menggunakan pakaian muslimah, ketika didesak akhirnya dia mengatakan bahwa dirinya biasa kawin mut’ah.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Pasiennya yang dahulu itu telah terlibat jauh dengan pola pikir dan gerakan Syi’ah yang ada di Bandung ini. Dari pengalaman itu timbul pikirannya menanyakan macam-macam hal mengenai tokoh-tokoh Syi’ah yang pernah dia kenal di kota Kembang ini dan juga kebetulan mempunyai seorang teman dari Pekalongan yang menceritakan perkembangan gerakan syi’ah di Pekalongan. Beliau bermaksud untuk menyingkap tabir yang menyelimuti rahasia perempuan yang ada didepannya sore itu.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">+ “Bagaimana saudari… penyakit yang anda derita ini tidak mengenai kecuali orang-orang yang biasa berganti-ganti pasangan seks. Rasanya ini tidak mungkin terjadi pada seorang muslimah seperti anda. Kalau itu masa lalu anda baiklah saya memahami dan semoga dapat sembuh, bertaubatlah kepada Allah,….atau mungkin ada kemungkinan yang lain,…?”</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Pertanyaan dokter Hanung itu telah membuat pasien terakhirnya mengangkat muka sejenak, lalu menunduk lagi seperti tidak memiliki cukup kekuatan lagi untuk berkata-kata. Dokter Hanung dengan sabar menanti jawaban pasien terakhirnya sore itu.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Beliau beranjak dari kursi memanggil pembantunya agar mengemasi peralatan untuk segera tutup setelah selesai menangani pasien terakhirnya itu.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">– “Saya tidak percaya dengan perkataan dokter tentang penyakit saya !” Katanya terbata-bata</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">+ “Terserah saudari,…….tetapi toh anda tidak dapat memungkiri kenyataan yang anda sandang-kan?”</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">– “Tetapi bagaimana mungkin mengidap penyakit laknat tersebut sedangkan saya selalu berada didalam suasana hidup yang taat kepada hukum Allah?”</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">+ “Sayapun berprasangka baik demikian terhadap diri anda,….tetapi kenyataan yang anda hadapi itu tidak dapat dipungkiri?”</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Sejenak dokter dan pasien itu terdiam. Ruang periksa itu sepi. Kemudian terdengar suara dari pintu yang dibuka pembantu dokter yang mengemasi barang-barang peralatan administrasi pendaftaran pasien. Pembantu dokter itu lantas keluar lagi dengan wajah penuh tanda tanya mengetahui dokter Hanung yang menunggui pasiennya itu.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">+ “Cobalah introspeksi diri lagi, barangkali ada yang salah,…….. sebab secara medis tidak mungkin seseorang mengidap penyakit ini kecuali dari sebab tersebut”</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">– “Tidak dokter,…….selama ini saya benar-benar hidup secara baik menurut tuntunan syari’at Islam,…..saya tetap tidak percaya dengan analisa dokter”</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Dokter Hanung mengerutkan keningnya mendengar jawaban pasiennya. Dia tidak merasa sakit hati dengan perkataan pasiennya yang berulang kali mengatakan tidak percaya dengan analisisnya. Untuk apa marah kepada orang sakit. Paling juga hanya menambah parah penyakitnya saja, dan lagi analisanya toh tidak menjadi salah hanya karena disalahkan oleh pasiennya. Dengan penuh kearifan dokter itu bertanya lagi,……..</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">+ “Barangkali anda biasa kawin mut’ah??</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Pasien terakhir itu mengangkat muka,</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">– “Iya dokter! Apa maksud dokter”?</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">+ “Itu kan berarti anda sering kali ganti pasangan seks secara bebas!</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">– “Lho,… tapi itukan benar menurut syari’at Islam dok! Pasien itu membela diri.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">+ “Ooo,…Jadi begitu,…kalau dari tadi anda mengatakan begitu saya tidak bersusah payah mengungkapkan penyakit anda. Tegasnya anda ini pengikut ajaran Syi’ah yang bebas berganti-ganti pasangan mut’ah semau anda. Ya itulah petualangan seks yang anda lakukan. Hentikan itu kalau anda ingin selamat”.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">– “Bagaimana dokter ini, saya kan hidup secara benar menurut syari’at Islam sesuai dengan keyakinan saya, dokter malah melarang saya dengan dalih-dalih medis”</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Sampai disini dokter Hanung terdiam. Sepasang giginya terkatup rapat dan dari wajahnya terpancar kemarahan yang sangat terhadap perkataan pasiennya yang tidak mempunyai aturan itu. Kemudian keluarlah perkataan yang berat penuh tekanan.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">+ “Terserah apa kata saudari membela diri,… anda lanjutkan petualangan seks anda, dengan resiko anda akan berkubang dengan penyakit kelamin yang sangat mengerikan itu, dan sangat boleh jadi pada suatu tingkat nanti anda akan mengidap penyakit AIDS yang sangat mengerikan itu,…atau anda hentikan dan bertaubat kepada Allah dari mengikuti ajaran bejat itu kalau anda menghendaki kesembuhan”.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">– “Ma..maaf, Dok, saya telah membuat dokter tersinggung!”</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Dokter Hanung hanya mengangguk menjawab perkataan pasiennya yang terbata-bata itu.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">+ “Begini saudari,…tidak ada gunanya resep saya berikan kepada anda kalau toh tidak berhenti dari praktek kehidupan yang selama ini anda jalani. Dan semua dokter yang anda datangi pasti akan bersikap sama,… sebab itu terserah kepada saudari. Saya tidak bersedia memberikan resep kalau toh anda tidak mau berhenti”.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">– “Ba…baik , Dok, …Insya Allah akan saya hentikan!”</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Dokter Hanung segera menuliskan resep untuk pasien terakhir itu, kemudian menyodorkan kepadanya.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">– “Berapa Dok?”</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">+ “Tak usahlah,….saya sudah amat bersyukur kalau anda mau menghentikan cara hidup binatang itu dan kembali kepada cara hidup yang benar menurut tuntunan dari Rosulullah. Saya relakan itu untuk membeli resep saja”.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Pasien terakhir dokter Hanung itu tersipu-sipu mendengar jawaban dokter Hanung</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">– “Terima kasih Dok,…….permisi”</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Perempuan itu kembali melangkah satu-satu dipelataran rumah Dokter Hanung. Ia berjalan keluar teras dekat bougenvil biru yang seakan menyatu dengan warna jilbabnya. Sampai digerbang dia menoleh sekali lagi ke teras, kemudian hilang ditelan keramaian kota Bandung yang telah mulai temaran disore itu</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">( sumber : Syiahindonesia.com</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Membela Sunnah, Menolak Syiah)</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Read more <a href="https://aslibumiayu.net/3778-kisah-seorang-wanita-pengikut-syiah-di-kota-bandung.html">https://aslibumiayu.net/3778-kisah-seorang-wanita-pengikut-syiah-di-kota-bandung.html</a></span></div>
</div>
suaramuhajirin313http://www.blogger.com/profile/07902956554315941910noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4460964459373959078.post-70765571795453849962017-07-07T23:23:00.000-07:002017-07-07T23:23:13.864-07:00Bagaimana Para Guru Menghadapi Karenah Pelajar? - Pesanan Untuk Ibu Bapa<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Mesej dari seorang yang berpengalaman dalam sistem pendidikan di dalam negara kita. Beliau menyaksikan satu sistem pendidikan yang melahirkan generasi yang tidak mampu berdikari bahkan bermasalah. Jika ada pun yang berjaya, kategori berjaya belum tentu dalam bentuk yang sempurna. Dalam banyak sudut yang lain pula, mereka yang dikatakan berjaya itu adalah orang yang gagal. Sebab itu dalam sesuatu sistem pendidikan, mesti berlaku secara rantaian kerjasama semua pihak dari hati dan jiwa yang ada rasa mahu membangunkan sistem yang berkualiti. Teras kualiti ialah rasa takutkan Allah. Awal Agama mengenal Allah!! Bacalah luahan hati beliau terhadap peranan dan sikap ibu bapa: </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Pesanan untuk semua ibu bapa... cikgu juga adalah ibu bapa kepada seseorang anak... peringatan untuk semua... mudah2an membantu membentuk anak2 dlm masyarakat yg perihatin...</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Tanamkan dalam hati bahawa;</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><b>1. Anak kita bukan baik sangat.</b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Walau kat rumah dia taat, dia mungkin nakal dibelakang kita. Jadi dia mungkin lawan cakap cikgu, pukul kawan dia, dan buat pelbagai perkara yang kita tak jangka.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><b><br /></b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><b>2. Bukan anak kita sorang aje kat dalam kelas tu.</b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Kita kat rumah paling banyak anak 6 7 orang. Itu pun kita tak mampu nak beri perhatian pada semua. Anak cakap banyak sikit kita dah suruh diam. Just imagine kita ada anak kembar seramai 40 orang. Macam tu lah apa yang cikgu alami sewaktu mengajar anak-anak kita.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><b>3. Anak kita juga pandai menipu.</b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><b><br /></b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Jangan percaya sangat dengan cerita2 anak kita. Dia mungkin menipu. Tak kiralah seyakin mana kita dengan kesolehan dia, dia mungkin menipu. Siasat dan jangan cepat melatah. Nanti kita yang malu.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><b>4. Anak kita layak dimarah.</b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Anak kita bukan malaikat. Dia tidak sempurna. Dia pasti melakukan banyak silap. Dia perlu dididik. Character dia di rumah dan di sekolah tak sama. Dia mungkin sangat annoying waktu di dalam kelas dan kita takkan tahu itu. Jika dia dimarah, itu tandanya gurunya sedang mendidiknya.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><b><br /></b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><b>5. Ingat semula kenapa kita hantar dia kesekolah.</b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Untuk dia jadi diva kah? Sampai tak boleh diusik.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Untuk dia jadi samseng? Sampai tak boleh dijentik.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Untuk dia jadi biadap? Sampai tak boleh dididik.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><b>6. Dia sedang dididik. Dengan cara yang kita suka, mahupun tidak suka.</b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Jika tak boleh terima orang lain didik dia dengan cara yang tak sama dengan didikan kita, jangan hantar dia ke sekolah. Kita tak boleh harapkan orang ikut cara kita. Cara kita tak semestinya betul.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><b>7. Kita tak mampu berikan semua ilmu yang diperlukannya.</b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Kita perlukan guru2. Kita mungkin pakar kimia, tapi kita tak tahu matematik, geography, biology dan sebagainya. Kita mengharapkan guru2 itu mencurahkan ilmu kepada anak kita. Hormati mereka.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><b>8. Duit bukan segalanya.</b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Kita mungkin kaya. Tapi duit tak mampu jadikan anak kita sempurna. Duit tak boleh membentuk akhlaknya. Dia perlu didik, diajar, dibentuk. Baru dia mampu menjadi manusia.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><b>9. Kita tak mampu membentuknya seorang diri.</b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Anak kita perlu dilatih hidup dengan masyarakat. Dia perlu diajar bagaimana menghadapi dunia yang ganas di luar sana. Dia perlukan sekolah sebagai langkah pertama untuk memahamkan dia bagaimana untuk survive di dunia ini. Guru2 itulah yang akan membantu kita membuatnya melihat dunia. Beri guru2 itu ruang untuk membantu kita.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><b>10. Kita bukanlah orang yang paling betul dalam dunia.</b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Cara guru dan kita mungkin berbeza. Tapi pengalaman mereka mendidik memang kita tak mampu menandinginya. Paling hebat kita didik 6 7 orang anak kita sendiri. Mereka dah didik 6 7 orang anak sendiri dan beratus malahan beribu anak-anak orang lain yang mereka didik seperti anak-anak mereka sendiri.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><b>11. Jangan sombong dengan guru2. Allah sebut darjat mereka tinggi di dalam al quran.</b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Mereka bukan sahaja bekerja kerana gaji, tapi mereka melakukan amal jariah dengan memberi ilmu yang bermanfaat kepada ribuan manusia, dan amal ini allah kira sahamnya walaupun setelah mereka meninggal dunia. </span><span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Amal kita?</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><br /></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><b>12. Ilmu anak kita takkan berkat tanpa redha gurunya.</b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Tanamkan itu dalam peribadi anak-anak kita. Yang 11A tapi jika biadap dengan guru belum tentu berkat ilmunya, belum pasti tenang hidupnya. A kurang tak apa. Asalkan tak kurang adabnya. Biar berkat ilmunya. Kejayaan akan datang dalam pelbagai cara.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><br /></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><b>13. Guru2 sentiasa mengingatkan anak kita agar hormat ibu bapanya.</b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Ibu bapa sentiasa menjadi sentimen utama yang digunakan oleh guru2 untuk menasihati anak-anak kita. Mengapa kita tak boleh buat perkara yang sama? Satu sahaja, kerana kita rasa kita lebih bagus dari segenap segi daripada guru2 anak-anak kita.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Justeru itu,</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Berlapang dadalah. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Ilmu itu bukan bilangan "A". </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Tapi apa yang anak kita dapat untuk dia jadikan panduan untuk jalani kehidupan di dunia dan diakhirat.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">terima kasih.</span></div>
</div>
suaramuhajirin313http://www.blogger.com/profile/07902956554315941910noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4460964459373959078.post-32651815885934569292017-07-06T16:29:00.000-07:002017-07-06T16:29:29.547-07:00Betulkah Ada Sahabat Meminum Darah Bekam Nabi SAW?<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Tajuk asal artikel berikut ialah: </span><b style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Bertabarruk Dengan Darah Nabi SAW</b></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><b><br /></b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><img height="640" src="http://ww1.utusan.com.my/pix/2011/1213/Utusan_Malaysia/Bicara_Agama/ba_01.1.jpg" width="483" /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><span style="font-size: x-small;">Rasulullah SAw memiliki banyak kelebihan yang dikurniakan oleh Allah kepadanya yang membolehkan kita mengambil berkat daripadanya. - Gambar hiasan</span> </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Minggu ini kita akan menyambung perbicaraan tentang mengambil berkat (bertabarruk) dengan nabi dalam kes-kes yang agak ganjil iaitu dengan meminum darah Nabi SAW.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Jika kita hanya memakai hukum akal dan adat kebiasaan semata-mata dalam menilai riwayat-riwayat ini nescaya sukar kita menerimanya dengan reda. Tetapi Islam mengajar kita bahawa akal harus tunduk kepada wahyu apabila kedua-duanya bertembung walaupun dalam kebanyakan hukum dan riwayat dalam Islam wahyu dan akal adalah selari. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Wahyu mengajar kita bahawa nabi SAW walaupun dari jenis manusia tetapi baginda bukanlah sama dan serupa dengan manusia biasa. Maka tidak menghairankan kita fizikal baginda termasuk peluh, darah malah sisa kumuhan baginda pun tidak sama hakikatnya dan hukumnya berbanding dengan manusia biasa. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Keistimewaan kurniaan Allah SWT ini harus kita lihat sebagai suatu kurniaan dan ketinggian kepada Islam dan umatnya jua, sehingga nabi sebagai tokoh terutama dan tertinggi bagi Islam dan umatnya diberi kelebihan yang sebegitu. Ia sesuai dengan ketinggian dan kemuliaan Islam dan umat Islam. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Para sahabat yang merupakan generasi yang paling memahami Islam dan hukum-hakamnya bertabarruk dengan sisa-sisa tubuh nabi SAW yang mulia itu dan tidak pula dilarang oleh Nabi SAW.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><b><br /></b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><b>Khabar mengenai Abdullah ibn Zubair </b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Daripada 'Amir ibn Abdullah ibn Zubair mengisahkan ayahnya pernah menceritakan kepadanya bahawa dia pernah datang kepada nabi ketika baginda sedang dibekam.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Setelah selesai dibekam, Baginda SAW bersabda: "Wahai Abdullah (ibn Zubair)! Pergilah kamu dengan membawa darah ini dan buanglah ia di tempat yang tidak seorang pun dapat melihat kamu."</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Setelah meninggalkan Rasulullah SAW, dia mengambil darah itu, lalu meminumnya. Apabila kembali semula, Rasulullah SAW bertanya: "Apakah yang telah kamu lakukan dengan darah itu?" Dia menjawab: "Aku telah sorokkannya di tempat yang sangat tersorok, yang aku tahu ia sememangnya tersembunyi daripada orang ramai."</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Baginda SAW bersabda: "Boleh jadi engkau telah meminumnya?" Dia menjawab: "Ya".</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Nabi SAW bersabda: "Kenapa kamu minum darah itu? Celakalah manusia daripada kamu dan terselamatlah kamu daripada manusia." (riwayat Al-Hakim, al-Bazzar, Al-Isobah dan oleh Al-Haithami dalam Majma')</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Abu Musa mengatakan bahawa Abu 'Asim berkata: "Mereka (para sahabat) berpendapat bahawa kekuatan yang terdapat pada Abdullah ibn Zubair itu disebabkan keberkatan darah tersebut."</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Dalam riwayat Imam al Dar Qutni daripada hadis Asma' binti Abu Bakar juga seperti itu. Dalam hadis tersebut dinyatakan: "Dan kamu tidak akan disentuh api neraka".</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Dalam kitab al Jauhar al-Maknun fi Zikr al-Qaba'il wa al-Butun disebutkan, bahawa setelah Abdullah ibn Zubair meminum darah Rasulullah SAW, meruap bau wangi kasturi daripada mulut Ibnu Zubair dan bau itu kekal di mulutnya sehingga dia disalib (syahid). (Dalam Al-Mawahib, al-Quatallani, 1:284)</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><b>Khabar daripada Safinah</b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Imam Tabrani meriwayatkan daripada Safinah r.a katanya: Suatu ketika, Nabi Muhammad SAW berbekam. Setelah itu, baginda bersabda: "Ambillah darah ini dan tanamlah ia daripada (dilihat) oleh binatang, burung dan manusia". Lalu, aku pun menyembunyikannya dan meminumnya. Kemudian, aku memberitahu hal itu kepada Rasulullah SAW, maka baginda pun ketawa. (Al-Haithami dalam Majma' mengatakan bahawa rijal Al-Tabrani adalah thiqah. 8:270)</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><b>Khabar Malik ibn Sinan</b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Dalam Sunan Sa'id ibn Mansur melalui jalan 'Amru ibn Sa'ib disebut: "Telah sampai berita kepadanya bahawa Malik ibn Sinan r.a, bapa Abu Sa'id al Khudri, tatkala muka Nabi Muhammad SAW luka dalam peperangan Uhud, dia menghisap darah baginda SAW sampai bersih dan nampak putih bekas lukanya." </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Nabi SAW bersabda: "Muntahkan darah itu!" Malik r.a menjawab: "Aku tidak akan memuntahkannya selama-lamanya." Bahkan, dia menelannya. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Nabi SAW bersabda: "Barang siapa ingin melihat seorang dari ahli syurga, maka lihatlah kepada orang ini." Ternyata, dia gugur syahid dalam peperangan Uhud.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Imam Tabrani juga meriwayatkan hadis seperti itu. Antara lain, disebutkan bahawa Rasulullah SAW bersabda: "Sesiapa yang mencampurkan darahku dengan darahnya, nescaya tidak akan disentuh api neraka". (Al-Haithami mengukuhkan hadis ini dalam Majma'nya, 8:270)</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><b>Pembekam lain yang minum darah nabi</b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Ibnu Hibban meriwayatkan dalam al-Dhu'afa', daripada Ibnu Abbas beliau berkata: "Nabi SAW pernah dibekam oleh seorang pemuda dari bangsa Quraisy. Setelah selesai dibekam, dia mengambil darah baginda SAW lalu membawanya ke balik dinding. Dia menoleh ke kanan dan ke kiri, tiada seorang pun yang kelihatan. Lalu dia menghisap darah itu hingga habis. Kemudian dia menghadap Nabi SAW." </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Baginda memerhatikan wajahnya, lalu bersabda: "Celakalah engkau. Apakah yang telah engkau lakukan dengan darah itu?" Dia menjawab: "Aku menyorokkannya di belakang dinding." Nabi SAW bertanya: "Di manakah engkau menyoroknya?" Dia menjawab: "Wahai Rasulullah! Aku tidak suka jika darahmu itu aku tumpahkan ke bumi. Sebenarnya darahmu itu ada di dalam perutku." Rasulullah SAW bersabda: "Pergilah. Engkau telah memelihara dirimu daripada api neraka." (Al-Qustallani, al-Mawahib al-Laduniyyah,1:284) </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><b>Hadis mengenai Barakah, pembantu Ummu Habibah r.a</b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Berkata al-Hafiz Ibnu Hajar: "Telah meriwayatkan Abdul Razzaq daripada Ibnu Juraij, beliau berkata: Aku diberitahu bahawa nabi pernah buang air kecil ke dalam sebuah bekas yang diperbuat daripada tembikar. Kemudian, baginda meletakkannya di bawah katilnya." </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Apabila baginda hendak mengambilnya kembali, ternyata bekas itu tidak mengandungi apa-apa. Rasulullah SAW bertanya kepada seorang perempuan yang bernama Barakah, pembantu Ummu Habibah yang datang bersamanya dari Habsyah: "Di manakah air kencing di dalam bekas itu?" Dia menjawab: "Aku telah meminumnya."</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Rasulullah SAW bersabda: "Semoga engkau beroleh kesihatan, wahai Ummu Yusuf!" Dia memang digelar dengan gelaran Ummu Yusuf. Selepas peristiwa itu, dia tidak pernah sakit, kecuali sakit yang mengakibatkan kematiannya. (Ibnu Hajar, al-Talkhis al Habir fi Takhrij Ahadith al-Syarh al-Kabir, (2: 32))</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Hadis ini diriwayatkan oleh Abu Daud dan al-Nasaei secara ringkas. Berkata al Hafiz al-Suyuti: "Ibnu Abdul Bar telah menyempurnakan penulisan hadis ini di dalam al-Isti'ab." Dalam hadis tersebut, Rasulullah SAW bertanya Barakah tentang air kencing yang terdapat di dalam bekas tersebut. Lalu Barakah berkata: "Aku telah meminumnya, wahai Rasulullah!" Seperti yang disebut oleh hadis. (Al-Suyuti, Sharh Sunan Al-Nasaei, 1:32).</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Artikel Penuh: </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><a href="http://ww1.utusan.com.my/utusan/info.asp?y=2011&dt=1213&pub=Utusan_Malaysia&sec=Bicara_Agama&pg=ba_01.htm#ixzz4m64gai00">http://ww1.utusan.com.my/utusan/info.asp?y=2011&dt=1213&pub=Utusan_Malaysia&sec=Bicara_Agama&pg=ba_01.htm#ixzz4m64gai00</a> </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">© Utusan Melayu (M) Bhd</span></div>
</div>
suaramuhajirin313http://www.blogger.com/profile/07902956554315941910noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4460964459373959078.post-39390663099008147022017-07-05T00:05:00.004-07:002017-07-05T00:05:50.321-07:00Ruh Rasulullah SAW Sentiasa Hadir<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="MsoNormal">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Ketahuilah, bahawa ruh Baginda Rasulullah SAW akan selalu
hadir dan berada di sisi para pecinta dan para perindunya. Bila-bila dan dimanapun
mereka berada.</span></div>
</div>
<div class="MsoNormal">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
</div>
<div class="MsoNormal">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Jika Allah SWT mengizinkan ruh Saiyidina Jaafar bin Abi Thalib
terbang dari Syurga menuju Madinah untuk mengirim salam kepada Baginda
Rasulullah SAW. Lalu bagaimana dengan ruh suci Rasulullah SAW sendiri...? </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Allah SWT
membebaskan ruh-ruh para Nabi untuk bertemu Baginda Rasulullah SAW pada malam
Isra' Miraj, Maka ruh Sayyidil Wujud Muhammad SAW memiliki kebebasan dan
kekuasaan yang lebih dari ruh-ruh lainnya.<o:p></o:p></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
</div>
<div class="MsoNormal">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Hal ini adalah kerana ruh Nabi Muhammad SAW adalah ruh yang paling mulia di
alam ini dan ruh paling agung di dunia ini. </span><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">(Al-Habib Umar bin Hafidz)</span></div>
</div>
<div class="MsoNormal">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
</div>
<div class="MsoNormal">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Kalam Al-Habib Umar bin Hafidz ini menunjukkan bahawa
Rasulullah SAW akan selalu hadir di Majlis para pecintanya, Majlis para
perindunya, Majlis Selawat, Kerana Baginda SAW sangat mencintai dan merindui umatnya jauh melebihi rasa cinta dan rindu mereka padanya. Allahu Akbar!!!</span></div>
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Sebab itu kenalah difahami bahawa hubungan Rasulullah saw dengan umat yang mencintai Baginda akan terus berlaku sepanjang zaman. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Pernah dalam satu masa ketika </span><span style="text-align: justify;">Sayyidi Syeikh Soleh El-Ja'afari Radhiallahu 'anhu sedang menyampaikan kuliahnya di Masjid Al-Azhar, tiba-tiba bersuara seorang lelaki bertanyakan tentang istilah 'madad' yang biasa diungkapkan oleh ahli Tarikat Ahmadiah, katanya: Ya syeikh! telah menegah oleh guruku tentang berkata "madad ya Rasulullah!!". </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="text-align: justify;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="text-align: justify;">Lalu jawab Syeikh Solleh El-Ja'afari: "Apa makna madad yang engkau faham? Ketika engkau pergi kepada seorang yang 'alim dan berkata engkau di hadapannya "madad"; maksudnya "ajarkan aku". </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="text-align: justify;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="text-align: justify;">Ketika engkau berkata kepada seorang wali, "madad!!"; maksudnya engkau meminta kepada wali itu doakan kebaikan. Ketika engkau berkata juga, "Madad Ya Rasulullah Sollahu 'alaihi wasallam"; maksudnya engkau meminta ampun "wahai pesuruh Allah". </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="text-align: justify;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="text-align: justify;">Kesimpulannya kalimah madad sepatutnya mesti mengetahui kepada mereka yang kita tujukan, samada wali atau orang 'alim atau Rasulullah Sollahu 'alaihi wasallam dan kepada siapa yang kita tujukan. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="text-align: justify;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="text-align: justify;">Maka hendaklah kita faham wahai saudaraku tentang makna madad yang sebenarnya. Ia bukan satu kalimah yang syirik, padahal madad adalah harus dengan bahawasanya kita faham maksud asalnya. Kita berkata Madad Ya Rasulullah Sollahu 'alaihi wasallam; maksudnya kita pohonkan dan panjatkan dengan shafa'at dan memohon ampun daripada Rasulullah Sollahu 'alaihi wasllam. Dan perkara ini adalah harus. Wallahu a'lam. </span></div>
</span><div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"></span></div>
</div>
</div>
suaramuhajirin313http://www.blogger.com/profile/07902956554315941910noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4460964459373959078.post-61684211106008855722017-07-04T23:44:00.001-07:002017-07-04T23:44:38.033-07:00Bolehkah Menghadirkan Mursyid Ketika Berzikir?<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: arial, helvetica, sans-serif;">Prof. Dr. H. Saidi Syekh Kadirun Yahya dalam fatwanya pada peringatan Hari Guru dan Hari Silsilah tanggal 20 Juni 1996, menegaskan tentang menghadirkan mursyid. Dalam fatwa itu beliau mengatakan salah satu metode berzikir dan beramal dalam tarikatullah Naqsyabandiyah adalah menghadirkan Syekh Mursyid sebagai imam rohani. Dengan hal ini akan mendapatkan konsentrasi penuh dalam berzikir dan beribadat. Sesungguhnya menghadirkan (menyertakan) Syekh Mursyid dalam berzikir dan beribadat tidak hanya terdapat dalam Tarikatullah Naqsyabandiyah saja, tetapi juga terdapat pada seluruh lembaga tarikat-tarikat muktabarah.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Sabda Rasulullah SAW, Ertinya : Menceritakan kepada kami Sofian bin Wakik, mengabarkan kepada kami Bapakku dari Sofian, dari ‘Asyim bin Ubaidillah, dari Salim, dari Ibnu Umar, dari Umar bin Khattab, bahwa sesungguhnya Umar bin Khattab pada waktu minta ijin kepada Nabi SAW untuk melaksanakan ibadat Umrah, maka Nabi bersabda, “Wahai saudaraku Umar, ikut sertakan aku/hadirkan aku, pada waktu engkau berdo’a nanti, dan jangan engkau lupakan aku”. Hadis ini adalah hadis Hasan Sahih. (H.R. Abu Daud dan Turmuzi).</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Demikian pula menurut riwayat Saidina Abu Bakar r.a. dan Saidina Ali r.a. menyampaikan kepada Rasulullah SAW bahwa mereka tidak pernah lupa, tapi selalu teringat kepada Rasulullah pada setiap melaksanakan ibadat bahkan sampai pada waktu di kamar kecil. Rasulullah membenarkan apa yang telah mereka alami itu. Para pakar Tarikat Naqsyabandiah sepakat membolehkan dan membenarkan untuk menghadirkan Syekh Mursyid karena fungsinya sebagai ulama pewaris Nabi, sebagai imam/pembimbing rohani, dengan tujuan agar orang yang berzikir dan beribadat itu terhindar dari segala was-was, rupa- rupa/pandangan-pandangan lain, bisikan-bisikan lain, perasaan-perasaan lain, yang diciptakan oleh iblis dan syetan yang selalu mengganggu orang-orang yang berzikir dan beribadat itu, padahal yang bersangkutan belum tinggi kualitas Iman dan Takwanya.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Rasulullah SAW bersabda, “Jadikanlah dirimu beserta dengan Allah, jika kamu belum bisa menjadikan dirimu beserta dengan Allah maka jadikanlah dirimu beserta dengan orang yang telah beserta dengan Allah, maka sesungguhnya orang itulah yang menghubungkan engkau (rohanimu) kepada Allah” (H.R. Abu Daud).</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Sabda Rasulullah SAW, Ertinya : Dari Abdullah bin Busrin r.a. berkata, bersabda Rasulullah SAW, “Sangat beruntunglah bagi orang yang melihat aku dan beriman kepadaku, sangat beruntung pula orang yang melihat orang yang telah melihat aku, demikian juga seterusnya orang yang telah melihat orang yang telah melihat aku tadi dan beriman kepadaku, dan beruntunglah kesemuanya dan bagi mereka semua mendapatkan sebaik- baik tempat kembali kepada Allah.” (H.R. Ath-Thabrani).</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Sabda Rasulullah SAW, Ertinya : Ya Ali, orang mu’min senantiasa tambah dalam agamanya selama tidak makan barang haram, dan barang siapa mencerai (menjauhi) ulama (jasmani dan rohani) maka matilah hatinya dan buta dari taat kepada Allah SWT (Syekh Abdul Wahhab Asy-Sya’rani, Washiyyatul Musthafa lil Imam Ali : 3). Sayyid Al Bakri dalam buku “Kifayatul Atqiyah”mengatakan, Artinya : Dan menyatakan pula kepada (zikir Allah, Allah) itu menghadirkan gurunya yang mursyid, agar menjadi teman dalam perjalanan menuju kepada Allah ta’ala (Sayyid Al Bakri, Kifayatul Atqiyah : 107).</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Sabda Rasulullah SAW, Ertinya : Barangsiapa melihat aku, maka betul-betul dia telah melihat aku. Sesungguhnya aku bisa menzahir dalam tiap-tiap rupa. (Sayyid Ahmad bin Idris, kitab Ruhus Sunnah Warauqun Nufusil .Mutma’innah : 147). Sabda Rasulullah SAW : Artinya : Barangsiapa memuliakan orang alim, maka sesungguhnya dia telah memuliakan aku. Barangsiapa memuliakan aku, sesungguhnya dia telah memuliakan Allah dan barangsiapa yang memuliakan Allah maka surgalah tempatnya (Jalaluddin Abdurrahman bin Abu Bakar as Suyuti, kitab “Lubabul Hadis” : 8).</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Sabda Rasulullah SAW, Ertinya : Barangsiapa melihat wajah orang alim (jasmani dan rohani) satu kali, dan dia bergembira, senang, menghayati dengan penglihatan itu, maka Allah ta’ala akan menjadikan dengan melihatnya itu, malaikat-malaikat yang memintakan ampun untuknya sampai hari kiamat. (Kitab Lubabul Hadis : 8).</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<br />
<div style="text-align: justify;">
</div>
<br />
<div style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; color: black; font-family: -webkit-standard; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; orphans: auto; text-align: justify; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: auto; word-spacing: 0px;">
<div style="margin: 0px;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Syekh Amin Al Kurdi menjadikan kisah Yusuf dengan Siti Zulaikha yang tidak jadi melaksanakan hubungan seksual, karena terbayang atau hadirnya dalam rohani ingatan Yusuf, yaitu ayahnya sendiri dan suami Zulaikha (Al Aziz, Perdana Menteri Mesir), betapa murkanya mereka ini nanti kalau terjadi perbuatan yang tidak susila itu. Syekh Amin Al Kurdi dan tokoh-tokoh sufi lainnya menjadikan Q.S. Yusuf 12 : 23 dan 24 ini sebagai dalil boleh dan perlunya menghadirkan mursyid supaya terhindar dari was-was iblis dan syetan. Yusuf menghadirkan ayahnya yitu Nabi Ya’cubdalam ingatan, sekaligus tersambung kepada Allah SWT, sehingga tercegahlah perbuatan tidak susila itu. Firman Allah SWT , Artinya : Dan wanita (Zulaikha) yang Yusuf tinggal di rumahnya menggoda Yusuf untuk menundukkan dirinya (kepadanya) dan dia menutup pintu-pintu, seraya berkata, “Marilah ke sini”. Yusuf berkata, “Aku berlindung kepada Allah, sungguh tuanku (Qithfir) telah memperlakukan aku dengan baik”. Sesungguhnya orang-orang yang zalim tiada akan beruntung. Sesungguhnya wanita itu telah bermaksud (melakukan perbuatan itu) dengan Yusuf. Dan Yusuf pun tentu akan bermaksud (melakukannya pula) dengan wanita itu andaikata dia tidak melihat tanda (dari) Tuhannya. Demikianlah, agar Kami memalingkan daripadanya kemungkaran dan kekejian. Sesungguhnya Yusuf itu termasuk hamba- hamba Kami yang terpilih. (Q.S. Yusuf 12 : 23 - 24). </span></div>
<div style="margin: 0px;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="margin: 0px;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Syekh Mursyid tidak memberi bekas karena yang memberi bekas hanya Allah SWT saja. Yang memberi bekas adalah kudrat dan iradat Allah SWT yang merupakan power dan frekuensi tak terhingga ( ), langsung dari Allah SWT, yang tersalur melalui Arwahul Muqaddasah para Nabi dan para RasulAllah, serta para Wali Allah dan kepada orang-orang saleh yang berzikir, baik lahir maupun batin bersama-sama dengan mereka. Syekh Mursyid sebagaimana halnya wali-wali Allah yang lain, bukan juga wasilah, tetapi pembawa wasilah atau wasilah carrier atau hamilul wasilah yang menyalurkan wasilah, power dan frekuensi tak terhingga ( ) dari Allah SWT. </span></div>
<div style="margin: 0px;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="margin: 0px;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Orang yang merabithkan rohaniahnya kepada rohaniah wali-wali yang ada padanya wasilah, maka dia akan langsung juga mendapatkan power dan frekuensi wasilah yang tak terhingga itu, sehingga faktor tak terhingga menjelma padanya yang disebut khariqul ‘adah, yang berbentuk ma’unah-ma’unah ataupun kekeramatan-kekeramatan. </span></div>
<div style="margin: 0px;">
<span style="font-family: arial, helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="margin: 0px;">
<span style="font-family: arial, helvetica, sans-serif;">Pengamal tarikat tidak boleh mengabaikan atau meninggalkan syariat, sebab antara keduanya merupakan kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Antara syariat dan tarikat adalah ibarat bawang. Kulit bawang itu sendiri sekaligus adalah isinya dari lapisan pertama sampai dengan lapisan terakhir. Kulit bawang adalah hakikat bawang itu sendiri dan sebaliknya, hakikat bawang adalah kulitnya itu sendiri. Begitu pulalah halnya antara syariat dan tarikat, antara syariat dan hakikat. Tarikat itu adalah pengamalan syariat itu sendiri.</span></div>
</div>
</div>
suaramuhajirin313http://www.blogger.com/profile/07902956554315941910noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4460964459373959078.post-14875628411384793422017-07-04T23:41:00.002-07:002017-07-07T22:18:54.532-07:00Siapakah Guru Mursyid?<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Ulama Mursyid</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Pengertian Kedudukan mursyid atau pemimpin peramalan dalam suatu tarikat menempati posisi penting dan menentukan. Seorang mursyid bukan hanya memimpin, membimbing dan membina murid-muridnya dalam kehidupan lahiriah dan pergaulan sehari-hari supaya tidak menyimpang dari ajaran-ajaran Islam dan terjerumus kedalam maksiat seperti berbuat dosa besar atau dosa kecil, tetapi juga memimpin, membimbing dan membina murid-muridnya melaksanakan kewajiban yang ditetapkan oleh syara’ dan melaksanakan amal-amal sunnah untuk bertaqarrub mendekatkan diri kepada Allah SWT.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Disamping memimpin yang bersifat lahiriah tersebut, seorang mursyid adalah juga pemimpin kerohanian bagi murid-muridnya, menuntun dan membawa murid-muridnya kepada tujuan tarikat guna mendapatkan ridla Allah SWT. Oleh sebab itu seorang mursyid pada hakikatnya adalah sahabat rohani yang sangat akrab sekali dengan rohani muridnya yang bersama-sama tak bercerai-cerai, beriring- iringan, berimam-imaman melaksanakan zikrullah dan ibadat lainnya menuju ke hadirat Allah SWT. Persahabatan itu tidak saja semasa hidup di dunia, tetapi persahabatan rohaniah ini tetap berlanjut sampai ke akhirat, walaupun salah seorang telah mendahului berpulang ke rahmatullah, dan telah sederetan duduknya dengan para wali Allah yang saleh.(Kadirun Yahya,1982 : 15-16).</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">As Syekh Muhammad Amin Al Kurdi dalam bukunya yang terkenal “Tanwirul Qulub” menjelaskan bahwa seorang murid/salik dalam usahanya menuju ke hadirat Allah SWT yang didahului dengan tobat, membersihkan diri rohani, kemudian mengisinya dengan amal-amal saleh haruslah mempunyai Syekh yang sempurna pada zamannya, yang melaksanakan ketentuan syariat berdasarkan Al Qur’an dan Al Hadis, dan mengikuti peramalan yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW secara berkesinambungan yang diteruskan oleh para ahli silsilah sampai pada zamannya. Seorang mursyid yang silsilahnya berkesinambungan sampai dengan Nabi Muhammad SAW, haruslah mendapatkan izin atau statuta dari mursyid sebelumnya. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Dengan demikian seorang mursyid haruslah telah mendapatkan pendidikan yang sempurna, sudah arif billah, seorang wali yang mendapat izin atau statuta dari mursyid sebelumnya. Seorang murid/salik yang bertarikat tanpa Syekh maka mursyidnya adalah syetan. (Amin Al Kurdi, 1994 : 353). Syekh Abu Yazid Al Busthami, Artinya : “Orang yang tidak mempunyai Syekh Mursyid, maka syekh mursyidnya adalah syetan.” </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Pengertian Mursyid dijelaskan oleh Prof. Dr. H. Saidi Syekh Kadirun Yahya dalam beberapa buku dan ceramahnya bahwa Mursyid itu bukan wasilah, tapi Mursyid itu adalah pembawa wasilah atau hamilul wasilahatau wasilah carrier,menggabungkan wasilah itu kepada wasilah yang telah ada pada rohaniah Rasulullah SAW. Sebagai pemimpin rohani mursyid mempunyai sifat-sifat kerohanian yang sempurna, bersih dan kehidupan batin yang murni. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Mursyid adalah orang yang kuat sekali jiwanya, memiliki segala keutamaan, dan mempunyai kemampuan makrifat. Mursyid merupakan kekasih Tuhan. Secara khusus mendapat berkah daripada-Nya, dan sekaligus menjadi pembawa wasilah dari hamba kepada Tuhannya. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Pada dirinya terkumpul makrifat sempurna tentang syariat Tuhan, mengetahui berbagai penyakit rohani dan tahu cara pengobatannya. Sebagai kekasih Allah, Mursyid mendapat anugerah kemampuan untuk mendatangkan maunah-maunah atau karamah-karamah. Syekh Mursyid dalam melaksanakan tugasnya mempunyai predikat-predikat sesuai dengan tingkat dan bentuk pengajaran yang diberikan kepada murid-muridnya. Predikat-predikat itu dapat saja terkumpul dalam diri satu orang atau ada pada beberapa orang. Predikat itu antara lain :</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">(1) Syaikh al-Iradah, yaitu tingkat tertinggi dalam tarikat yang iradahnya (kehendaknya) telah bercampur dan bergabung dengan hukum Tuhan, sehingga dari syekh itu atau atas pengaruhnya orang yang meminta petunjuk menyerahkan jiwa dan raganya secara total.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">(2) Syaikh al-Iqtida’, yaitu guru yang tindak tanduknya sebaiknya ditiru oleh murid, demikian pula perkataan dan perbuatannya seyogyanya diikuti.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">(3) Syaikh at-Tabarruk, yaitu guru yang selalu dikunjungi oleh orang-orang yang meminta petunjuk, sehingga berkahnya melimpah kepada mereka.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">(4) Syaikh al-Intisab, ialah guru yang atas campur tangan dan sifat kebapakannya, maka orang yang meminta petunjuknya akan beruntung, lantaran bergantung kepadanya. Dalam hubungan ini orang itu akan menjadi khadamnya (pembantunya) yang setia, serta rela menerima berbagai perintahnya yang berkaitan dengan tugas-tugas keduniaan.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">(5) Syaikh at- Talqin, adalah guru kerohanian yang membantu setiap individu anggota tarikat dengan berbagai do’a atau wirid yang selalu harus diulang-ulang.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">(6) Syaikh at-Tarbiyah, adalah guru yang melaksanakan urusan-urusan para pemula dalam suatu lembaga tarikat. Tempat tinggal syekh biasanya disebut Zawiyah, dan di tempat itu dia dibantu oleh para khadam dalam menjalankan tugasnya(Ensiklopedi Islam 3, 1994 : 303). </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">B. Dalil-Dalil Banyak dalil naqli Al Qur’an maupun Al Hadis, yang menjelaskan tentang fungsi dan kedudukan Mursyid. Menjelaskan dalil naqli tersebut kita temui pula Qaulul Arifin yaitu kata-kata mutiara sufi yang telah arif billah menjelaskan fungsi dan kedudukan mursyid tersebut dalam suatu tarikatullah. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Firman Allah SWT, Artinya : Barang siapa yang diberi petunjuk oleh Allah, dialah orang yang mendapat petunjuk dan siapa yang dibiarkan-Nya sesat, maka tidak ada seorang pemimpin (Wailyyam Mursyida) pun yang memberinya petunjuk (Q.S. Al Kahfi 18 : 17). </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Firman Allah SWT, Artinya : Barang siapa mentaati Allah dan Rasul, maka mereka itu bersama-sama dalam deretan orang- orang yang diberikan Allah kurnia pada mereka yaitu para Nabi, para shidiqin, orang-orang syahid dan orang-orang yang saleh. Adalah sebaik-baiknya bersahabat dengan mereka (Q.S. An Nisa’ 4 : 69). </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Firman Allah SWT, Hai orang-orang beriman bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah kamu bersama-sama dengan orang- orang yang benar (Q.S. At Taubah 9 : 119). Dari Q.S Al Kahfi 18 : 17 tersebut dapat disimpulkan bahwa Mursyid itu adalah seorang wali yang berfungsi sebagai pembimbing rohani dari seorang yang mendapat hidayah dari Allah SWT. Dari Q.S. An Nisa’ 4 : 69 juga Q.S. At Taubah 9 : 119 Mursyid itu termasuk kelompok orang- orang yang benar dan orang-orang yang saleh. Tafsir Al Maraghi V : 128, menjelaskan tentang tafsir Q.S. Al Kahfi 18 : 17bahwa Ashabul Kahfi adalah contoh orang yang mendapat petunjuk, memperoleh jalan yang benar dan mendapat kemenangan dunia akhirat. Mereka itu adalah orang yang mendapat irsyad/petunjuk dari Allah SWT, sedangkan orang yang sesat adalah orang yang tidak mendapatkan hidayah irsyad/petunjuk itu dan tidak pula mendapatkan seseorang yang menunjukinya (mursyid) maka larutlah dia dalam keadaan sesat itu.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Sabda Rasulullah SAW, Ertinya : Dari Usman bin Affan r.a. d ia berkata, Rasulullah bersabda, “Di hari kiamat, yang memberi syafaat ada tiga golongan yaitu para nabi, para ulama, dan para syuhada.” (H.R. Ibnu Majah).</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Sabda Rasulullah SAW, Ertinya : Dari Abu Sa’id, sesungguhnya Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya sebagian dari umatku ada yang memberi syafaat kepada golongan besar dari manusia, sebagian dari mereka ada yang memberi syafaat kepada satu suku, sebagian dari mereka ada yang memberi syafaat kepada satu orang, sehingga mereka masuk surga semuanya.” (H.R. Tarmizi).</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Sabda Rasulullah SAW, Ertinya : “Jadikanlah dirimu beserta dengan Allah, jika kamu belum bisa menjadikan dirimu beserta dengan Allah maka jadikanlah dirimu beserta dengan orang yang telah beserta dengan Allah, maka sesungguhnya orang itulah yang menghubungkan engkau (rohanimu) kepada Allah”. (H.R. Abu Daud) Yang dimaksud dengan ulama dalam hadis riwayat Ibnu Majah dan orang yang memberi syafaat dalam hadis riwayat Tarmizi termasuk para Mursyid. Dalam sabda Rasulullah orang yang telah beserta dengan Allah itu termasuk para wali mursyid.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">C. Syarat-syarat Berdasarkan pengertian tentang Mursyid dan dalil-dalilnya, maka tidak semua orang bisa menjadi mursyid. Walaupun fungsi Mursyid itu sama dengan fungsi guru yaitu memimpin, membimbing dan membina murid-muridnya, tapi bidangnya adalah rohani yang sangat halus yang berpusat pada lubuk hati sanubari. Jadi sifatnya tidak kelihatan, ghaib atau metafisika. Pelajaran yang diberikan mursyid kepada muridnya merupakan transfer of spiritual yaitu Iman dan Takwa (Imtak). Adapun fungsi guru yang kita kenal adalah transfer of knowledge. Dia mengajarkan masalah-masalah ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek). </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Menurut Al Mukarram Saidi Syekh Prof. Dr. H. Kadirun Yahya ada delapan syarat utama bagi seorang mursyid itu, yaitu :</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">1). Pilihlah guru yang mursyid, yang dicerdikkan Allah SWT dengan izin dan ridho-Nya bukan dicerdikkan oleh yang lain-lain.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">2). Kamil lagi Mukammil (sempurna dan menyempurnakan), yang diberi kurnia oleh Allah, karena Allah. 3). Memberi bekas pengajarannya (kalau ia mengajar atau mendo’a berbekas pada si murid, si murid berubah ke arah kebaikan), berbekas pengajarannya itu, dengan izin dan ridla Allah, Biiznillaahi.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">4). Masyhur ke sana ke mari, kawan dan lawan mengakui, ia seorang guru besar.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">5). Tidak dapat dicela pengajarannyaoleh orang yang berakal, karena tidak bertentangan dengan Al Qur’an, Al Hadis dan akal/ilmu pengetahuan.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">6). Tidak mengerjakan hal yang sia-sia, umpamanya membuat hal-hal yang tidak murni halalnya.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">7). Tidak setengah kasih kepada dunia, karena hatinya telah bulat penuh kasih kepada Allah. Dia ada giat bergelora dalam dunia, bekerja hebat dalam dunia, tetapi tidak karena kasih kepada dunia itu, tetapi karena prestasinya itu adalah sebagai wujud pengabdiannya kepada Allah SWT. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">8). Mengambil ilmu dari “Polan” yang tertentu ; Gurunya harus mempunyai tali ruhaniah yang nyata kepada Allah dan Rasul dengan silsilah yang nyata. Di kalangan sufi atau tarikat, berguru itu yang penting tidak hanya mendapatkan pelajaran atau ilmu pengajaran, tetapi yang lebih penting lagi dalam belajar dengan Syekh Mursyid itu adalah beramal intensif dan berkesinambungan, serta memelihara adab dengan Syekh Mursyid sebaik-baiknya. Dengan cara ini seseorang murid antara lain akan mendapatkan Ilmu Ladunni langsung dari Allah SWT yang berbentuk makrifah karena terbukanya hijab. Inilah yang dimaksud dengan syarat nomor satu tersebut. Syarat yang terpenting lainnya bahwa seseorang mursyid itu harus mempunyai silsilah dan statuta yang jelas dari gurunya, seperti yang tersebut pada syarat nomor delapan. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">As Syekh Muhammad Amin Al Kurdi dalam buku Tanwirul Qulubnya ada 24(duapuluh empat) syarat yang harus dipenuhi oleh seorang Mursyid yaitu :</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">1). Mempunyai pengetahuan yang cukup tentang Syariah dan Akidah yang dapat menjawab, dan memberikan penjelasan bila mereka bertanya tentang itu.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">2). Mengenal dan arif tentang seluk beluk kesempurnaan dan peranan hati serta mengetahui pula penyakit-penyakit, kegelisahan-kegelisahannya dan mengetahui pula cara-cara mengobatinya.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">3). Bersifat kasih sayang sesama muslim terutama kepada muridnya. Apabila seorang mursyid melihat muridnya tidak sanggup meninggalkan kebiasaan-kebiasaan jeleknya maka ia harus bersabar dan tidak mencemarkan nama baiknya. Dia juga harus terus menerus memberi nasehat, memberi petunjuk sampai muridnya itu kembali menjadi orang baik.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">4). Mursyid harus menyembunyikan atau merahasiakan aib dari murid-muridnya.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">5). Tidak tersangkut hatinya kepada harta muridnya dan tidak pula bermaksud untuk memilikinya.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">6). Memerintahkan kepada murid apa yang harus dilaksanakan dan melarang apa yang harus ditinggalkan. Untuk itu Mursyid harus memberi contoh sehingga ucapannya menjadi berwibawa.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">7). Tidak duduk terus menerus bersama dengan muridnya kecuali sekedar hajat yang diperlukan. Kalau dia bermuzakarah memberi pelajaran kepada murid-muridnya haruslah memakai kitab-kitab yang muktabarsupaya mereka bersih dari kotoran yang terlintas dalam hati, dan supaya mereka dapat melaksanakan ibadat yang sah dan sempurna.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">8). Ucapannya hendaklah bersih dari senda gurau dan olok-olok, tidak mengucapkan sesuatu yang tidak perlu.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">9). Hendaklah selalu bijaksana dan lapang dada terhadap haknya. Tidak boleh minta dihormati, dipuji atau disanjung-sanjung dan tidak membebani murid dengan sesuatu yang tidak sanggup dilaksanakannya dan tidak menyusahkan mereka.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">10). Apabila dia melihat seorang murid yang kalau banyak duduk semajelis dengannya, bisa mengurangi kewibawaan dan kebesarannya, hendaklah si murid itu segera disuruh berkhalwat yang tidak begitu jauh darinya.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">11). Apabila ia melihat kehormatan terhadap dirinya sudah berkurang dalam anggapan hati murid- muridnya, hendaklah ia segera mengambil langkah-langkah yang bijaksana untuk mencegahnya, sebab yang demikian ini adalah musuh yang terbesar.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">12). Tidak lalai untuk memberi petunjuk kepada mereka, tentang hal-hal untuk kebaikan murid- muridnya.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">13). Apabila murid menyampaikan sesuatu yang dilihatnya dalam mukasyafah maka hendaklah ia tidak memperpanjang percakapan tentang itu. Karena kalau mursyid memperpanjang pembicaraannya tentang penglihatan murid tadi, mungkin murid itu akan merasa martabatnya sudah tinggi dan ini akan merusak citranya.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">14). Mursyid wajib melarang murid-muridnya membicarakan rahasia tarikat kepada orang yang bukan ikhwannya kecuali terpaksa. Mursyid juga mencegah pembicaraan tentang sesuatu yang luar biasa yang dialaminya walaupun dengan sesama ikhwan, sebab yang demikian ini akan menimbulkan rasa sombong dan takabur atau menganggap dirinya lebih tinggi dari yang lain.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">15). Mursyid hendaklah berkhalwat pada tempat yang khusus dan tidak memperkenankan orang lain masuk kecuali orang-orang yang telah ditentukan.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">16). Mursyid hendaklah menjaga agar muridnya tidak melihat segala gerak-geriknya, tidurnya, makan dan minumnya, sebab yang demikian bisa mengurangi penghormatan murid terhadap syekh yang bercerita dan mempergunjingkannya yang merusak kemaslahatan murid itu sendiri.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">17). Tidak membiarkan murid terlalu banyak makan, karena banyak makan itu memperlambat tercapainya latihan yang diberikan oleh Mursyid, dan banyak makan itu menjadikan murid itu budak perut.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">18). Melarang murid-muridnya semajelis dengan mursyid lain, sebab yang demikian membahayakan keadaan murid itu sendiri. Tetapi apabila dia melihat pergaulan itu tidak akan mengurangi kecintaan dan tidak pula akan menggoyahkan pendirian muridnya, maka boleh saja mursyid membiarkan muridnya semajelis dengan syekh lain.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">19). Harus mencegah muridnya sering mengunjungi pejabat-pejabat atau para hakim, supaya murid jangan terpengaruh, dan bisa menghambat tujuannya untuk menuju akhirat.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">20). Tutur kata dan tegur sapa hendaklah dilaksanakan dengan sopan santun dan lemah lembut dan tidak boleh berbicara kasar atau memaki-maki.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">21). Apabila seorang murid mengundangnya maka hendaklah dia menerima undangan itu dengan penuh penghormatan dan penghargaan.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">22). Apabila mursyid duduk bersama muridnya, hendaklah dia duduk dengan tenang, sopan, tertib dan tidak gelisah dan tidak banyak menoleh kepada mereka. Tidak tidur bersama mereka, tidak melunjurkan kaki. Para murid harus percaya bahwa mursyid itu mempunyai sifat-sifat terpuji yang menjadi ikutan dan panutan mereka.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">23). Apabila mursyid menerima kedatangan murid, hendaklah dia menerimanya dengan senang hati, tidak dengan muka yang masam dan apabila murid meninggalkannya hendaklah mursyid mendo’akannya tanpa diminta. Apabila Mursyid datang kepada muridnya, hendaklah ia berpakaian rapi, bersih dan bersikap yang sebaik-baiknya.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">24). Apabila seorang murid tidak hadir di majelis zikir, hendaklah ia bertanya dan meneliti apa sebabnya. Kalau dia sakit, hendaklah dia jenguk atau ada keperluan hendaklah ia bantu atau karena ada suatu halangan hendaklah dia mendo’akannya.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">As Syekh Amin Al Kurdi berkesimpulan bahwa sifat mursyid harus meneladani sifat-sifat Rasulullah menghadapi sahabat-sahabatnya sesuai dengan kemam-puannya (Amin Al Kurdi, 1994 : 453-455). </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Imam Al Ghazalimenyatakan bahwa murid tak boleh tidak harus mempunyai syekh yang memimpinnya, sebab jalan iman adalah samar, sedangkan jalan Iblis itu banyak dan terang. Barang siapa yang tak mempunyai syekh sebagai petunjuk jalan dia pasti akan dituntun oleh Iblis dalam perjalanannya itu. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<!--EndFragment--></div>
<div class="post-body entry-content" id="post-body-287467852496648168" itemprop="description articleBody" style="-webkit-text-size-adjust: auto; -webkit-text-stroke-width: 0px; color: black; font-family: Arial, Tahoma, Helvetica, FreeSans, sans-serif; font-size: 13px; font-style: normal; font-variant-caps: normal; font-weight: normal; letter-spacing: normal; line-height: 1.4; orphans: auto; position: relative; text-align: start; text-indent: 0px; text-transform: none; white-space: normal; widows: auto; width: 536px; word-spacing: 0px;">
<div style="clear: both;">
</div>
</div>
</div>
suaramuhajirin313http://www.blogger.com/profile/07902956554315941910noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4460964459373959078.post-18188799562051335522017-07-04T23:31:00.001-07:002017-07-04T23:31:27.908-07:00Mengukur Ikhlas? Bolehkah?<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Dalam ajaran Islam, ikhlas merupakan roh amal atau jiwa ibadah. Ia jadi penentu apakah amal ibadah kita diterima atau ditolak yang mana bila amal ibadah tidak ikhlas, maka ia tidak ada nilaian di sisi Allah atau tidak ada harganya lagi. Sebaliknya kalau ikhlas dalam beramal, Allah terima dan diberi ganjaran yang tidak ternilai. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Bagaimanakah yang dikatakan ikhlas ini jadi penentu? Amal ibadah ini umpama seorang manusia. Bila nyawa (roh) sudah tidak ada, ia akan jadi bangkai. Bangkai mesti dibuang ke kubur kerana nilai kemanusiaannya sudah tidak ada lagi di waktu itu. Dia tidak layak lagi bergaul dengan orang yang hidup. Walaupun dia seorang ratu cantik, orang terpaksa buang juga kerana ia akan jadi busuk, berulat dan reput menjadi tanah. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Begitulah dengan amal ibadah kita ini. Kalau tidak ada roh-nya atau tidak ada jiwanya, yakni tidak ikhlas, Allah anggap seperti bangkai yang kotor lagi busuk, yang tidak ada harganya. Tidak layak untuk Allah menerimanya dan tidak layak diberi ganjaran pahala. Bahkan akan dicampak balik ke muka kita sekalipun seluruh makhluk-makhluk Allah di langit dan di bumi semuanya memuji-muji amal ibadahnya cantik, baik dan bernilai. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Manusia hanya menilai dengan mata lahir sahaja maka yang kelihatan, amal ibadahnya itu banyak, cantik dan berakhlak. Sedangkan Allah dapat melihat yang batinnya. Sekalipun amal itu sedikit, jika ikhlas, Allah tetap menganggapnya banyak. Sedangkan amal ibadah yang banyak tetapi tidak ikhlas, Allah tetap menganggapnya sedikit atau macam amalan yang tidak wujud. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Begitulah penting dan bernilainya ikhlas itu. Allah mahu agama-Nya yang suci murni itu diamalkan secara suci pula yakni tidak dicelahi dengan sebarang bentuk hati busuk. Tidak dicelahi dengan rasa riyak, ujub, ingin dipuji, hendak nama, ingin dinilai dengan mata dunia atau dengan tujuan menolak kemudaratan manusia. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Dalam hal ini Allah ingatkan: “Ingatlah, hanya kepunyaan Allah-lah agama yang bersih (khalis).” (Az Zumar: 3) Juga di ayat lain: “Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan (mengikhlaskan) ketaatan kepada-Nya dalam menjalankan agama yang lurus. Dan supaya mereka mendirikan sembahyang dan menunaikan zakat dan yang demikian itulah agama yang lurus.” (Al Baiyinah: 5) </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Untuk melakukan ikhlas ini sangat susah dan sulit terutama dalam sebarang amal ibadah seperti yang kita bincangkan dalam bab sebelum ini kerana hati itu amat seni sekali. Nafsu itu sangat tersembunyi perasaan halusnya dan sangat payah dikesan. Untuk menguasainya amat sulit. Ia berbolak-balik setiap hari dan berubah-ubah pula setiap waktu dan detik. Perjalanannya tidak menentu. Bertukar-tukar dari ujub, riyak, sombong, dengki, gila puji, gila nama, ingin dinilai dengan harga dunia dan susah untuk didisiplinkan. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Amal ibadah itu selalu terdorong ke arah kepentingan-kepentingan dunia ini. Riyak, ujub dan lain-lain sifat mazmumah itu paling payah dihindari kerana gerakannya terlalu halus. Macam desiran semut, tidak dapat didengar bunyinya. Kita tidak terasa kemahuan-kemahuan nafsu atau dorongan-dorongan kemahuan hati yang jahat kerana halusnya itu. Inilah yang dikatakan syirik khafi. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Kalau tidak disuluh dengan pandangan mata hati (basirah), ia tidak akan terasa adanya. Salafussoleh, bila kenangkan hal-hal begini, mereka selalu menangis. Mereka paling takut terhadap syirik khafi ini. Takut ibadah mereka tidak ada harga di sisi Allah. Takut mereka akan muflis di Akhirat sedangkan untuk dapatkan ikhlas terlalu susah. Ikhlas hanya milik Allah. Ia adalah rahsia-Nya yang Dia sahaja yang tahu. Hatta para malaikat pun tidak tahu. Mereka hanya tahu amal lahir sahaja. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Sebab itu dalam sejarah pernah diceritakan betapa susahnya untuk dapatkan sifat ikhlas ini sebagaimana yang digambarkan oleh Sayidina Muaz. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Rasulullah SAW bersabda: “Puji syukur ke hadrat Allah SWT yang menghendaki agar makhluk-Nya menurut kehendak-Nya. Wahai Muaz!” Jawabku: “Ya Saiyidil Mursalin.” </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Sabda Rasulullah SAW: “Sekarang aku akan menceritakan kepadamu, bahawa apabila dihafalkan (diambil perhatian) olehmu akan berguna tetapi kalau dilupakan (tidak dipedulikan) olehmu maka kamu tidak akan mempunyai hujah di hadapan Allah kelak. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Hai Muaz, Allah itu menciptakan tujuh malaikat sebelum Dia menciptakan langit dan bumi. Setiap langit ada seorang malaikat yang menjaga pintu langit dan tiap-tiap pintu langit dijaga oleh malaikat penjaga pintu menurut kadarnya pintu dan keagungannya. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Malaikat yang memelihara amalan si hamba akan naik ke langit membawa amalan itu ke langit pertama. Penjaga akan berkata kepada malaikat Hafazah: ‘Saya penjaga tukang umpat. Lemparkan balik amalan ini ke muka pemiliknya kerana saya diperintahkan untuk tidak menerima amalan tukang umpat.” </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Esoknya naik lagi malaikat Hafazah membawa amalan si hamba. Di langit kedua penjaga pintunya berkata: “Lemparkan balik amalan ini ke muka pemiliknya sebab dia beramal kerana mengharapkan keduniaan. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Allah memerintahkan supaya ditahan amalan ini jangan sampai lepas ke langit yang lain.” Kemudian naik lagi malaikat Hafazah ke langit ketiga membawa amalan yang sungguh indah. Penjaga langit berkata: “Lemparkan balik amalan ini ke muka pemiliknya kerana dia seorang yang sombong.” </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Rasulullah SAW meneruskan sabdanya: “Berikutnya malaikat Hafazah membawa lagi amalan si hamba ke langit keempat. Lalu penjaga langit itu berkata: Lemparkan balik amalan ini ke muka empunyanya. Dia seorang yang ujub. Allah memerintahkan aku menahan amalan yang ujub.” </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Seterusnya amalan si hamba yang lulus di langit kelima dalam keadaan bercahaya-cahaya dengan jihad, haji, umrah dan lain-lain tetapi di pintu langit kelima penjaganya berkata: “Ini adalah amalan tukang hasad. Dia sangat benci pada nikmat yang Allah berikan pada hamba-Nya yang lain. Dia tidak redha dengan kehendak Allah. Sebab itu Allah perintahkan amalannya dilemparkan balik ke mukanya. Allah tidak terima amalan pendengki dan hasad.” </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Di langit keenam, penjaga pintu akan berkata: “Saya penjaga rahmat. Saya diperintahkan untuk melemparkan balik amalan yang indah ini ke muka pemiliknya kerana dia tidak pernah mengasihi orang lain. Kalau orang mendapat musibah dia merasa senang. Sebab itu amalan ini jangan melintasi langit ini.’ </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Malaikat Hafazah naik lagi membawa amalan si hamba yang lepas hingga langit ketujuh. Rupa cahayanya bagaikan kilat dan suaranya bergemuruh. Di antara amalan itu ialah sembahyang, puasa, sedekah, jihad, warak dan lain-lain lagi. Tetapi penjaga pintu langit berkata: ‘Saya ini penjaga sum’ah (ingin masyhur). Sesungguhnya si pengamal ini ingin masyhur dalam kumpulan-kumpulan dan selalu ingin tinggi di saat berkumpul dengan kawan-kawan yang sebaya dan ingin mendapat pengaruh dari para pemimpin. Allah memerintahkan padaku agar amalan ini jangan melintasiku. Tiap-tiap amalan yang tidak bersih kerana Allah maka itulah riyak. Allah tidak akan menerima dan mengkabulkan orang-orang yang riyak.” </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Kemudian malaikat Hafazah itu naik lagi dengan membawa amal hamba yakni sembahyang, puasa, zakat, haji, umrah, akhlak yang baik dan pendiam, zikir pada Allah, diiringi malaikat ke langit ketujuh hingga sampai melintasi hijab-hijab dan sampailah ke hadrat Allah SWT. Semua malaikat berdiri di hadapan Allah dan semua menyaksikan amalan itu sebagai amalan soleh yang betul-betul ikhlas untuk Allah. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Tetapi firman Tuhan: “Hafazah sekalian, pencatat amal hamba-Ku, Aku adalah pengintip hatinya dan Aku lebih mengetahui apa yang dimaksudkan oleh hamba-Ku ini dengan amalannya. Dia tidak ikhlas pada-Ku dengan amalannya. Dia menipu orang lain, menipu kamu (malaikat Hafazah) tetapi tidak boleh menipu Aku. Aku adalah Maha Mengetahui. Aku melihat segala isi hati dan tidak akan terlindung bagi-Ku apa saja yang terlindung. Pengetahuan-Ku atas apa yang telah terjadi adalah sama dengan pengetahuan-Ku atas apa yang bakal terjadi. Pengetahuan-Ku atas orang yang terdahulu adalah sama dengan pengetahuan-Ku atas orang-orang yang datang kemudian. Kalau begitu bagaimana hamba-Ku ini menipu Aku dengan amalannya? Laknat-Ku tetap padanya.” </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Dan ketujuh-tujuh malaikat beserta 3000 malaikat yang mengiringinya pun berkata: ‘Ya Tuhan, dengan demikian tetaplah laknat-Mu dan laknat kami sekalian bagi mereka.’ Dan semua yang di langit turut berkata: ‘Tetaplah laknat Allah kepadanya dan laknat orang yang melaknat’.” </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Sayidina Muaz kemudian menangis teresak-esak dan berkata: “Ya Rasulullah, bagaimana aku boleh selamat dari apa yang diceritakan ini?” Sabda Rasulullah SAW: “Hai Muaz, ikutilah Nabimu dalam soal keyakinan.” </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Muaz bertanya kembali: “Tuan ini Rasulullah sedangkan saya ini hanya Muaz bin Jabal. Bagaimana saya boleh selamat dan boleh lepas dari bahaya tersebut?” Sabda Rasulullah SAW: “Ya begitulah, kalau dalam amalanmu ada kelalaian maka tahanlah lidahmu jangan sampai memburukkan orang lain. Ingatlah dirimu sendiri pun penuh dengan aib, maka janganlah mengangkat diri dan menekan orang lain. Jangan riyak dengan amal supaya amal itu diketahui orang. Jangan termasuk orang yang mementingkan dunia dengan melupakan Akhirat. Kamu jangan berbisik berdua ketika di sebelahmu ada orang lain yang tidak diajak berbisik. Jangan takabur pada orang lain nanti luput amalanmu dunia dan Akhirat dan jangan berkata kasar dalam suatu majlis dengan maksud supaya orang takut padamu. Jangan mengungkit-ungkit apabila membuat kebaikan. Jangan merobekkan peribadi orang lain dengan mulutmu, kelak engkau akan dirobek-robek oleh anjing-anjing jahanam.” Sebagaimana firman Allah yang bermaksud: “Di Neraka itu ada anjing-anjing perobek badan manusia.” </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Muaz berkata: “Ya Rasulullah, siapa yang tahan menanggung penderitaan semacam itu?” Jawab Rasulullah SAW: “Muaz, yang kami ceritakan itu akan mudah bagi mereka yang dimudahkan Allah SWT. Cukuplah untuk menghindar semua itu, kamu menyayangi orang lain sebagaimana kamu mengasihi dirimu sendiri dan benci apa yang berlaku kepada orang lain apa-apa yang dibenci oleh dirimu sendiri. Kalau begitu kamu akan selamat dan dirimu pasti akan terhindar.” </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Amal ibadah akan tertolak percuma ibarat debu-debu ber-terbangan kalau keikhlasan hati tidak ada. Untuk menentukan amal ibadah itu ikhlas bukan boleh ditentukan dengan kata-kata. Misalnya: “Saya beri ini dengan penuh ikhlas.” “Saya buat ini ikhlas untuk awak.” “Kutujukan ikhlas untukmu.” “Saya yang ikhlas.” “Saya bantu awak dengan ikhlas hati.” Tidak perlu disebut ikhlas. Tidak usah ungkapkan kata-kata tersebut. Ikhlas itu bahasa hati atau kerja hati. Kalau disebut, ternyata tidak ikhlas. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Sebab itu diam sahaja lebih baik. Kita tidak tahu apakah kita ikhlas atau tidak. Malaikat yang kerohaniannya tajam pun tidak tahu, mengapa kita yang kerohaniannya tidak tajam mengaku kita ikhlas. Inilah tanda tidak ikhlas. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Kalau begitu bagaimana hendak mengesan amal ibadah itu ikhlas atau tidak? </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Kita bawa contoh-contoh di bawah ini sebagai panduan untuk mengukur keikhlasan kita. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">1. Apakah kita sembahyang, wirid, zikir, doa dan baca Quran di rumah dengan di masjid ada perbezaan? Di rumah kita buat cepat-cepat dan lebih kurang sahaja sedangkan di masjid kita lakukan dengan penuh teratur, tertib, sopan, dengan suara sedap atau cuba sedap-sedapkan suara kita. Ertinya kita buat lebih baik bila berada di masjid yakni di depan orang ramai. Itu tandanya tidak ikhlas. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">2. Pernahkah kita tidak buat sembahyang sunat sewaktu di rumah tetapi kita buat atau buat lebih banyak kalau di masjid? Kita buat kerana takut orang kata atau malu pada orang. Itu tanda tidak ikhlas. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">3. Kalau ada orang puji, apakah ada rasa berbunga, sedap dan suka hati? Waktu dikeji adakah rasa marah atau sempit dada dan sedih? Kalau terasa megah atau sedih, ertinya belum ikhlas. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">4. Apakah kita menderma dengan bersyarat, misalnya mesti ditulis dalam daftar atau disiarkan dalam akhbar dan tv? Kalau tidak, kita tidak mahu menderma untuk masjid, surau, anak yatim, sekolah Islam dan lain-lain lagi. Atau terpaksa ditulis nama kita pada mana-mana batu asas. Kalau tidak, kita tidak menderma. Itu tanda tidak ikhlas. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">5. Adakah kita membaca Al-Quran bertujuan untuk dapat hadiah besar atau piala dan lain-lain? Kalau tidak kita malas atau langsung tidak membacanya. Ini tanda tidak ikhlas. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">6. Cuba kita renung-renungkan, adakah kita buat kebaikan kemudian suka sebut-sebut atau dengan harapan supaya orang itu balas kebaikan kita? Apakah selepas kita berbuat baik pada seseorang, kemudian bila dia lukakan hati kita, langsung kita berkata di depan atau di belakangnya: “Tidak patut engkau buat begini pada aku. Aku dah banyak tolong engkau. Kalau aku tak tolong selama ini, susah engkau. Memang orang tak kenang budi.” Ini juga tanda tidak ikhlas. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">7. Pernahkah kita menderma hanya di depan orang tetapi kalau secara sembunyi, kita tidak menderma? Ini juga tidak ikhlas. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">8. Apakah kita suka segala kebaikan hanya dicetus oleh kita sahaja? Bila orang lain yang buat kebaikan itu, kita tidak suka. Ini juga tidak ikhlas. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">9. Adakah waktu kita berjawatan, kerana ada gaji dan elaun maka kita aktif dan gigih berjuang memperkatakan Islam? Kita bersyarah merata-rata tempat. Tapi bila tidak ada jawatan, kita tidak minat buat kerjakerja itu lagi. Atau kita ditukar jawatan, bukan jawatan agama lagi, langsung kita tidak minat sebut Islam lagi. Ini ada udang di sebalik batu namanya, tanda tidak ikhlas. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">10. Apakah kalau pergi berdakwah di tempat yang jauh itu kita pandang pada elaun? Kalau tidak ada mileage dan elaun kita tidak pergi. Atau kalau pergi pun dengan hati yang berat. Terpaksa. Ini juga tanda tidak ikhlas. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">11. Apakah kita ghairah menyebut Islam ini hanya dalam pidato-pidato atau seminar-seminar saja tetapi dalam perbualan-perbualan biasa tidak sibuk mengatakannya? Ertinya tidak sebut langsung fasal Islam. Ini juga tidak ikhlas kerana ada motif nama dan kemasyhuran. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">12. Adakah kita sanggup mengajar hanya kerana kita diberi gaji? Kalau tidak ada gaji, kita tidak sanggup? Atau kalau mengajar juga secara terpaksa kerana takut dikatakan, ‘Ada ilmu, tapi tidak sampaikan ilmu!’. Itu tanda tidak ikhlas. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">13. Pernahkah kita memperkatakan Islam itu hanya sewaktu-waktu kita harapkan dapat kerusi di Parlimen? Atau hendak tambat hati rakyat dengan harapan parti kita dapat memerintah? Tapi bila tidak ada kerusi lagi atau sudah tua, kita tidak sibuk-sibuk lagi memperjuangkan Islam. Ini ada kepentingan diri namanya. Juga tidak ikhlas. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">14. Adakah kita buat teguran hanya pada orang-orang kecil atau orang bawahan sahaja? Tetapi bila tuan-tuan di atas kita buat kesalahan, kita tidak berani hendak tegur? Ini tanda tidak ikhlas. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">15. Adakah di depan ramai sahaja kita kuat jaga disiplin? Berlakon jadi baik. Bila di belakang orang, hilang disiplin. Mulalah tidak dapat hendak kawal mata keranjang. Mula tidak dapat mengawal telinga, dan tidak berakhlak. Ini berakhlak tidak ikhlas namanya. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">16. Adakah bila kita ada jawatan dalam kampung atau di masjid atau apa-apa juga jawatan dalam masyarakat, baru mahu berkorban? Tetapi bila tidak ada jawatan, tidak mahu berkorban lagi. Itu tanda kerja kita tidak ikhlas. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">17. Renungkanlah, apakah kita mahu belajar Islam kerana ada jaminan masa depan? Kalau tidak, mungkin kita tidak belajar. Atau tidak bersungguh-sungguh belajar Islam. Ini juga tidak ikhlas. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">18. Pernahkah kita beri bantuan kerana orang itu berbuat baik kepada kita? Sedangkan kalau orang tidak berbuat baik pada kita, kita tidak suka membantunya, walaupun orang itu patut dibantu. Ini juga tidak ikhlas. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">19. Adakah kita rasa tidak senang bila ada orang sekali-sekala menggantikan kita berceramah atau bersyarah di tempat-tempat kebiasaan kita. Atau kita rasa bangga atau rasa senang hati kerana dia membantu kerja-kerja kita buat kebaikan? Jika tidak, ini juga tidak ikhlas. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">20. Pernahkah terjadi dalam mana-mana mesyuarat atau mana-mana perbincangan, kita mahu biarlah cadangan-cadangan yang baik dan bagus hanya datang dari kita? Kalau ada orang lain turut sama memberi pandangan walaupun baik, kita rasa tidak senang? Ini tanda tidak ikhlas. Orang yang ikhlas, dia mahu orang lain juga dapat memperkatakan kebenaran. Bukan hanya melalui dirinya seorang. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">21. Adakah depan orang ramai saja ilmu Islam itu jadi bualan kita tetapi bila berhadapan dengan anak isteri, kita bungkam? Malas hendak memperkatakan Islam. Tidak ghairah hendak sebut hal-hal Islam atau hal-hal perjuangan. Ini juga kerana bermotif nama dan kemasyhuran. Depan anak isteri mana dapat nama atau kemasyhuran. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">22. Adakah kita hantar anak belajar di satusatu sekolah kerana mengharapkan didikan, tarbiah dan akhlak yang baik? Bukan kerana jaminan sijil atau dapat kerja? Atau sebaliknya yakni kalau tidak ada sijil atau tidak ada jaminan kerja, kita tidak hantar anak kita walaupun sekolah itu baik didikannya? Ini juga tidak ikhlas. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">23. Adakah kita menutup aurat kerana orang suruh atau menutup aurat ini hanya di tempattempat yang tertentu sahaja? Atau di majlis-majlis rasmi sahaja seperti majlis kematian. Atau menampakkan sebahagian anggota yang terlarang atau pakaian terlalu ketat atau jarang? Atau bertudung untuk bermegah-megah? Ini semua tidak ikhlas. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">24. Seorang yang pernah kita beri bantuan kerana dia patut menerima lantaran kemiskinan atau kesusahannya, kemudian dia cacatkan hati kita, apakah kita terus memberikan bantuan itu? Kalau kita teruskan memberi bantuan itu kepadanya, itu tanda ikhlas. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Cukuplah setakat ini contoh-contoh yang lumrah berlaku di tengah-tengah kehidupan kita. Agar ia menjadi kayu pengukur sejauh mana keikhlasan kita selama ini. Kita tentu ada pengalaman bersama dalam salah satu hal-hal yang berlaku di atas. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Kalau begitu ukurlah diri masing-masing, apakah usaha-usaha, kerja-kerja dan amal ibadah sudah ikhlas atau belum? Untuk mendapat ikhlas amat susah. Tetapi bila tidak ada ikhlas, ertinya tidak ada roh amal. Tidak ada nyawa ibadah. Walaupun manusia itu nampaknya hebat, di sisi Allah, tidak ada apa-apa nilai. Kosong. Ibarat 'habaan mansura' yakni habuk-habuk yang berterbangan, hilang begitu sahaja. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Oleh itu marilah kita sama-sama berdoa kepada Allah SWT: “Ya Allah jadikan kami orang yang ikhlas. Jadikan usaha kami kerana-Mu. Jangan diselit di hati kami selain-Mu. Pimpinlah kami wahai Tuhan. Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Agar usaha-usaha kami tidak sia-sia. Amin. Ya Rabbal’alamin. Ya Mujibassailin, Wahai Tuhan yang menunaikan segala permintaan orang yang meminta.” </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Sesungguhnya orang-orang yang ikhlas itu balasannya ialah syurga seperti sabda Rasulullah SAW: Allah SWT berfirman, “Aku menyediakan bagi hamba-hamba-Ku yang soleh (ikhlas), apa yang belum terlihat oleh mata dan belum terdengar oleh telinga dan tidak pernah terlintas dalam hati.” (Muttafaqun ‘Alaih)</span></div>
</div>
suaramuhajirin313http://www.blogger.com/profile/07902956554315941910noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4460964459373959078.post-54640270367142644132017-07-03T09:27:00.000-07:002017-07-03T09:27:04.384-07:00 Khutbah Imam Katolik Yang Menggemparkan<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Seorang Imam Besar Katolik Ortodoks Rusia, Dmitri Smirnov, menyampaikan sebuah khutbah gereja yang menggemparkan di depan ratusan jemaatnya.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Dia mengatakan masa depan Rusia akan menjadi milik pemeluk Islam. Berikut ini ceramahnya kepada jemaatnya sebagaimana Muslimina beritakan:</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Kalian lihat, ketika umat Islam merayakan hari besar keagamaannya, tidak satu pun orang yang berani melewati mereka, karena di seluruh dunia di masjid-masjid dan jalan-jalan kota di padati ribuan juta umat Islam yang sedang bersujud kepada Tuhannya.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Saksikanlah, barisan jutaan umat manusia yang beribadah dengan sangat teratur dan mengikuti shaf mereka masing-masing, dan hal itu tidak perlu diajarkan. Mereka berbaris dengan tertib tanpa harus diperintah.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Lalu dimana kalian bisa melihat pemeluk Kristen seluruh dunia, bisa beribadah bersama? Dan hal itu tidak ada dalam Kristen, kalian tidak akan pernah melihatnya.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Lihatlah mereka, orang Muslim kerap membantu dengan sukarela tanpa berharap imbalan, tapi pemeluk Kristen malah sebaliknya.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Kalian tanyakan pada wanita tua itu (sambil menunjuk wanita yang lumpuh yang berada di gerejanya). Menurut wanita tua itu, seorang pengemudi Muslim sering menyediakan jasa transportasinya untuk mengantarkannya ke gereja di Moskow.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Dan setiap wanita tua itu ingin memberinya upah, tapi pengemudi Muslim selalu menolaknya dengan alasan bahwa Islam melarang mengambil upah pada wanita lansia, jompo, dhuafa dan anak-anak yatim di berbagai panti dan yayasan.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Dengarkanlah persaksiannya, padahal wanita tua itu bukan ibu atau kerabatnya, tapi pengemudi Muslim mengatakan dalam Islam wajib menghormati orang yang lebih tua, apalagi orang tua yang lemah dan tak berdaya tersebut.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Keikhlasan pribadi pengemudi Muslim tersebut tidak ada ditemukan dalam pemeluk Kristen yang mengajarkan kasih. Tapi justu sebaliknya, pengemudi Kristen bisa tanpa belas kasih meminta upah atas jasa transportasinya pada wanita tua itu. Dia katakan layak mendapat upah karena itu adalah profesinya sebagai jasa transportasinya.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Seorang Muslim malah lebih dekat dengan Sang Mesiah, tapi orang Kristen hanya ingin uang. Apakah kalian tidak merasakan?</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Bagaimana dalam prosesi penebusan dosa, siapa saja harus membayar kepada pendetamu, entah itu miskin atau manula, wajib memaharkannya sebagai ritual pengampunan dosa.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Saksikan juga, seorang Muslim tidak tertarik untuk mengambil upah pada orang-orang lansia. Mereka begitu ikhlas dengan sukarela membawakan barang-barang serta belanjaan wanita tua itu. Sampai sang wanita tua itu hendak berdoa ke gereja, sang pengemudi Muslim setia antar jemput wanita tua itu.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Inilah kenapa saya mengatakan masa depan Rusia akan menjadi milik mayoritas pemeluk Islam dan negeri ini akan mnjadi milik Islam. Kalian lihat pribadi yang berbudi luhur dan santun, mampu membuat dunia tercengang, ternyata akhlak Muslim lebih mulia daripada jemaat Kristen.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Kalian mendengar bahwa Islam dituduhkan sebagai agama teroris, tapi itu hanya isu belaka yang pada kenyataannya umat Islam lebih mengedepankan tata krama serta kesopanan.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Walau mereka difitnah sebagai teroris, tapi populasi jumlah mualaf di Eropa dan Rusia makin ramai berdatangan ke tempat ibadah orang Muslim untuk memeluk Islam, karena para mualaf tahu betul bahwa Islam tidak sekejam yang dunia tuduhkan.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Sekarang dan selamanya, masa depan Rusia akan menjadi milik umat Islam. Di masa depan adalah kembalinya kejayaan Islam. Lihat populasi Muslim di Rusia, telah berjumlah 23 juta dan pemeluk Kristen mengalami penurunan menjadi 18 juta, lalu sisa yang lainnya masih tetap komunis.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Ini sebuah fakta bahwa Islam sekarang menjadi agama terbesar di Rusia. Di utara bekas pecahan negara Uni Soviet mayoritas Muslim yaitu Republik Chechnya, Tajikistan, Kazakhstan, Uzbeckistan dan Dagestan. Lalu umat Islam telah menjamah di kota-kota besar Rusia termasuk Moskow.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Imam Besar mengakhiri khutbahnya dan turun ke mimbarnya dengan mata yang berair, di mana para jemaatnya masih terpaku dan terharu, tidak menyangka seorang Imam Besar Katolik bisa mengagungkan orang Muslim.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Sebagian jemaat ada yang menangis melihat cara ajaran Islam, ternyata berbudi luhur dan tidak layak di sebut “teroris”.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">SUMBERNYA. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">https://youtu.be/E_1oRMeumP4</span></div>
</div>
suaramuhajirin313http://www.blogger.com/profile/07902956554315941910noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4460964459373959078.post-18661883225638853882017-07-03T09:21:00.001-07:002017-07-03T09:21:56.437-07:00Sedutan Khutbah Raya Aidil Fitri GISBH<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-family: "trebuchet ms"; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";">Marilah kita bersyukur kepada Allah SWT kerana telah mengurniakan nikmat dapat
berpuasa dan beribadah di bulan Ramadhan tahun ini. Marilah juga kita bersyukur
kerana pagi ini kita dapat bertakbir bertahmid serta menunai solat sunat Aidil
Fitri. Ini semua adalah belas kasihan Allah kepada kita dengan keberkatan
para kekasih Allah.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-family: "trebuchet ms"; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";">Sebagai
bukti syukur kita kepada Allah SWT, di pagi raya yang mulia ini, marilah kita
kuatkan azam dengan keyakinan yang lebih untuk terus berjuang bagi pihak Allah
dan RasulNya, untuk menegakkan sistem hidup Islam sekali gus menumpaskan apa
juga cara hidup selainnya. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "trebuchet ms"; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";">Sistem
hidup Islam yang kita lagangkan ini mesti berlaku pada bila-bila masa sahaja
dan dimana-mana pun jua. Sistem ini adalah sistem yang ada mata rantainya. Ia
tidak putus bahkan saling terhubung, saling kait mengait. Apa yang penting
setiap orang daripada kita mestilah memahami bahawa kita termasuk dalam sistem
ini secara otomatik. Justeru itu apabila kita berhari raya, ziarah menziarahi, kita
tetap tidak terpisah dari sistem ini. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "trebuchet ms"; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "trebuchet ms"; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";">Islam menyruh kita masuk dalam sistem ini secara kaffah atau keseluruhan. Firman Allah di dalam Al-Quran: <i>"Wahai orang-orang yang beriman, masuklah kamu di dalam agama Islam secara keseluruhan. D</i></span><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; text-align: justify;"><i>an janganlah kamu mengikuti jejak langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu untuk kamu adalah musuh yang jelas.</i></span><span style="font-family: 'trebuchet ms';"><i>!!</i>" - </span><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"> Al-Baqarah ayat 208.</span></div>
</div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-family: "trebuchet ms"; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";">Hakikatnya
kita mahu berhari raya dalam keadaan hati kita terus dipandu dan di pimpin untuk kekal rasa tidak layak berhari raya, untuk kekal rasa bersalah, rasa
sedih dengan pemergian Ramadhan, rasa gagal menghayati Ramadhan, rasa berdosa
kerana masih ada rasa berbuat amal kebaikan dan rasa cemas dengan nikmat berhari raya pada
hari ini sedangkan kita merasakan memang kita tidak layak berhari raya. Jadi
dalam kita menziarahi, bermaaf-maafan, bertemu rakan taulan serta sanak
saudara, kita mesti menjadi contoh dan model kepada masyarakat. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-family: "trebuchet ms"; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";">Apa
yang lebih penting semasa hari raya ini, ialah kita hendak pastikan semua anak-anak
kita kekal terkepung dalam sistem hidup berTuhan yang di amanahkan kepada
kita untuk memperjuangkannya. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-family: "trebuchet ms"; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";">Hendaklah
diingat bahawa tidak ada kompromi dalam soal ini. Mana boleh kita biarkan anak
isteri hanyut dalam suasana lalai, lagha dan merosakkan jiwa mereka. Kita kena
bertanggung jawab tentang pendidikan anak-anak dan berhati-hati ketika berhari
raya bersama keluarga.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-family: "trebuchet ms"; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";">Sebab
itu, kita sendiri kena kuat keyakinan terhadap sistem hidup Islam. Sistem ini tidak
ada galang gantinya. Ketegasan kita itulah nilai kita di sisi Tuhan. Jika
kita lemah keyakinan, pastilah ini semua tak akan boleh dipertahankan. Hasilnya
anak kita yang sudah lama terdidik terasuh dengan sistem hidup Islam di asrama,
boleh dirosakkan walau hanya sehari dua di rumah keluarga di kampung. Rancangan
TV yang merosakkan, pergaulan bebas antara sesama sepupu dan sebagainya boleh
mencarikkan sistem hidup Islami yang sekian lama kita asuh pada anak-anak kita
diasrama. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-family: "trebuchet ms"; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";">Inilah
yang membimbangkan kita bila kita pulang berhari raya membawa anak isteri
bertemu keluarga. Sebab itu harus diingat jika kita tidak serius dalam soal ini
ertinya kitalah yang menggagalkan cita-cita perjuangan. Ingatlah, perjuangan menegakkan sistem hidup berTuhan ini adalah perjuangan hidup mati
kita. Mana boleh ianya dirosakkan oleh tangan-tangan kita sendiri!<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-family: "trebuchet ms"; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";">Sebagai
pejuang, kita memikul amanah sebagai duta Allah dan rasul di mana sahaja kita berada. Hakikatnya apa
saja yang kita lakukan, semuanya dikaitkan dengan kedudukan kita sebagai golongan yang ada cita-cita Islam. Jadi apabila kita pulang berhari raya bertemu dengan<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>kaum kerabat serta keluarga di kampung,
perkara-perkara berikut perlu di beri perhatian serius iaitu;<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<br /></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpFirst" style="mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -18.0pt; text-justify: inter-ideograph;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "trebuchet ms"; mso-bidi-font-family: "Trebuchet MS"; mso-fareast-font-family: "Trebuchet MS";"><span style="mso-list: Ignore;">1)<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "trebuchet ms"; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";">Mesti
pertahankan bersiap awal sebelum solat dengan selawat<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -18.0pt; text-justify: inter-ideograph;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "trebuchet ms"; mso-bidi-font-family: "Trebuchet MS"; mso-fareast-font-family: "Trebuchet MS";"><span style="mso-list: Ignore;">2)<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "trebuchet ms"; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";">Mesti
pertahankan solat berjemaah<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -18.0pt; text-justify: inter-ideograph;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "trebuchet ms"; mso-bidi-font-family: "Trebuchet MS"; mso-fareast-font-family: "Trebuchet MS";"><span style="mso-list: Ignore;">3)<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "trebuchet ms"; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";">Mesti
pertahankan bangun awal menghidupkan malam<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -18.0pt; text-justify: inter-ideograph;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "trebuchet ms"; mso-bidi-font-family: "Trebuchet MS"; mso-fareast-font-family: "Trebuchet MS";"><span style="mso-list: Ignore;">4)<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "trebuchet ms"; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";">Mesti
tegas dalam soal syariat. Pertahankan syariat secara berhikmah.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -18.0pt; text-justify: inter-ideograph;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "trebuchet ms"; mso-bidi-font-family: "Trebuchet MS"; mso-fareast-font-family: "Trebuchet MS";"><span style="mso-list: Ignore;">5)<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "trebuchet ms"; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";">Mesti
berpada-pada dalam soal makan minum – jangan membazir, jangan gelojoh, jangan
tamak haloba.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -18.0pt; text-justify: inter-ideograph;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "trebuchet ms"; mso-bidi-font-family: "Trebuchet MS"; mso-fareast-font-family: "Trebuchet MS";"><span style="mso-list: Ignore;">6)<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "trebuchet ms"; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";">Mesti
berakhlak mulia, menjaga tutur kata – jangan ikut mengumpat yang menjadi
kebiasaan dalam masyarakat umum.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -18.0pt; text-justify: inter-ideograph;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "trebuchet ms"; mso-bidi-font-family: "Trebuchet MS"; mso-fareast-font-family: "Trebuchet MS";"><span style="mso-list: Ignore;">7)<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "trebuchet ms"; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";">Mesti
berkasih sayang – perhatikan ahli keluarga yang tersisih, miskin dan perlukan
perhatian. Berusahalah membantu – paling tidak, kita<span style="mso-spacerun: yes;"> </span>beri nasihat atau panduan agar mereka dapat
Tuhan sebagai pengubat kedukaan.<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpMiddle" style="mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -18.0pt; text-justify: inter-ideograph;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "trebuchet ms"; mso-bidi-font-family: "Trebuchet MS"; mso-fareast-font-family: "Trebuchet MS";"><span style="mso-list: Ignore;">8)<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "trebuchet ms"; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";">Mesti
hormat menghormati dan bertolong bantu. Kitalah yang perlu lebih banyak
membantu dan rajin menolong. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoListParagraphCxSpLast" style="mso-list: l0 level1 lfo1; text-align: justify; text-indent: -18.0pt; text-justify: inter-ideograph;">
<!--[if !supportLists]--><span style="font-family: "trebuchet ms"; mso-bidi-font-family: "Trebuchet MS"; mso-fareast-font-family: "Trebuchet MS";"><span style="mso-list: Ignore;">9)<span style="font: 7.0pt "Times New Roman";"> </span></span></span><!--[endif]--><span style="font-family: "trebuchet ms"; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";">Mesti
mengawal tingkah laku anak-anak kita agar kekal berdisiplin. <o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-family: "trebuchet ms"; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";">Akhir
sekali marilah kita berdoa moga-moga kita dipanjangkan umur hingga direzekikan
lagi dapat bertemu Ramadhan pada tahun hadapan.</span><br />
<span style="font-family: "trebuchet ms"; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";"><br /></span>
<span style="font-family: "trebuchet ms"; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";">Ya Allah Ya Rahman Ya Rahim, dengan
keberkatan Rasulullah SAW, para sahabat dan kaum keluarga Baginda, kita menadah
tangan di pagi Syawal yang mulia ini - memohon kepadaMu agar <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>Kau kurniakanlah rahmat dan keampunanMu serta tinggikanlah
makam kemuliaan di sisiMu untuk para pemimpin dan guru-guru kami.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-family: "trebuchet ms"; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";">Kami
memohon padaMu Ya Allah, agar pimpinlah dan bantulah mereka dalam
mendidik kami dan keluarga kami, dalam mengurus dan mentadbir soal-soal
rohaniah dan lahiriah kami, <span style="mso-spacerun: yes;"> </span>dalam
mengatur strategi perjuangan, dalam mengendalikan sebarang permasalahan dan
dalam melayani keperluan semua golongan masyarakat.<span style="mso-spacerun: yes;"> </span><o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-family: "trebuchet ms"; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";">Kami
juga memohon ya Allah, ampunkanlah dosa-dosa kami, dosa kedua ibubapa kami,
datuk nenek kami serta dosa orang-orang pernah berjasa kepada kami.</span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<br /></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<span style="font-family: "trebuchet ms"; mso-bidi-font-family: "Times New Roman";">Ya
Allah Ya Tuhan kami, kurniakanlah dalam hati kami ada rasa takut
setakut-takutnya pada Mu dan rindu serindu-rindunya kepada Rasulullah SAW. Amin ya Rabbal Alamin!!<o:p></o:p></span></div>
<div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph;">
<br /></div>
</div>
suaramuhajirin313http://www.blogger.com/profile/07902956554315941910noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4460964459373959078.post-47326152966918589892017-07-01T17:18:00.000-07:002017-07-01T17:18:21.470-07:00Siapakah Ulamak Yang Sebenarnya?<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Imam Ghazali membahagi ulama kepada dua iaitu;-</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Ulamak Pertama - Ulama Akhirat / Ulamak Sahih / Ulamak Sebenar:</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Rasulullah SAW bersabda yang bermakna;</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">"Para ulama itu pewaris para nabi" </span><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">(Riwayat Abu Daud dan At Tarmizi)</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Ciri-ciri ulama akhirat.:-</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">1. Istiqamah aqidah, ibadah, akhlak dan dakwahnya, takutnya hanya pada Allah. (QS Al Anbiya 28)</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">2. Senangnya berjamaah ke masjid, </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">3. Lembut tutur katanya, bicaranya hikmah yang mengajak hijrah menuju Allah, </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">4. Tegas menyampaikan Haq, </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">5. Tampak sekali kerendahan hatinya, wajahnya murah senyum bercahaya</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">6. Ikhlasnya mengajar tanpa minta upah </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">7. “Tsiqqoh” kuat menjaga janji, </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">8. Warak- sangat takut dan berhati-hati dengan Hukum Allah</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">8. Siang malam memikirkan umatnya. Sentiasa doakan umat.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">9. Keluarganya sakinah dan uswah hasanah, </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">10. Kuatnya menjaga silaturahim. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">11. Menghormati perbezaan pendapat, </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">12. Memaafkan pada mereka yang menyakitinya, </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">13. Jauh dari sifat dengki.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">14. Senang untuk selalu belajar, mengaji dan berguru lagi (QS Ali Imran 79).</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Ulamak Kedua - Ulamak Dunia (Ulama' Su')</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Rasulullah SAW mengistilahkan mereka ulama su’ dengan sebutan “para dai yang berada di tepi pintu-pintu neraka”. Beliau peringatkan kita dari keberadaan mereka sebagaimana dalam sabdanya, </span><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">"… Dan sesungguhnya yang aku takutkan atas umatku ialah para ulama-ulama yang menyesatkan.” </span><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">(H.R. Abu Daud dari sahabat Tsauban radhiyallahu ‘anhu).</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Ciri-ciri ulama dunia;-</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">1. Menginginkan kekayaan (hidupnya bermewah-mewah) </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">2. Menginginkan penghormatan duniawi.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">3. Tidak segan-segan berkhianat pada hati nurani, asalkan tujuan mereka tercapai.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">4. Bergaul bebas dengan raja-raja dan pegawai pemerintah, pemimpin, penguasa, serta memberikan sokongan moral terhadap tindakan mereka, </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">5. Tak perduli baik atau buruk.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">6. Berdakwah jika hanya ada upahnya.</span></div>
</div>
suaramuhajirin313http://www.blogger.com/profile/07902956554315941910noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4460964459373959078.post-79496570154404919022017-07-01T07:52:00.004-07:002017-07-01T07:52:43.490-07:00"Sayangkah Anda Akan Anak-Anak Anda? Selamatkah Anak-Anak Anda Di Negeri Yang Kekal Abadi Kelak?"<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Tulisan YBhg Ayahanda Syeikh Haji Abdul Rahim Pfordten:</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Anak2 adalah secebis dari diri kita yang bergelar ibu dan ayah. Kejadiannya hasil percantuman benih sang ibu dan sang ayah di dalam rahim ibu hasil perhubungan intim yang penuh kasih-sayang.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Andaikata anak2 kita selamat, bernasib untung serta berbahagia maka kita sebagai ibu dan ayah turut rasa beruntung dan tumpang berbahagia. Sebalik nya andaikata ada diantara anak2 kita yang kecundang hidupnya dan bernasib malang maka kita akan turut berdukacita malahan turut merana dan berjiwa lara.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: arial, helvetica, sans-serif;">Seorang isteri menghantar mesej whatsapp kepada suaminya:</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">"Salam rindu dan salam kasih-sayang buat suamiku Tengku Faris yang sedang berada diperantauan, dibumi anbia', Jordan. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Abang yang dihormati dan di muliakan. Jam kini menunjukkan pukul tiga pagi. Yam baru selesai beribadah malam dan memanjatkan doa kehadhrat Yang Maha Kuasa agar diselamatkan kita sekeluarga di dunia dan lebih2 lagi di negeri akhirat yang kekal abadi. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Abang, </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Pilunya hati Yam menatap wajah anak2 kita seorang demi seorang yang sedang tidur ber- gelimpanga. Yang lelakinya di ruang tamu ini dan yang permpuannya di bilik sebelah. Yam tak susahkan tentang nasib mereka didunia ini tetapi Yam risaukan tentang nasib mereka di akhirat kelak, adakah mereka akan selamat ke syurga semuanya atau sebalik nya?</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Empat hari lagi akan menjelang nya hari raya Aidil Fitri. Anak2 kita sudah cuti sekolah dan semuanya berada di rumah. Alhamdulillah abang Along Mukris terserlah bakat kepimpinannya dalam usia awal remajanya sekarang. Sungguh berkesan didikan di madrasah Darut Taqwa tu bang. Berjaya dia membawa adik2nya sembahyang berjemaah lima waktu. Sungguh tertib sembahyangnya dan merdu sungguh alunan suaranya membaca Fatehah dan ayat2 lazim dalam mengimami solat Subuh, Maghrib dan I'sya'. </span><br />
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Dia membuat kuliah2 tazkirah dengan membawa cerita2 yang sangat menarik perhatian adik2 nya. Dia menyusun jadual harian untuk adik2nya mengulangi pelajaran dan kerja usrah mengemas rumah dan halaman. Sunggun kemas susun atur di ruang tamu, bilik2 tidur, dapur dan bilik air. Kak ngah Maria menjadi pembantu kanannya. Andak Munif dah khatam Quran dan Yam buat kenduri khatam jemput ustazah dan kawan2 mengajinya. Kak Lang Saodah sudah sampai juz dua puluh. Uteh Nasrul dah khatam iqra' dan mula baca Quran. Adik Ikrimah sedang keletah bercakap diusia dua tahunnya dan di layan habis oleh abang2 dan kakak2nya.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Kini sudah hampir dua tahun abang diperantauan. Yam doa kan abang selamat berjuang menjaga pelajar2 kita dibumi anbia'. Ampun maaf abang."</span><br />
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Tidak lama setelah kiriman whatappsnya, Yam menerima balasan dari suaminya: </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">"Wassalmualaika Yam yang di kasihi. Terima kasih diucapkan diatas berita tentang anak2 kita. Bersyukurlah Yam, moga2 anak2 kita terus dipacu kehidupan mereka untuk menjadi peribadi yang soleh dan solehah.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Anak2 kalau dididik secara betul insya Allah akan jadi penyejuk mata hati. Penghibur dikala duka, pembela dikala sakit dan tua. Dan bakal memberi syafaat dihari perhitungan amal diYaumil Mahsyar kelak. Sebaliknya kalau tersalah didik akan jadi petualang, duri dalam dan racun yang menghancur-luluhkan hati ibu dan ayah.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Nabi meninggalkan pesanan kepada kita dengan sabdanya, "Awwaluddin ma'rifatullah." Yang bermaksud, "Awal2 agama adalah mengenal Allah." Ini bermakna pendidikan anak2 mesti berteraskan rasa bertuhan bukan sekadar tahu Tuhan itu ada. Dengan lain perkataan mesti berjiwa tauhid, yakni tajam rasa bertuhannya, bukannya sekadar berilmu tauhid. Berilmu tauhid itu keimanan dengan Allah dan kehidupan akhirat baru bertapak di akal. Akal sudah dapat menganalisa tentang kewujudan Allah dengan segala sifat kesermpurnaanNya serta adanya kehidupan di akhirat sama ada di syurga atau di neraka. </span><br />
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Namun akal mudah lalai dan selalu lupakan Allah. Bila lupakan Allah maka syaitan akan menguasai nafsu manusia itu. Maka pada ketika itu manusia akan terjebak dengan keinginan nafsunya yang serakah lagi rakus itu yang membawanya kepada berbuat dosa dan noda. Semua umat Islam tahu tentang halal haram tetapi lihatlah apa yang berlaku pada umat Islam. </span><br />
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Kini satu juta orang Melayu Islam jadi penagih dadah dalam bumi Malaysia tercinta ini. Ratusan ribu lahir anak luar nikah. Dan kes buang anak kian menjadi2 tak mampu dibendung. Berlaku banyak pecah amanah, rasuah, salah laku dan perpecahan sesama masyarakat Melayu. Kata-mengata, fitnah-memfitah, jatuh menjatuh dan berebut kuasa. Masyarakat ketakutan dan hilang ketenangan hidup.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Berjiwa tauhid erti nya keimanan kepada Allah sudah terhunjam kelubuk hati dan rasa bertuhan itu dibawa kemana2; rasa diperhati, rasa dinilai dan akan di beri pembalasan diatas segala perbuatan sama ada yang baik atau yang buruk dengan syurga atau neraka. Orang yang berjiwa tauhid akan hidup atas kebenaran dan berakhlak mulia: Bersifat jujur, amanah, ikhlas, merendah diri, pengasih-penyayang, pemaaf, bertoleransi, berlemah-lembut, ramah-mesra dan menghormati orang lain serta menjauhi segala perkara haram. Hidupnya ceria dan harmoni.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Orang yang berjiwa tauhid hati nya suka dengan Islam, senang dengan segala peraturan dan displin hidup Islam. Suka dengan sistem hidup Islam dan sungguh2 memperjuangkannya. Rasa berbahagia sebagai seorang Islam. Ada perasaan "muslim pride". Senang dengan penampilan sebagai seorang muslim dari segi berpakaian, berakhlak, cara hidup, cara makan minum, cara bercakap, cara melayan tetamu dan lain2. Ia sangat2 mengutamakan Allah dan kehidupan akhirat dan menjunjung tinggi syariat Islam. Sangat mengutamakan sembahyang. </span><br />
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Sentiasa bersiap sedia nak tunaikan sembahyang seelok2 masuk waktu. Kalau bermusafir di rancangkan sungguh2 dimana nak berhenti sembahyang dan sedaya upaya nak buat jama' takdim. Kalau dalam mesyuarat dengan orang2 awam muslim yang menangguh2 sembahyang ia akan meninggalkan majlis bila menjelang masuk waktu sembahyang. Segala urusan hidup nya sedaya upaya nak dijadikan bernilai akhirat. </span><br />
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Ia senang berkata "Yes, I am a muslim" kerana Islam itu agama dari Tuhan, agama fitrah, agama yang disetujui oleh hati nurani manusia, malahan agama yang tunggal dari Tuhan Pencipta dan Pemilik segala2nya yang telah mengisytiharkan bahawa Islam itu tertinggi dan tidak ada yang mengatasinya. Dan Allah tegaskan, "Hanya sanya agama yang diterima oleh Tuhan hanyalah Islam." Dan Allah tegaskan lagi, "Wahai orang yang beriman, masuk lah kamu ke dalam Islam seluruh nya." yakni amalkanlah kehidupan secara Islam seratus peratus. Itu lah cara hidup Rasulullah saw, para sahabat dan orang2 yang mengikut jalan hidup mereka. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Kehidupan akhiratlah yang maha penting. Ianya kekal abadi selama2nya. Dan kehidupan disana hanya dua, kalau tak di Syurga maka nerakalah tempatnya, tak ada tempat ketiga. Oleh itu kehidupan diakhiratlah yang mesti diburu sehabis tenaga. Ini bukan bererti kita tinggalkan segala kesenangan dan nikmat dunia tetapi hanya nak dinikmati dunia yang halal dan jauhi yang haram. Nak dijadikan ianya bernilai ibadah. </span><br />
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Makan minumlah, berhiburlah, bermusafirlah, berkelahlah tetapi jangan sampai langgar syariat. Jangan ada pergaulan bebas antara lelaki dan wanita yang halal nikah. Jangan cuaikan solat. Carilah kekayaan tetapi jangan dikumpul berlebihan. Jadikan kekayaan itu bernilai akhirat. Kayakan Islam dengan kekayaan yang kita perolehi. Bergotong royong untuk bangunkan pendidikan Islam, menghasilkan ekonomi Islam, makan minum yang halal, perubatan dan alat gunaan sesuai dengan tuntutan Islam.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Seorang muslim yang berjiwa tauhid tidak minat dan tidak suka dengan penampilan gaya hidup orang bukan Islam dari segi cara berpakaian, bersosial, berhibur dan makan minum terutama gaya hidup orang barat. Malah Allah dan Rasul sangat cemburu dengan umat Islam, tak disukai umat Islam menyerupai orang bukan Islam. Sabda Rsaw, "Man tasybbaha bi qumin, fahuwa min hum," yang bermaksud "Barangsiapa menyerupai sesuatu kaum maka ia termasuk dalam golongan kaum itu." Dalam sembahyang kita di suruh berikrar, "Bahawasanya sembahyang aku ibadah aku, hidup dan matiku semata2 untuk Allah."</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Orang yang berjiwa tauhid ini dekat dengan Allah dan dapat kelepasan dari kesusahan selepas mati dialam kubur, diYaumil Mahsyar, dititian "Sirotal Mustaqim." terselamat dari terjun keneraka. Dan dijamin syurga. Oleh itu seorang muslim harus berusaha sedaya mungkin untuk mendapatkan jiwa tauhid.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Oleh itu sayangkan anak bukan lah dengan kita curahkan kemewahan, hiburan dan gaya hidup santai tanpa displin Islam. Dijamu dengan makan minum yang mewah yang disaji digedung makanan Amerika seperti di KFC, Mac Donal, Marry Brown, Pizza Hut, makanan ringan dan ice cream yang mahal2 dan lain2 yang hari ini telah dikesan mengandungi bahan2 haram lemak babi dan lemak binatang yang tak disembelih secara Islam. </span><br />
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Tak di displinkan dan tak dilatih serta tak di fahamkan sungguh2 tentang sembahyang anak2, hanya sekadar dipaksa2 suruh sembahyang sahaja yang dibuat dengan seribu kemalasan, sedangkan sembahyang adalah upacara utama hubungan hamba dengan Tuhannya yang sangat2 dituntut melaksanakannya sesungguh hati. </span><br />
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Allah ancam terhadap hamba Nya yang bersembahyang dalam keadaan lalai dengan firmanNya, "Fawailul lilmusollin." (Neraka wail bagi orang yang bersembahyang dalam keadaan lalai, tak khusyuk). Tak di disiplinkan dengan berpakaian yang menutup aurat dengan sempurna dalam kehidupan harian mereka.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Maka selamatkah anak2 kesayangan kita itu selepas mati mereka kelak. Didunia ini sekiranya anak kita ditimpa nahas, cedera, luka, patah-riuk, diserang sakit berat pun kita sangat sedih dan berduka-cita. Bayangkanlah kalau anak2 kita diazab-sengsara selepas mati mereka. Sanggupkah kita melihatnya. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Hari ini kalau kita nak ikut style hidup orang ramai ketahuilah orang ramai sudah tidak hidup di atas kebenaran seperti yang Allah disiplinkan kita bermohon tujuh belas kali sehari dalam sembahyang kita, "Ihdinas sirotal mustaqim." (Pimpinlah kami kepada jalan hidup yang benar). </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Ingatlah dan waspadalah bahawa orang yang akan ke syurga itu sangat kecil bilangannya. Mengikut hadith qudsi "Setiap seribu anak Adam hanya srorang akan ke syurga." Sedagkan hari ini jumlah umat Islam dua bilion berbanding orang bukan Islam lima bilion. Ini bererti setiap tujuh orang penghuni dunia ada dua orang yang Islam. Jadi ramai umat Islam akan ke neraka kerana tak sah iman mereka dan kerana banyak berbuat dosa. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Marilah kita bertindak segera untuk meyelamatkan diri kita dan zuriat keturunan kita dari bakaran api neraka.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Hanya sekian dulu Yam. Selamat berpuasa."</span></div>
</div>
suaramuhajirin313http://www.blogger.com/profile/07902956554315941910noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4460964459373959078.post-91638392999697341632017-07-01T07:18:00.000-07:002017-07-01T07:18:02.075-07:00Aidil Fitri Di Sisi Hamba-Hamba Allah Yang Bertaqwa<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Marilah kita sama-sama suburkan rasa syukur kepada Allah SWT kerana telah mengurniakan nikmat dapat berpuasa dan beribadah di bulan Ramadhan tahun ini. Marilah juga kita bersyukur kerana pagi ini kita dapat bertakbir bertahmid serta menunai solat sunat Aidil Fitri. Ini semua adalah belas kasihan Allah kepada kita dengan keberkatan mursyid dan para pemimpin hati</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Sebagai bukti syukur kita kepada Allah SWT, marilah kita kuatkan azam dengan keyakinan yang lebih padu untuk terus berjuang, untuk membela Allah dan Rasul, membela Islam!! “Islam tu tinggi tiada yang lebih tinggi darinya”</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Perjuangan menegakkan sistem hidup Islam mesti di perjuangkan hingga menjadi hidup mati kita sebagai umat Islam Justeru itu apabila kita berhari raya, ziarah menziarahi, kita tetap berjuang. Bukannya bila berhari raya, kita berhenti dari berjuang. Bukan bermakna bila berhari raya, kita lalai selalai-lalainya sedangkan yang layak berhari raya hanyalah orang-orang bertaqwa..Kerana merekalah orang yang merasa paling tidak layak. Kita semua sepatutnya merasa tidak layak kerana gagal di bulan Ramadhan untuk dapatkan hati hamba sehamba-hambanya. Kita hanya menumpang meraikan kemenangan orang bertaqwa sedangkan kita sendiri adalah orang-orang yang gagal.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Hakikatnya kita mahu berhari raya dengan merasakjan ada Allah dalam hati kita. Allahlah yang memimpin hati kita untuk terus dipandu dan di pimpin untuk kekal rasa bersalah, rasa sedih dengan pemergian Ramadhan, rasa gagal menghayati Ramadhan, rasa berdosa kerana masih ada rasa berbuat dan rasa cemas dengan nikmat berhari raya pada hari ini.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Orang yang sedang merasa hamba sebenar-benar hamba seperti mana hati para kekasih Allah akan menggeletar ketakutan di pagi raya kerana gagal di bulan Ramadhan sedangkan tahun hadapan dirasakan belum tentu masih ada peluang untuk berjumpa dengannya lagi.. Mereka merasakan mereka gagal di bulan yang penuh rahmat dan keampunan Tuhan, bagaimanalah mereka akan dapat lulus di bulan-bulan yang lain!! Mengenangkan ini, hati mereka akan menangis cemas dan kesal kerana pasti mereka akan gagal, pasti mereka akan kecundang!! </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Walau pun, kita berharap semakin ramai yang berubah ke arah lebih baik setelah menempuh Ramadhan kali ini...tapi, tetaplah kita rasa cemas kerana takut-takut semakin ramai yang jadi semakin jahat. Inilah yang ditangisi oleh para kekasih Allah di pagi raya Aidil Fitri kerana merasakan masih gagal dalam berbagai-bagi sudut. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: arial, helvetica, sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: arial, helvetica, sans-serif;">Kita bermohonlah pada Allah, agar dipimpin dan dibantulah para pemimpin kita dalam mendidik kita dan keluarga kita, dalam mengurus dan mentadbir soal-soal rohaniah dan lahiriah kita, dalam mengatur strategi perjuangan, dalam mengendalikan sebarang permasalahan dan dalam melayani keperluan semua golongan masyarakat. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Kita juga memohon kepada Allah, agar Dia mengampunkanlah dosa-dosa kita, dosa kedua ibubapa kita, guru-guru dan pemimpin kita serta dosa orang-orang pernah berjasa kepada kitai.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Ya Allah kami menyerah diri kepada Mu dengan azam untuk terus dipimpin oleh para pemimpin hati kami dalam membaiki diri kami agar kami berubah menjadi manusia-manusia yang ada rasa dengan Mu di hati kami. Ampunkan kami, taubatkan kami ya Allah!!</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Ya Allah Ya Tuhan Kami, kami memohon berlindung daripada menjadi orang yang cuai, lalai dan santai dalam perjuangan. Janganlah kami termasuk dalam golongan yang menjadi musuh dalam selimut dalam bahtera perjuangan ini yang menebuk kapal perjuangan dari dalam.</span><br />
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Ya Allah Ya Tuhan kami, kurniakanlah dalam hati kami ada rasa takut setakut-takutnya pada Mu dan rindu serindu-rindunya kepada Rasulullah SAW.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Amin, Amin\, Amin Ya Allah Ya Tuhan kami!!</span></div>
</div>
suaramuhajirin313http://www.blogger.com/profile/07902956554315941910noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4460964459373959078.post-70192754786677467852017-07-01T07:11:00.000-07:002017-07-01T07:11:10.156-07:00Memang Benar!! Ajaran Tasawuf Adalah Benar-Benar Ajaran Rasulullah SAW. <div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<h1 class="page-header" style="border-bottom-color: rgb(238, 238, 238); border-bottom-style: solid; border-bottom-width: 1px; box-sizing: border-box; color: #333333; font-weight: 500; line-height: 1.1; margin: 0px 0px 20px; padding-bottom: 9px;">
<div style="color: black; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: small;">Kredit Sumber: <a href="http://mutiarazuhud.wordpress.com/2010/07/20/tasawuf-dalam-islam/">MutiaraZuhud</a> </span></div>
<div style="color: black; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: small;">(Perbicaraan tentang kehidupan Rasulullah dan Para Sahabat yang menjadi sumber ajaran tasawuf untuk meyakinkan kita semua bahawa ajaran tasawuf adalah benar-benar ajaran Rasulullah SAW). </span></div>
<div style="color: black; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: small;"><br /></span></div>
<div style="color: black; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: small;">Benih-benih tasawuf sudah ada sejak dalam kehidupan nabi Muhammad SAW. Hal ini dapat dilihat dalam perilaku dan peristiwa dalam hidup, ibadah dan perilaku nabi Muhammad SAW. </span></div>
<div style="color: black; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: small;"><br /></span></div>
<div style="color: black; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: small;"><b>Peristiwa dan Perilaku Hidup Nabi. </b></span></div>
<div style="color: black; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: small;">Sebelum diangkat menjadi Rasul, berhari-hari Baginda SAW berkhalwat (mengasingkan diri) di Gua Hira, terutama pada bulan Ramadhan. Disana Baginda SAW banyak berzikir dan bertafakur mendekatkan diri kepada Allah SWT. </span></div>
<div style="color: black; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: small;"><br /></span></div>
<div style="color: black; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: small;">Pengasingan diri Nabi SAW digua Hira ini merupakan acuan utama para sufi dalam melakukan khalwat. Kemudian puncak kedekatan Nabi SAW dengan Allah SWT tercapai ketika melakukan Isra Mikraj. Di dalam Isra Mikraj itu Nabi SAW telah sampai ke Sidratulmuntaha (tempat terakhir yang dicapai nabi ketika mikraj di langit ke tujuh), bahkan telah sampai ke hadhrat Ilahi dan sempat berdialog dgn Allah. </span></div>
<div style="color: black; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: small;"><br /></span></div>
<div style="color: black; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: small;">Dialog ini terjadi berulang kali, dimulai ketika nabi SAW menerima perintah dari Allah SWT tentang kewajiban solat lima puluh kali sehari semalam. Atas usul Nabi Musa AS, Nabi Muhammad SAW memohon agar jumlahnya diringankan dengan alasan umatnya nanti tidak akan mampu melaksanakannya. Kemudian Nabi Muhammad SAW terus berdialog dengan Allah SWT. Keadaan demikian merupakan benih yang menumbuhkan sufisme di kemudian hari. </span></div>
<div style="color: black; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: small;"><br /></span></div>
<div style="color: black; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: small;">Perikehidupan (sirah) Nabi Muhammad SAW juga merupakan benih-benih tasawuf iaitu peribadi Nabi SAW yang sederhana - zuhud, dan tidak pernah terpesona dengan kemewahan dunia. Dalam salah satu doanya Baginda SAW memohon: ”Wahai Allah, Hidupkanlah aku dalam kemiskinan dan matikanlah aku selaku orang miskin” (HR.at-Tirmizi, Ibnu Majah dan al-Hakim). </span></div>
<div style="color: black; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: small;"><br /></span></div>
<div style="color: black; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: small;">“Pada suatu waktu Nabi SAW datang kerumah isterinya, Aisyah binti Abu Bakar as-Siddiq. Ternyata dirumahnya tidak ada makanan. Keadaan ini diterimanya dengan sabar, lalu Baginda SAW menahan lapar dengan berpuasa” (HR.Abu Dawud, at-Tirmizi dan an-Nasa-i) </span></div>
<div style="color: black; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: small;"><br /></span></div>
<div style="color: black; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: small;"><b>Ibadah Nabi Muhammad SAW. </b></span></div>
<div style="color: black; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: small;">Ibadah Nabi SAW juga dilihat sebagai intipati yang menjadi teras dalam ajaran tasawuf. Nabi SAW adalah orang yang paling tekun beribadah. Dalam satu riwayat dari Aisyah RA disebutkan bahawa pada suatu malam Nabi SAW mengerjakan solat malam, di dalam solat itu, lutut Baginda SAW bergetar kerana panjang dan banyak rakaat solatnya. Tatkala rukuk dan sujud terdengar suara tangisnya namun Baginda SAW tetap melaksanakan solat sampai azan Bilal bin Rabah terdengar di waktu subuh. </span></div>
<div style="color: black; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: small;"><br /></span></div>
<div style="color: black; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: small;">Melihat Nabi SAW demikian tekun menghayati solat, Aisyah bertanya: ”Wahai Junjungan, bukankah dosamu yang terdahulu dan yang akan datang diampuni Allah, mengapa engkau masih terlalu banyak melakukan solat?” Nabi SAW menjawab:” Aku ingin menjadi hamba yang banyak bersyukur” (HR.Bukhari dan Muslim). </span></div>
<div style="color: black; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: small;"><br /></span></div>
<div style="color: black; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: small;">Selain banyak solat, Nabi SAW banyak berzikir. Beliau berkata: “Sesungguhnya saya meminta ampun kepada Allah dan bertaubat kepada-Nya setiap hari tujuh puluh kali” (HR.at-Tabrani). </span></div>
<div style="color: black; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: small;"><br /></span></div>
<div style="color: black; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: small;">Dalam hadis lain dikatakan bahawa Nabi SAW meminta ampun setiap hari sebanyak seratus kali (HR.Muslim). Selain itu Nabi SAW banyak pula melakukan iktikaf dalam masjid terutama dalam bulan Ramadhan. </span></div>
<div style="color: black; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: small;"><br /></span></div>
<div style="color: black; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: small;"><b>Akhlak Nabi Muhammad SAW.</b> </span></div>
<div style="color: black; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: small;">Akhlak Nabi SAW merupakan acuan akhlak yang tidak ada bandingannya. Akhlak Nabi SAW bukan hanya dipuji oleh manusia, tetapi juga oleh Allah SWT. Hal ini dapat dilihat dalam firman Allah SWT yang ertinya: “Dan sesungguhnya kamu (Ya Muhammad) benar-benar berbudi pekerti yang agung”.(QS.Al Qalam:4). Ketika Aisyah ditanya tentang Akhlak Nabi SAW, Beliau menjawab: Akhlaknya adalah Al-Qur’an” (HR.Ahmad dan Muslim). Tingkah laku Nabi SAW merupakan cermin apa yang terdapat dalam kandungan Al-Qur’an sepenuhnya. </span></div>
<div style="color: black; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: small;"><br /></span></div>
<div style="color: black; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: small;">Dalam diri Nabi SAW terkumpul sifat-sifat utama, iaitu merendah hati, lemah lembut, jujur, tidak suka mencari-cari cacat orang lain, sabar, tidak angkuh, santun dan tidak mabuk pujian. Nabi SAW selalu berusaha melupakan hal-hal yang tidak berkenan di hatinya dan tidak pernah berputus asa dalam berusaha. </span></div>
<div style="color: black; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: small;"><br /></span></div>
<div style="color: black; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: small;">Oleh kerana itu, Nabi SAW merupakan contoh ikutan bagi seluruh kaum muslimin, termasuk pula para sufi. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam surat Al-Ahzab ayat 21 yang ertinya:”Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (iaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut nama Allah.”. </span></div>
<div style="color: black; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: small;"><br /></span></div>
<div style="color: black; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: small;"><b>Kehidupan Empat Sahabat Nabi Muhammad SAW. </b></span></div>
<div style="color: black; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: small;">Sumber lain yang menjadi sumber acuan oleh para sufi adalah kehidupan para sahabat yang berkaitan dengan keteguhan iman, ketakwaan, kezuhudan dan budi pekerti luhur. Oleh kerana setiap orang yang meneliti kehidupan rohani dalam Islam tidak dapat mengabaikan kehidupan kerohanian para sahabat yang menumbuhkan kehidupan sufi diabad-abad sesudahnya. </span></div>
<div style="color: black; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: small;"><br /></span></div>
<div style="color: black; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: small;">Kehidupan para sahabat dijadikan acuan oleh para sufi kerana para sahabat sebagai murid langsung Rasulullah SAW dalam segala perbuatan dan ucapan. Mereka senantiasa mengikuti kehidupan Nabi Muhammad SAW. Oleh kerana itu perilaku kehidupan mereka dapat dikatakan sama dengan perilaku kehidupan Nabi SAW, kecuali hal-hal tertentu yang khusus bagi Nabi SAW. </span></div>
<div style="color: black; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: small;"><br /></span></div>
<div style="color: black; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: small;">Setidak-tidaknya kehidupan para sahabat adalah kehidupan yang paling mirip dengan kehidupan yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW karena mereka menyaksikan langsung apa yang diperbuat dan dituturkan oleh Nabi SAW. Oleh kerana itu Al-Qur’an memuji mereka: ”Orang-orang yang terdahulu lagi pertama-tama (masuk islam) diantara orang Muhajirin dan Ansar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah redha kepada mereka dan merekapun redha kepada Allah dan Allah sediakan bagi mereka syurga-syurga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya, mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan yang besar”. (QS.At Taubah:100). </span></div>
<div style="color: black; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: small;"><br /></span></div>
<div style="color: black; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: small;">Abu Nasr as-Sarraj at-Tusi menulis didalam bukunya, Kitab al-Luma`, tentang ucapan Abi Utbah al-Hilwani (salah seorang tabiin) tentang kehidupan para sahabat:” </span></div>
<div style="color: black; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: small;"><br /></span></div>
<div style="color: black; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: small;">Mahukah saya beritahukan kepadamu tentang kehidupan para sahabat Rasulullah SAW? Pertama, bertemu kepada Allah lebih mereka sukai dari pada kehidupan duniawi. Kedua, mereka tidak takut terhadap musuh, baik musuh itu sedikit maupun banyak. Ketiga, mereka tidak takut miskin dalam hal yang duniawi, dan mereka sangat percaya pada Allah SWT yang maha memberi rezeki” </span></div>
<div style="color: black; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: small;"><br /></span></div>
<div style="color: black; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: small;">Adapun kehidupan keempat sahabat Nabi SAW yang dijadikan panduan ikutan para sufi secara terperrinci adalah seperti berikut: </span></div>
<div style="color: black; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: small;"><br /></span></div>
<div style="color: black; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: small;"><b>Abu Bakar as-Siddiq. </b></span></div>
<div style="color: black; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: small;">Pada mulanya ia adalah salah seorang pembesar Quraisy yang kaya. Setelah masuk Islam, ia menjadi orang yang sangat sederhana. Ketika menghadapi perang Tabuk, Rasulullah SAW bertanya kepada para sahabat, siapa yang bersedia memberikan harta bendanya di jalan Allah SWT. Abu Bakar lah yang pertama menjawab: ”Saya ya Rasulullah.” Akhirnya Abu Bakar memberikan seluruh harta bendanya untuk jalan Allah SWT. Melihat demikian, Nabi SAW bertanya kepadanya: ”Apalagi yang tinggal untukmu wahai Abu Bakar?” ia menjawab: ”Cukup bagiku Allah dan Rasul-Nya.” </span></div>
<div style="color: black; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: small;"><br /></span></div>
<div style="color: black; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: small;">Diriwayatkan bahawa selama enam hari dalam seminggu Abu Bakar selalu dalam keadaan lapar. Pada suatu hari Rasulullah SAW pergi ke masjid. Di sana Nabi SAW bertemu Abu Bakar dan Umar bin Khattab, kemudian Baginda SAW bertanya:”Kenapa anda berdua sudah ada di masjid?” Kedua sahabat itu menjawab:”Kerana menghibur lapar.” </span></div>
<div style="color: black; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: small;"><br /></span></div>
<div style="color: black; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: small;">Diceritakan pula bahawa Abu Bakar hanya memiliki sehelai pakaian. Ia berkata: ”Jika seorang hamba begitu dipesonakan oleh hiasan dunia, Allah membencinya sampai ia meninggalkan perhiasan itu.” Oleh kerana itu Abu Bakar memilih takwa sebagai ”pakaiannya.” Ia menghiasi dirinya dengan sifat-sifat rendah hati, santun, sabar, dan selalu mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan ibadah dan zikir. </span></div>
<div style="color: black; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: small;"><b><br /></b></span></div>
<div style="color: black; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: small;"><b>Umar bin Khattab </b></span></div>
<div style="color: black; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: small;">Saiyidina Umar bin Khattab yang terkenal dengan keheningan jiwa dan kebersihan kalbunya, sehingga Rasulullah SAW berkata:” Allah telah menjadikan kebenaran pada lidah dan hati Umar.” Ia terkenal dengan kezuhudan dan kesederhanaannya. Diriwayatkan, pada suatu ketika setelah ia menjawat sebagai khalifah, ia berpidato dengan memakai baju bertambal dua belas tampalan. </span></div>
<div style="color: black; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: small;"><br /></span></div>
<div style="color: black; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: small;">Diceritakan, Abdullah bin Umar, putera Umar bin Khatab, ketika masih kecil bermain dengan anak-anak yang lain. Anak-anak itu semua mengejek Abdullah kerana pakaian yang dipakainya penuh dengan tampalan. Hal ini disampaikannya kepada ayahnya yang ketika itu sudah menjadi khalifah. Saiyidina Umar merasa sedih kerana pada ketika itu tidak mempunyai wang untuk membeli pakaian anaknya. Oleh kerana itu ia membuat surat kepada pegawai Baitulmal (Pembendaharaan Negara) meminta dipinjamkan wang dan pada bulan depan akan dibayar dengan cara memotong gajinya. </span></div>
<div style="color: black; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: small;"><br /></span></div>
<div style="color: black; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: small;">Pegawai Baitulmal menjawab surat itu dengan mengajukan suatu pertanyaan, apakah Umar yakin umurnya akan sampai bulan depan. Maka dengan perasaan terharu dengan diiringi derai air mata, Saiyidina Umar menulis lagi sepucuk surat kepada pegawai Baitul Mal bahawa ia tidak jadi meminjam wang kerana tidak yakin umurnya akan sampai bulan yang akan datang. </span></div>
<div style="color: black; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: small;"><br /></span></div>
<div style="color: black; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: small;">Disebutkan dalam buku-buku tasawuf dan biografinya, Saiyidina Umar menghabiskan malamnya beribadah. Hal demikian dilakukan untuk mengimbangi waktu siangnya yang banyak diuntukkan bagi urusan kepentingan umat. Ia merasa bahawa pada waktu malamlah ia mempunyai kesempatan yang luas untuk menghadapkan hati dan wajahnya kepada Allah SWT. </span></div>
<div style="color: black; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: small;"><br /></span></div>
<div style="color: black; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: small;"><b>Othman bin Affan </b></span></div>
<div style="color: black; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: small;">Saiyidina Othman bin Affan juga menjadi suri teladan para sufi dalam banyak hal. Saiyidina Othman adalah seorang yang zuhud, tawaduk (merendahkan diri di hadapan Allah SWT), banyak mengingat Allah SWT, banyak membaca ayat-ayat Allah SWT, dan memiliki akhlak yang terpuji. Diriwayatkan ketika menghadapi Perang Tabuk, sementara kaum muslimin sedang menghadapi kesulitan, Saiyidina Othman memberikan bantuan yang besar berupa kendaraan dan perbekalan tentera. </span></div>
<div style="color: black; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: small;"><br /></span></div>
<div style="color: black; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: small;">Diriwayatkan pula, Saiyidina Othman telah membeli sebuah telaga milik seorang Yahudi untuk kaum muslimin. Hal ini dilakukan kerana air telaga tersebut tidak boleh diambil oleh kaum muslimin. </span></div>
<div style="color: black; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: small;"><br /></span></div>
<div style="color: black; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: small;">Di masa pemerintahan Saiyidina Abu Bakar, terjadi kemarau panjang. Banyak rakyat yang mengadu kepada khalifah dengan menerangkan kesulitan hidup mereka. Seandainya rakyat tidak segera dibantu, kelaparan akan banyak meragut nyawa. Pada saat genting ini Saiyidina Othman menyumbangkan bahan makanan sebanyak seribu ekor unta. </span></div>
<div style="color: black; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: small;"><br /></span></div>
<div style="color: black; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: small;">Tentang ibadahnya, diriwayatkan bahawa Saiyidina Othman terbunuh ketika sedang membaca Al-Qur’an. Tebasan pedang para pemberontak mengenainya ketika sedang membaca surah Al-Baqarah ayat 137 yang ertinya:…”Maka Allah akan memelihara kamu dari mereka. Dan Dia lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” ketika itu ia tidak sedikitpun beranjak dari tempatnya, bahkan tidak mengizinkan orang mendekatinya. Ketika ia rebah berlumur darah, mushaf (kumpulan lembaran) Al-Qur’an itu masih tetap berada ditangannya. </span></div>
<div style="color: black; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: small;"><br /></span></div>
<div style="color: black; text-align: justify;">
<b><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: small;">Saiyidina Ali bin Abi Talib </span></b></div>
<div style="color: black; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: small;">Saiyidina Ali bin Abi Talib yang tidak kurang pula keteladanannya dalam dunia kerohanian. Ia mendapat tempat khusus di kalangan para sufi. Bagi mereka Saiyidina Ali merupakan guru kerohanian yang utama. Saiyidina Ali mendapat warisan khusus tentang ini dari Nabi SAW. Abu Ali ar-Ruzbari, seorang tokoh sufi, mengatakan bahawa Ali dianugerahi Ilmu Laduni. Ilmu itu, sebelumnya, secara khusus diberikan Allah SWT kepada Nabi Khaidir AS, seperti firmannya yang ertinya:…”dan telah Kami ajarkan padanya ilmu dari sisi Kami.” (QS.Al Kahfi:65). </span></div>
<div style="color: black; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: small;"><br /></span></div>
<div style="color: black; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: small;">Kezuhudan dan kerendahan hati Saiyidina Ali terlihat pada kehidupannya yang sederhana. Ia tidak malu memakai pakaian yang bertampal, bahkan ia sendiri yang menampal pakaiannya yang robek. </span></div>
<div style="color: black; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: small;"><br /></span></div>
<div style="color: black; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: small;">Suatu waktu ia tengah menjinjing daging di pasar, lalu orang menyapanya: ”Apakah tuan tidak malu membawa daging itu ya Amirulmukminin (Khalifah)?” Kemudian dijawabnya: ”Yang saya bawa ini adalah barang halal, kenapa saya harus malu?”. </span></div>
<div style="color: black; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: small;"><br /></span></div>
<div style="color: black; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: small;">Abu Nasr As-Sarraj at-Tusi berkomentar tentang Saiyidina Ali. Katanya:”Di antara para sahabat Rasulullah SAW Amirulmukminin Saiyidina Ali bin Abi Talib memiliki keistimewaan tersendiri dengan pengertian-pengertiannya yang agung, isyarat-isyaratnya yang halus, kata-katanya yang unik, uraian dan ungkapannya tentang tauhid, makrifat, iman, ilmu, hal-hal yang luhur dan sebagainya yang menjadi pegangan serta teladan para sufi. </span></div>
<div style="color: black; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: small;"><br /></span></div>
<div style="color: black; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: small;"><b>Kehidupan Para Ahl as-Suffah. </b></span></div>
<div style="color: black; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: small;">Selain keempat khalifah di atas, sebagai rujukan para sufi dikenal pula para Ahl as-Suffah. Mereka ini tinggal di Masjid Nabawi di Madinah dalam keadaan serba miskin, teguh dalam memegang akidah, dan senantiasa mendekatkan diri kepada Allah SWT. Diantara Ahl as-Suffah itu ialah Abu Hurairah, Abu Zar al-Giffari, Salman al-Farisi, Mu’az bin Jabal, Imran bin Husin, Abu Ubaidah bin Jarrah, Abdullah bin Mas’ud, Abdullah bin Abbas dan Huzaifah bin Yaman. </span></div>
<div style="color: black; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: small;"><br /></span></div>
<div style="color: black; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: small;">Abu Nu’aim al-Isfahani, penulis tasawuf (w. 430/1038) menggambarkan sifat Ahl as-Suffah di dalam bukunya Hilyat al-Aulia`(Permata para wali) yang ertinya: "Mereka adalah kelompok yang terjaga dari kecenderungan duniawi, terpelihara dari kelalaian terhadap kewajiban dan menjadi panutan kaum miskin yang menjauhi keduniaan. Mereka tidak memiliki keluarga dan harta benda. Bahkan pekerjaan dagang ataupun peristiwa yang berlangsung disekitar mereka tidak lah melalaikan mereka dari mengingati Allah SWT. Mereka tidak disedihkan oleh kemiskinan material dan mereka tidak digembirakan kecuali oleh suatu yang mereka tuju". </span></div>
<div style="color: black; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: small;"><br /></span></div>
<div style="color: black; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: small;">Diantara Ahl as-Suffah itu ada yang mempunyai keistimewaan sendiri. Hal ini memang diwariskan oleh Rasulullah SAW kepada mereka seperti Saiyidina Huzaifah bin Yaman yang telah diajarkan oleh Rasulullah SAW tentang ciri-ciri orang Munafik. Jika ia berbicara tentang orang munafik, para sahabat yang lain senantiasa ingin mendengarkannya dan ingin mendapatkan ilmu yang belum diperolehnya dari Nabi SAW. Saiyidina Umar bin Khattab pernah tercengang mendengar uraian Huzaifah tentang ciri-ciri orang munafik. </span></div>
<div style="color: black; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: small;"><br /></span></div>
<div style="color: black; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: small;">Adapun Saiyidina Abu Zar al-Giffarri adalah seorang Ahl as-Suffah termasyur yang bersifat sosial. Ia tampil sebagai prototipe (tokoh pertama) fakir sejati. Abu Zar tidak pernah memiliki apa-apa, tetapi ia sepenuhnya milik Allah SWT dan akan menikmati hartanya yang abadi. Apabila ia diberikan sesuatu apa pun, maka barang tersebut dibahagi-bahagikan kepada para fakir miskin. </span></div>
<div style="color: black; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: small;"><br /></span></div>
<div style="color: black; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: small;">Begitu juga Saiyidina Salman Al Farisi salah seorang Ahli Suffah yang hidup sangat sederhana sampai akhir hayatnya. Perjalanan mencari kebenaran yang Saiyidina Salman Al Farisi tempuh merupakan kisah inspirasi para tokoh sufi agar istiqamah dan tidak kenal putus asa dalam pencarian seorang guru mursyid. </span></div>
<div style="color: black; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: small;"><br /></span></div>
<div style="color: black; text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: small;">Mudah-mudahan tulisan di atas menjadi informasi yang bermanfaat bagi kita semua sehingga tidak ragu dalam berguru mengamalkan ajaran Tasawuf yang merupakan inti sari Islam yang bersumber dari ajaran Rasulullah SAW. Kemudian ajaran mulia ini diteruskan oleh Para Sahabat, Tabi’in, Tabi Tabi’in serta para Guru Mursyid sambung menyambung dengan tetap menjaga kemurniannya sehingga ajaran tasawuf zaman Rasulullah SAW sampai kepada kita tetap dalam keadaan murni. Para Guru Mursyid adalah khalifah Rasulullah SAW ulama Warisatul Anbiya yang menjaga amanah Rasulullah SAW, tidak berani menambah dan mengurangi sehingga ilmu Tasawuf itu tetap terjaga sepanjang zaman. </span></div>
</h1>
<div class="region region-content" style="box-sizing: border-box; color: #333333; font-family: 'Open Sans', 'Helvetica Neue', Helvetica, Arial, sans-serif; font-size: 14px;">
<section class="block block-system clearfix collapsiblock-processed" id="block-system-main" style="box-sizing: border-box;"><article about="/cms/?q=ms/content/jemputan-ke-majlis-rumah-terbuka-hari-raya-aidilfitri-2017m1438h-yab-ketua-menteri-dan" class="node node-announcement node-promoted clearfix" id="node-2780" style="box-sizing: border-box;" typeof="sioc:Item foaf:Document">
</article></section></div>
</div>
suaramuhajirin313http://www.blogger.com/profile/07902956554315941910noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4460964459373959078.post-56856350325999529522017-06-28T10:39:00.001-07:002017-07-01T07:09:17.007-07:00 Akikah Anak Lelaki Perempuan<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><b>Maksud Akikah </b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Aqiqah pengertian dari segi bahasa ialah rambut dikepala kanak-kanak. Sementara pengertian aqiqah dari segi syara ialah binatang yang disembelih pada hari mencukur rambut bayi. Aqiqah sebagai ibadah yang telah disyariatkan oleh Allah s.w.t. sebagaimana penjelasan Rasulullah s.a.w. dengan sabdanya yang bermaksud: “Setiap anak yang lahir itu terpelihara dengan aqiqahnya yang disembelih untuknya pada hari ketujuh (daripada hari kelahirannya), dicukur dan diberi nama.” (Riwayat Abu Dawud, al-Turmuzi dan Ibnu Majah)</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<b><br /></b></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><b>Hukum Aqiqah</b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Hukum aqiqah itu adalah sama dengan ibadah qurban iaitu Sunnat Muakkad kecuali dinazarkan menjadi wajib.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Anak lelaki disembelihkan dua ekor kambing (tetapi sah sekiranya seekor) dan perempuan memadai dengan seekor kambing. Diriwayatkan daripada Aisyah, bahawa Rasulullah s.a.w. memerintahkan para sahabat agar menyembelih aqiqah untuk anak lelaki dua ekor kambing yang umurnya sama dan untuk anak perempuan seekor kambing. (Riwayat al-Turmuzi). Daripada Ibnu Abbas r.a. pula menyatakan. bahawa Rasullullah s.a.w. menyembelih aqiqah untuk Hasan dan Husin masing-masing dengan seekor kambing. (Riwayat Abu Dawud)</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><b>Daging Aqiqah</b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Daging aqiqah digalakkan supaya tidak disedekahkan dalam keadaan mentah, bahkan disunatkan supaya dimasak terlebih dahulu dengan sedikit rasa manis walaupun aqiqah itu aqiqah nazar. Tujuannya ialah untuk bertafa’ul (menaruh harapan baik) terhadap keelokkan perangai dan budi pekerti anak yang diaqiqahkan.Kemudian daging yang telah dimasak itu diberi makan kepada fakir miskin, sama ada dengan dihantar masakan itu ke rumah-rumah mereka atau dijemput mereka itu hadir makan di rumah tempat beraqiqah. Namun yang lebih afdal adalah dihantar masakan tersebut ke rumah-rumah orang fakir miskin.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Sementara itu, sunat bagi orang yang beraqiqah memakan sebahagian kecil daripada daging binatang yang diaqiqahkan, selagi mana aqiqahnya itu bukan aqiqah wajib (aqiqah nazar) atau aqiqah kerana wasiat.Dalam hal memakan, menyedekah dan menghadiahkan daging aqiqah tersebut sama keadaannya dengan korban.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Semasa memotong daging disunatkan supaya jangan dipecah-pecahkan tulang binatang aqiqah itu, bahkan disunatkan supaya mengasingkan tulang-tulang itu mengikut sendi-sendinya. Sebagaimana dalam hadis daripada ‘Aisyah Radhiallahu ‘anha katanya:</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Maksudnya: “Afdal bagi anak lelaki dua ekor kambing yang sama keadaannya dan bagi anak perempuan seekor kambing. Dipotong anggota-anggota (binatang) dan jangan dipecah-pecah tulangnya.” </span><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">(Hadis riwayat al-Hakim)</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Ini bertujuan untuk bertafa’ul(menaruh harapan baik) terhadap tulang anak itu nanti tidak pecah dan tidak patah sebagaimana tidak pecah dan tidak patahnya tulang-tulang binatang aqiqah itu.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><b>Waktu Aqiqah</b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Aqiqah itu sunat dilakukan sebaik sahaja anak dilahirkan dan berterusan sehinggalah anak itu baligh. Ini adalah pendapat yang paling rajih. Apabila anak itu sudah baligh, gugurlah hukum sunat itu daripada walinya dan ketika itu hukum sunat berpindah ke atas anak itu sendiri dalam melakukan aqiqah untuk dirinya sendiri.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Walaupun waktu yang disunatkan untuk beraqiqah itu panjang, tetapi yang afdhal hendaklah dilakukan pada hari ketujuh daripada hari kelahirannya. Sebagaimana dalam hadis daripada ‘Aisyah Radhiallahu ‘anha katanya maksudnya :</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">“Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam mengaqiqahkan Hasan dan Husain pada hari ketujuh, memberikan kedua-duanya nama dan Baginda menyuruh supaya menghilangkan daripada keduanya kesakitan kepala (mencukur rambut kepala).”</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">(Hadis riwayat al-Hakim)</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Termasuk dalam kiraan tujuh hari itu, hari anak itu dilahirkan. Jika anak itu dilahirkan pada waktu siang sebelum terbenam matahari, maka hari itu dikira satu hari. Sebaliknya jika dia dilahirkan pada waktu malam, maka malam dia dilahirkan itu tidak dikira sebagai satu hari, bahkan kiraan tujuh hari itu bermula daripada hari selepasnya (siang berikutnya).Waktu yang afdhal untuk menyembelih binatang aqiqah itu ialah setelah terbit matahari.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><b>Melakukan Aqiqah Sebelum Kelahiran</b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Sebagaimana penjelasan di atas, jika penyembelihan aqiqah itu dilakukan selepas hari ketujuh ataupun sebelum hari ketujuh selepas kelahiran adalah memadai aqiqah tersebut. Ini kerana adanya sebab yang mensyariatkan ibadat aqiqah tersebut iaitu kelahiran anak. Akan tetapi jika aqiqah itu dilakukan sebelum kelahiran anak, maka tidak memadai aqiqahnya itu melainkan ianya hanya dikira sebagai binatang sembelihan biasa sahaja.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><b>Syarat sah aqiqah iala</b>h:</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">· Berniat aqiqah ketika menyembelih.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">· Binatang ternakan berkaki empat iaitu kambing, biri-biri, kibas, lembu, kerbau dan unta.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">· Memenuhi syarat-syarat sembelihan.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">· Tidak terdapat kecacatan pada binatang tersebut</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">· Disembelih pada waktunya iaitu hari ketujuh selepas kelahiran @ bila-bila masa sebelum anak tersebut baligh</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">· Binatang yang hendak disembelih sudah cukup umur.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><b>Binatang yang sudah cukup umur untuk dijadikan Qurban adalah seperti berikut:</b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Umur; </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">· Biri-biri ; 1 tahun atau lebih</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">· Kambing ; 2 tahun atau lebih</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">· Lembu/kerbau ; 2 tahun atau lebih</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">· Unta ; 5 tahun atau lebih</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><b>Sunat-sunat Aqiqah ialah:</b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">· Dilakukan pada hari ke tujuh kelahiran</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">· Menyembelih ketika matahari sedang naik (pagi)</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">· Mencukur rambut bayi selepas penyembelihan</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">· Memberi nama yang baik kepada bayi</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">· Berdoa ketika hendak menyembelih</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">· Daging dimasak manis.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">· Tidak mematahkan sendi tulang binatang tersebut ketika dimasak.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><b>Hikmah Aqiqah</b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">· Tanda kesyukuran diberikan kekuatan oleh Allah s.w.t. untuk menjalankan syariat Islam dan dianugerahkan anak</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">· Menggalakkan amalan sedekah.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">· melepaskan penghalang pada bayi dalam memberi syafaat kepada orang tua mereka</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">· Sebagai mengikuti sunnah Rasulullah.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">· Mengukuhkan semangat persaudaraan dalam masyarakat.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">· Membuang sifat kedekut, bakhil dan tamak dalam diri.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">· Memulakan kehidupan seorang bayi dengan amalan yang baik</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">· membiasakan berkorban bagi orang tua</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<br /> </div>
suaramuhajirin313http://www.blogger.com/profile/07902956554315941910noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4460964459373959078.post-67517546627481335412017-06-16T17:39:00.001-07:002017-06-16T17:39:55.606-07:00Ramadhan Bersama Pemimpin Hati<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">DARI BLOG <a href="http://khaulahattamimizone.blogspot.my/2017/06/ramadhan-bersama-pemimpin-hati.html?m=1" target="_blank">PUAN KHAULAH</a></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Pejam celik pejam celik, Ramadhan dah kian menuju ke penghujungnya. Aku pernah dengar orang cakap, tanda-tanda akhir zaman tu ialah bilamana masa dirasakan cepat sangat berlalu. Sebab dulu waktu aku sekolah rendah, nak tunggu cuti hujung tahun tu lama sangat. Jenuh tunggu. Tapi sekarang ni sedar-sedar je dah 2017. Rasanya baru je haritu 2015. Bila cepat masa berlalu, cepatlah juga umur meningkat. Tiba-tiba je dah 31 tahun. Rasa macam semalam baru je 18 tahun! Hmm.. Baru terfikir, apa yang aku dah perbuat dengan umurku di sepanjang 20an nya itu ye? Oh Tuhan..</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Aku selama ni sebenarnya tak pernah fikir pun, tak pernah rasa besar pun nikmat berpemimpin. Hanya setelah benar-benar difahamkan oleh para pemimpin, lebih-lebih lagi pemimpin hati yang tugasnya mendidik hati, nak betulkan segala perjalanan hati, barulah nak belajar betapa mahalnya mendapatkan pemimpin dan pimpinan dalam hidup. Nak cari pemimpin yang boleh memimpin itu tak mudah, apatah lagi pemimpin yang boleh pimpin hati. Laaaagilah susah. Sebab tu disebutkan ianya sebagai Pemimpin Hati.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Dapat pemimpin bererti mendapatkan panduan untuk hidup di dua negara iaitu dunia dan akhirat. Setelah dapatkan panduan, kita akan sedar betapa selama ini kita hidup dalam keadaan yang salah. Salah berfikir, salah berperasaan dan salah dalam tindakan. Namun kita berharap moga kita tak pernah terlambat untuk dibimbing bagi membetulkan semuanya.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Kerana bersama kita Pemimpin Hati lah, hati kita dipimpin bahawa antara yang kita perlu dapatkan di sepuluh malam terakhir Ramadhan ini ialah keinsafan. Merasa insaf di atas banyaknya dosa yang telah kita lakukan kepada Tuhan. Rasa berdosa sampai ke dalam hati kerana teruslah membesarkan diri dan nafsu lebih dari Tuhan. Kekal bersembahyang dalam keadaan yang lalai. Ybm Tuan Hasnan selalu ingatkan, yang Allah sebut celakalah orang yang bersembahyang tu, bukan untuk solat fardhu je. Tapi solat sunat pun rupanya nak kena dapat khusyuk. Kalau tak, neraka wail lah juga. Na'uzubillah..</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><img src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjPXiJ3DZYfHm8ZI1ZdtzJAzyhYO_IAQYnhh70T7QNG0IXMT1Vy-04aUGe5U-LZID0Pvm9yFXp0J_vwyUZnayCGYDEnaV4mEMzXkRfjF3Ju-8cY2qUa8j2SkWgNmuYym_V-d9oTcLAVtjfA/" /> </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Lepastu nak kena direnungkan juga dosa kita dengan manusia dan yang paling besar tu dengan pemimpin lah. Yang suruh taat pemimpin ni, Allah. Jadi bila kita gagal untuk taati pemimpin sepertimana yang Allah nak, maka dua kali berdosalah kita. Taat pemimpin tu pula kena dibuat secara menyeluruh. Bukan taat benda yang kita suka je. Aku lah tu... Masih taat yang disukat-sukat. Kalau tak kena dengan keinginan nafsu, belum tentu mampu nak taat. Belum lagi disuluh hal-hal yang berkait dengan perasaan kepada pemimpin. Kadang depan tu kita bolehlah akur, tapi dalam hati macamana? Tolonglah Ramadhan.. moga keberkatanMu dapat merubah kejahatan hatiku..</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><img src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiRniH1HzNw5Z3XsKLrpznS8wNHRrLalyq8LaKmf_JVVlGEqxw-_I0B-exLG6yp-_D-ZZlqxeHoahN2eZM-GnVtsxIEcrcPnk0LFj8gT_Hu_PKrPrTKqhKQFRaMW73YDHu0YkG4CUOEL8wN/" /> </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Kita nak sangat jadi mereka di akhir zaman yang sangat dirindui oleh Nabi dan dicemburui oleh sahabat kerana walaupun tak pernah berjumpa Nabi tapi sangat merindui dan memperjuangkan semua yang datang dari Nabi. Itu juga satu bentuk tawaran. Semua orang boleh jadi calon untuk mendapatkannya. Namun di akhirnya, Tuhan lah yang tahu bagaimana nasib kita. Ybm PE sebut, sungguh-sungguhlah rebut peluang sampai turunnya belas kasihan Allah pada kita. Mudah-mudahan kita semua direzkikan Ramadhan yang dihujungnya adalah keselamatan..</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><img src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj5Xq1pioJH1KjBIjchofkU07ZUif083dyVAPW9n3SW2MmkqKrF0pDYSinYoiq4H_pJV5yFWGZGebqx11Fe1ELWuIJAypy2nLN43ZnP4xeLjhWfVyl4zupygAUrd_puGvhhH_wJQ1f-rDmJ/" /> </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Di kesempatan ini juga aku nak mohon jutaan kemaafan kepada semua yang mengenali di atas banyaknya dosa dan salah silap yang aku lakukan samada sengaja ataupun tidak. Terkasar bahasa di alam nyata mahupun terguris apa-apa yang dicoret di sini. Maafkan ye..</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Aku nak kongsikan salah satu lirik lagu dari album Takuti Tuhan Rindui Nabi oleh Akademi Generasi Harapan (Jawa) yang ditulis oleh Ybm Tuan Nik Hazani. Selamat mendengar dan menghayati..</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><b>Rasa Ramadhan</b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Berdebar-debar hati ini</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Menunggu kedatanganMu </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Keluh kesah gelisah tak menentu</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Takut kedatanganMu ku gagal lagi</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Wahai Ramadhan Engkau yang ku tunggu</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">KedatanganMu membawa rahmat</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Juga keampunan Tuhanku berkat dan kasih sayang</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Mana mungkin kedatanganMu ku siakan</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Ramadhan kini kembali</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Ramadhan menangislah hati</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Ya Allah jadikan ku hambaMu yang beradab denganNya</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Janganlah ku menjadi hamba yang rugi lagi </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Entah ke berapa kali</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Aku sangat mengharapkan pertolongan dariMu</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Anugerahkanku Ramadhan yang di hujungnya keselamatan</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Dari azab api neraka </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Kasihanilah aku Tuhan</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Kerna setiap kali Ramadhan </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Yang ku dapat hanya lapar dan dahaga</span></div>
</div>
suaramuhajirin313http://www.blogger.com/profile/07902956554315941910noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4460964459373959078.post-65703679267998676922017-06-13T21:39:00.000-07:002017-06-13T21:39:19.233-07:00Di Mana Silap Dan Salahnya Wahhabi - Boleh Baca Di Sini!!<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">MEMBONGKAR KEKELIRUAN WAHHABI SALAFI YANG BER-I'TIQAD BAHAWA ALLAH BERADA DI LANGIT. ADAKAH BENAR ALLAH BERADA DI ATAS LANGIT? - Pengajian Aswaja Pemurnian Nusantara</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Wahhabi Salafi (golongan khalaf) sangat gemar mengambil ZAHIR ayat dari Al-Quran tanpa mentakwilkannya kepada maknanya yang sebenar. Dengan perbuatan itu, terjadinya percanggahan makna dengan ayat-ayat Al-Quran yang lain.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Sebelum kita memulakan perbincangan, harus diketahui terlebih dahulu bahawa di dalam Al-Qur'an, terdapat (1) ayat-ayat muhkamat dan (2) ayat-ayat mutasyabihat.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Allah ta'ala berfirman :</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: large;"> ] هُوَ الَّذِيْ أَنْزَلَ عَلَيْكَ الْكِتَابَ مِنْهُ ءَايَاتٌ مُحْكَمَاتٌ هُنَّ أُمُّ الْكِتَابِ وَأُخَرُ مُتَشَابِهَاتٌ فَـأَمَّا الَّذِيْنَ فِي قُلُوْبِهِمْ زَيْغٌ فَيَتَّبِعُوْنَ مَا تَشَابَهَ مِنْهُ ابْتِـغَاءَ الْفِـتْنَةِ وَابْتِـغَاءَ تَأْوِيْلِهِ وَمَا يَعْلَمُ تَأْوِيْـلَهُ إِلاَّ اللهُ وَالرَّاسِخُوْنَ فِي الْعِلْمِ يَقُوْلُوْنَ ءَامَنَّا بِهِ كُلٌّ مِنْ عِنْدِ رَبِّنَا وَمَا يَذَّكَّرُ إِلاَّ أُوْلُوْا اْلأَلْبَابِ [ (ءال عمران : 7)</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Maknanya : "Dia-lah yang menurunkan Al Kitab (Al Qur'an) kepada Muhammad. Di antara (isi)nya ada ayat-ayat MUHKAMAT, itulah Umm Al Qur'an (yang dikembalikan dan disesuaikan pemaknaan ayat-ayat al Qur'an dengannya) dan yang lain ayat-ayat MUTASYABIHAT. Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong kepada KESESATAN, maka mereka MENGIKUTI ayat-ayat yang MUTASYABIHAT untuk MENIMBULKAN FITNAH dan untuk mencari-cari takwilnya sesuai dengan HAWA NAFSUNYA, padahal tidak ada yang mengetahui takwilnya (seperti saat tibanya kiamat) melainkan Allah SERTA orang-orang yang MENDALAM ILMUNYA mengatakan : "Kami beriman kepada ayat-ayat yang mutasyabihat, semuanya itu berasal dari Tuhan kami". Dan tidak dapat mengambil pelajaran darinya kecuali orang-orang yang berakal" (Ali-Imran : 7)</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">I. Definisi Ayat Muhkamat dan Mutasyabihat.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">- Al Muhkam: المتضح المعنى ; yang jelas maknanya.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">- Al Mutasyabih: ما ليس بمتضح المعنى; yang tidak jelas maknanya.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">DEFINISI AYAT-AYAT MUHKAMAT : </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Ayat yang dari segi bahasa, memiliki satu makna sahaja dan tidak memungkinkan untuk ditakwil ke makna yang lain. Ayat sebegini diketahui dengan jelas makna dan maksudnya. Seperti firman Allah :</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: large;">﴿ لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَىءٌ ﴾ (سورة الشورى: ۱۱) </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Maknanya: “Dia (Allah) TIDAK MENYERUPAI sesuatu pun dari makhluk-Nya (baik dari satu segi mahupun semua segi, dan tidak ada sesuatupun yang menyerupai-Nya)”. (Asy-Syura: 11) </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: large;">﴿ وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ ﴾ (سورة الإخلاص :4) </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Maknanya: “Dia (Allah) TIDAK ADA satu pun yang menyekutui-Nya”. (Al-Ikhlas : 4) </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: large;">﴿ هَلْ تَعْلَمُ لَهُ سَمِيًّا ﴾ (سورة مريم :65)</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Maknanya: “Allah tidak ada serupa bagi-Nya”. (Maryam : 65) </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">DEFINISI AYAT-AYAT MUTASYABIHAT : </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Ayat yang belum jelas maknanya. Atau yang memiliki BANYAK kemungkinan makna dan kefahaman sehingga perlu direnungkan agar diperolehi makna yang tepat dan sesuai, dengan cara MENGGUNAKAN ayat-ayat muhkamat. Seperti firman Allah :</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><span style="font-size: large;">﴿ الرّحْمٰنُ عَلَى العَرْشِ اسْتَوَى ﴾ (سورة طه :5)</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Maknanya: "(Iaitu) Tuhan yang Maha Pemurah, yang di atas Arasy." (Taha : 5)</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Tafsir : Pengertian lafaz "ARASY" ini adalah "BERKUASA", iaitu bersemayam sesuai dengan Keagungan dan KebesaranNya. Ia tidak memberi makna sebagai Allah "duduk" di atas Arasy.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><b>Soalan Aswaja kepada Wahhabi Salafi adalah : </b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">“Mengapa Anda meyakini bahwa Allah subhanahu wa ta‘ala ada di langit?”</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Jawapan menyeleweng Wahhabi Salafi :</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Wahhabi Salafi akan memberikan hujjah batil dengan memberi tafsir ayat-ayat al-Qur’an yang menyeleweng dan mengikut nafsu. Menurut mereka, tafsiran mereka menunjukkan bahawa Allah subhanahu wa ta‘ala ada di langit. Mengikut fahaman mereka, kalimat "istawa" di ayat mutasyabihat di atas itu, memberi makna kepada "duduk".</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Kupasan Aswaja :</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Ayat yang disebutkan tidak secara tegas menunjukkan bahawa Allah ada di langit. Ini adalah kerana menurut para ulama, kalimat "istawa" memiliki 15 makna, bukan sahaja memberi maksud sebagai "duduk". Di samping itu, apabila puak wahhabi berhujjah dengan tafsiran mereka sendiri, maka hujjah wahhabi dapat dipatahkan dengan ayat-ayat lain yang menunjukkan bahawa Allah subhanahu wa ta‘ala TIDAK BERADA di langit. Oleh itu jika kita hendak memperolehi makna bagi ayat-ayat Mutasyabihat dengan tepat dan sesuai, mestilah dengan cara MENGGUNAKAN ayat-ayat muhkamat.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Bukti Allah tidak berada di langit :</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Dalil dari Al-Quran:</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Allah subhanahu wa ta‘ala berfirman: </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: large;">وَهُوَ مَعَكُمْ أَيْنَ مَا كُنتُمْ </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">“Dan Dia bersama kamu di mana saja kamu berada.” (QS. al-Hadid : 4). </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Ayat ini menegaskan bahwa Allah subhanahu wa ta‘ala pun bersama kita di bumi, bukan tetap berada di langit. Dalam ayat lain, Allah subhanahu wa ta‘ala berfirman:</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: large;">وَقَالَ إِنِّي ذَاهِبٌ إِلَىٰ رَبِّي سَيَهْدِينِ</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">“Dan Ibrahim berkata, “Sesungguhnya aku pergi menuju Tuhanku (Palestina), yang akan memberiku petunjuk.” (QS. al-Shaffat : 99). </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Dalam ayat ini, Nabi Ibrahim alaihissalam berkata baginda akan pergi menuju Tuhannya, padahal Nabi Ibrahim alaihissalam pergi ke Palestina. Dengan demikian, ayat ini menunjukkan bahwa Allah subhanahu wa ta‘ala bukan berada di langit, tetapi ada di Palestina.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Dalil dari Hadith:</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Apabila Wahhabi berhujjah dengan menggunakan hadith tentang keyakinan Allah subhanahu wa ta‘ala ada di langit, maka hujjahnya dapat dipatahkan dengan hadith lain yang lebih kuat dan menegaskan bahawa Allah subhanahu wa ta‘ala tidak ada di langit, bahkan ada di bumi. Al-Imam al-Bukhari meriwayatkan dalam Sohih-nya:</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><span style="font-size: large;">عَنْ أَنَسٍ أَنَّ النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم رَأَى نُخَامَةً فِي الْقِبْلَةِ فَحَكَّهَا بِيَدِهِ وَرُؤِيَ مِنْهُ كَرَاهِيَةٌ وَقَالَ: إِنَّ أَحَدَكُمْ إِذَا قَامَ فِيْ صَلاَتهِ فَإِنَّمَا يُنَاجِيْ رَبَّهُ أَوْ رَبَّهُ بَيْنَهُ وَبَيْنَ قِبْلَتِهِ فَلاَ يَبْزُقَنَّ فِيْ قِبْلَتِهِ وَلَكِنْ عَنْ يَسَارِهِ أَوْ تَحْتَ قَدَمِهِ. رَوَاهُ الْبُخَارِيُّ.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">“Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu berkata, “Bahawa Nabi saw melihat kahak di arah kiblat, lalu beliau menggosoknya dengan tangannya, dan beliau kelihatan tidak menyukai hal itu. Lalu beliau bersabda: “Sesungguhnya apabila salah seorang kamu berdiri dalam solat, maka dia sesungguhnya berbincang-bincang dengan Tuhannya, atau Tuhannya ada di antara dirinya dan kiblatnya. Oleh kerana itu, janganlah dia meludah ke arah kiblatnya, akan tetapi meludahlah ke arah kiri atau di bawah telapak kakinya.” (HR. al-Bukhari [405]).</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Hadith ini menegaskan bahawa Allah subhanahu wa ta‘ala berada di depan orang yang sedang shalat, bukan berada di langit.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Wahhabi akan terus berkata dengan menggunakan dalil yang lain dengan berkata: “Keyakinan bahawa Allah ada di langit itu ijma’ ulama salaf.” </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Jawapan Ahlus Sunnah Wal Jamaah :</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Pada mulanya, wahhabi mengatakan bahawa dalil keyakinan Allah berada di langit adalah dari ayat-ayat al-Qur’an. Kemudian setelah hujjah Wahabi telah dapat dipatahkan, Wahhabi berhujjah dengan menggunakan hadith pula. Lalu setelah hujjah Wahhabi dapat dipatahkan lagi, sekarang mereka berdalil dengan ijma’ ulama salaf pula. Padahal ijma’ ulama salaf sejak generasi sahabat kesemuanya meyakini Allah subhanahu wa ta‘ala tidak bertempat. Al-Imam Abu Manshur al-Baghdadi berkata dalam al-Farqu Bayna al-Firaq:</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: large;">وَأَجْمَعُوْا عَلَى أَنَّهُ لاَ يَحْوِيْهِ مَكَانٌ وَلاَ يَجْرِيْ عَلَيْهِ زَمَان</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">“Kaum Muslimin sejak generasi salaf (para sahabat dan tabi’in) telah bersepakat bahawa Allah tidak bertempat dan tidak dilalui oleh waktu.” (al-Farq bayna al-Firaq, 256).</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Al-Imam Abu Ja’far al-Thahawi juga berkata dalam al-’Aqidah al-Thahawiyyah, risalah kecil yang menjadi kajian kaum Sunni dan Wahhabi:</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: large;">وَلاَ تَحْوِيْهِ الْجِهَاتُ السِتُّ</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">“Allah subhanahu wa ta‘ala tidak dibatasi oleh arah yang enam.”</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Mari kita perhatikan dialog antara Aswaja dan Wahhabi seterusnya :</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Aswaja : “Menurut Anda, tempat itu makhluk bukan?” </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Wahhabi : “Ya makhluk.” </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Aswaja : “Kalau tempat itu makhluk, sebelum terciptanya tempat, Allah ada di mana?” </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Wahhabi : “Pertanyaan ini tidak boleh ditanya kerana ia adalah pertanyaan yang bid’ah.” </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Demikian jawapan sang Wahhabi. Ketika mereka tidak dapat menjawab pertanyaan, mereka tidak akan menjawab dengan lafaz "aku tidak tahu", sebagaimana tradisi ulama salaf dulu. Akan tetapi mereka akan menjawab, “Pertanyaanmu bid’ah dan tidak boleh bertanya seperti itu.” </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Wahhabi tidak mengetahui atau pura-pura tidak mengetahui bahawa Allah subhanahu wa ta‘ala WUJUD sebelum terciptanya alam. Para sahabat telah bertanya kepada Nabi saw, malahan Nabi saw tidak pernah menjawab kepada mereka bahawa pertanyaan tersebut adalah bid’ah. Al-Imam al-Bukhari meriwayatkan dalam Sohih-nya:</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><span style="font-size: large;">عَنْ عِمْرَانَ بْنِ حُصَيْنٍ قَالَ إِنِّيْ عِنْدَ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم إِذْ دَخَلَ نَاسٌ مِنْ أَهْلِ الْيَمَنِ فَقَالُوْا: جِئْنَاكَ لِنَتَفَقَّهَ فِي الدِّيْنِ وَلِنَسْأَلَكَ عَنْ أَوَّلِ هَذَا اْلأَمْرِ مَا كَانَ. قَالَ: كَانَ اللهُ وَلَمْ يَكُنْ شَيْءٌ غَيْرُهُ</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">رواه البخاري</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">“Imran bin Hushain radhiyallahu ‘anhu berkata: “Aku berada bersama Nabi saw, tiba-tiba datang sekelompok dari penduduk Yaman dan berkata: “Kami datang untuk belajar agama dan menanyakan tentang permulaan yang ada ini, bagaimana sesungguhnya?” Rasulullah saw menjawab: “Allah telah ada dan tidak ada sesuatu apapun selain Allah.” (HR. al-Bukhari [3191])</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Hadith ini menunjukkan bahawa Allah subhanahu wa ta‘ala tidak bertempat. Allah subhanahu wa ta‘ala telah ada sebelum adanya makhluk, termasuk tempat. Al-Imam al-Tirmidzi meriwayatkan dengan sanad yang hasan dalam al-Sunan berikut ini:</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><span style="font-size: large;">عَنْ أَبِيْ رَزِيْنٍ قَالَ قُلْتُ : يَا رَسُوْلَ اللهِ أَيْنَ كَانَ رَبُّنَا قَبْلَ أَنْ يَخْلُقَ خَلْقَهُ ؟ قَالَ كَانَ فِيْ عَمَاءٍ مَا تَحْتَهُ هَوَاءٌ وَمَا فَوْقَهُ هَوَاءٌ وَخَلَقَ عَرْشَهُ عَلىَ الْمَاءِ قَالَ أَحْمَدُ بْنُ مَنِيْعٍ قَالَ يَزِيْدُ بْنُ هَارُوْنَ الْعَمَاءُ أَيْ لَيْسَ مَعَهُ شَيْءٌ قَالَ التِّرْمِذِيُّ وَهَذَا حَدِيْثٌ حَسَنٌ.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">“Abi Razin radhiyallahu ‘anhu berkata: “Aku berkata, wahai Rasulullah, di manakah Tuhan kita sebelum menciptakan makhluk-Nya?” Rasulullah saw menjawab: “Allah ada tanpa sesuatu apapun yang menyertainya. Di atasnya tidak ada sesuatu dan di bawahnya tidak ada sesuatu. Lalu Allah menciptakan Arasy di atas air.” Ahmad bin Mani’ berkata, bahwa Yazid bin Harun berkata, maksud hadith tersebut, Allah ada tanpa sesuatu apapun yang menyertai (termasuk tempat). Al-Tirmidzi berkata: “hadith ini bernilai hasan”. (Sunan al-Tirmidzi, [3109]).</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Juga sebagaimana di sebutkan di dalam hadith Qudsi yang mana Allah berfirman : </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">”Barangsiapa memusuhi wali-Ku sungguh Ku umumkan perang kepadanya, tiadalah hamba-Ku mendekat kepada-Ku dengan hal-hal yang fardhu, dan Hamba-Ku terus mendekat kepada-Ku dengan hal hal yang sunnah baginya hingga Aku mencintainya, bila Aku mencintainya maka Aku menjadi telinganya yang ia gunakan untuk mendengar, dan menjadi matanya yang ia gunakan untuk melihat, dan menjadi tangannya yang ia gunakan untuk memerangi, dan kakinya yang ia gunakan untuk melangkah, bila ia meminta pada-Ku niscaya Ku-beri permintaannya....” (Sohih Bukhari hadith No.6137)</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Maka, adakah Allah benar-benar menjadi otot-otot manusia secara zahir seperti telinga, mata, tangan dan kaki sebagaimana yang disebutkan oleh hadits Qudsi di atas ini? Malahan, DIPERLUKAN untuk mentakwil hadith mutasyabihat tersebut dengan makna yang sesuai dengan ke-Esaan dan Keagungan Allah swt.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Dalam setiap dialog yang terjadi antara Aswaja dengan kaum Wahhabi, sudah pasti Aswaja mudah sekali mematahkan hujjah Wahhabi. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">1) Ketika Wahhabi mengajukan "hujjah" bathil mereka dengan menyalah-gunakan ayat al-Qur’an, maka dengan mudahnya "hujjah" bathil itu dipatahkan dengan ayat al-Qur’an yang lain. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">2) Ketika Wahhabi mengajukan "hujjah" bathil dengan menyalah-gunakan hadith Nabi saw, maka dengan mudahnya "hujjah" bathil itu dipatahkan dengan hadith yang lebih kuat. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">3) Dan ketika Aswaja memberi hujjah dengan dalil rasional, pasti Wahhabi tidak dapat membantah dan menjawabnya.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Keyakinan bahwa Allah subhanahu wa ta‘ala ada tanpa bertempat adalah keyakinan kaum Muslimin sejak generasi salaf, kalangan sahabat dan tabi’in. Sayyidina Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu berkata:</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-size: large;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; font-size: large;">كَانَ اللهُ وَلاَ مَكَانَ وَهُوَ اْلآَنَ عَلَى مَا عَلَيْهِ كَانَ</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">“Allah subhanahu wa ta‘ala ada sebelum adanya tempat. Dan keberadaan Allah sekarang, sama seperti sebelum adanya tempat (maksudnya Allah tidak bertempat).” (al-Farq bayna al-Firaq, 256).</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Wallahu a'lam</span></div>
</div>
suaramuhajirin313http://www.blogger.com/profile/07902956554315941910noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4460964459373959078.post-70601191231749348312017-06-13T15:52:00.001-07:002017-06-13T15:52:12.291-07:00Berbisnes Dengan Tuhan<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Seorang lelaki tua, pakaian lusuhnya menampakkan jelas kefakiran yang dialaminya. Ia memasuki sebuah toko megah untuk membeli selimut. Dia memerlukan 6 helai selimut untuk keluarganya di musim sejuk ini. Tapi wang yang ia miliki hanyalah 100 riyal. Kata pakcik itu "wahai tuan, adakah tuan menjual 6 helai selimut yang berharga 100 riyal?".</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Pemilik kedai berkata: "Oh ada pakcik, saya ada selimut bagus buatan Turki, harganya juga murah, hanya 20 riyal sehelai. Kalau pakcik beli 5 buah akan mendapat percuma 1 helai."</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Lega... Terpancar kegembiraan di wajah lelaki tua itu. Segera ia menghulurkan lembaran wang 100 riyal miliknya. Dengan wajah berseri sambil membawa selimut ia berlalu pergi.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Teman si pedagang yang sejak tadi duduk memperhatikan ini berkata: "Engkau ini aneh sekali, bukankah kelmarin engkau mengatakan selimut itu jenis selimut termahal di tokomu ini, kalau tidak salah kelmarin engkau menawarkan nya kepadaku seharga 350 riyal sehelainya ?"</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Pedagang itu menjawab: "Benar sekali, kelmarin aku menjual kepadamu 350 riyal tidak kurang sedikitpun. Kelmarin aku berdagang dengan manusia. Hari ini aku berdagang dengan ALLAH. Aku ingin keluarga lelaki tua tadi dapat terhindar dari kedinginan di musim sejuk yang akan datang tidak lama lagi. Aku berharap ALLAH menghindarkanku dan keluargaku dari panasnya api neraka di akhirat nanti. Demi ALLAH, kalaulah tidak karena menjaga harga diri lelaki tua tadi, aku tidak ingin menerima darinya wang sedikitpun. Aku tidak ingin ia merasa menerima sedekah sehingga merasa malu di hadapan kita di sini."</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Saudaraku, sesungguhnya untuk bermuamalah yang benar kepada ALLAH, memerlukan seni dan akhlak yang tinggi. Semoga kita boleh mencontoh akhlak dari pedagang tersebut.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Semoga Bermanfaat.. Jadikan inspirasi hidup kita untuk menggapai kebahagiaan di negeri akhirat yang kekal abadi.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Dari Abu Hurairah dia berkata; Rasulullah SAW telah bersabda: "Barang siapa membebaskan seorang mukmin dari suatu kesulitan dunia, maka Allah akan membebaskannya dari suatu kesulitan pada hari Kiamat. Barang siapa memberi kemudahan kepada orang lain yang berada dalam kesulitan, maka Allah akan memberikan kepadanya kemudahan di dunia dan di akhirat." (HR Muslim) Kitab Fadhilat Sedeqah.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Wallahu’alam</span></div>
</div>
suaramuhajirin313http://www.blogger.com/profile/07902956554315941910noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4460964459373959078.post-46836787375745654482017-06-13T08:25:00.000-07:002017-06-13T08:25:03.828-07:00Perkahwinan Dan Perceraian - Perbezaan Lafaz Taklik Di Malaysia.<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; text-align: justify;">Malaysia mempunyai lafaz taklik yang berbeza-beza antara satu sama lain mengikut negeri-negeri. Sebenarnya lafaz taklik adalah lafaz talak taklik (talak tergantung) yang dibaca dan dilafazkan oleh suami selepas akad nikah dijalankan. Ia bermaksud suami mengaitkan talak dengan sesuatu sifat atau syarat, sama ada mempunyai hubungan dengan isterinya, suami sendiri atau orang lain. </span><br />
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Semua negeri mempunyai lafaz taklik, dan ia sudah menjadi suatu kemestian. Lafaz taklik ini akan dicatatkan sekali dalam Sijil Perakuan Nikah pasangan yang sudah berkahwin. Lafaz talak taklik yang disyaratkan selepas perkahwinan suami isteri berbeza antara satu negeri dengan negeri yang lain. Antara contoh seperti berikut: </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">1) Terengganu:</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">“Saya dengan sesungguhnya melafazkan bahawa tiap-tiap kali saya tidak bersekedudukan dengan isteri saya (nama isteri) bagi selama tempoh empat bulan dengan tidak putus-putus, sama ada saya meninggal akan dia atau dia meninggal saya dengan ikhtiar atau dengan terpaksa dan tatkala ia mengadu ia kepada kadi dan tatkala sabit pada sisinya di atas ketiadaan sekedudukan selama itu maka tertalaklah isteri saya (nama isteri) itu dengan satu talak.” </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">2) Kedah:</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">“Apabila aku tinggalkan isteriku (nama isteri) lamanya enam bulan Hijrah dan kemudian daripada itu mengadu ia kepada Kadi dan sabit yang demikian itu pada sisinya, maka kemudian daripada itu tertalaklah ia dengan satu talak” </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">3) Perak </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">a) “Tiap-tiap aku tinggalkan atau tiada aku memberi nafkah yang layak bagiku akan isteriku (nama isteri) tiga bulan atau lebih lamanya dan mengadu ia kepada mana-mana kadi syarie dan sabit pengaduannya pada sisi Kadi itu, maka tertalak isteriku itu dengan satu talak. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">b) Jika ada perbalahan kedua aku laki isteri maka mengadu isteriku (nama isteri) kepada mana-mana kadi syariah dan sabit pengaduannya pada sisi kadi itu, maka mengakulah aku akan bertaklik seperti yang dipersetujui kadi itu. Sekiranya ingkar aku daripada bertaklik sedemikian itu maka gugurlah satu talak di atas isteriku itu. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">c) Tiap-tiap aku rujuk akan isteriku (nama isteri), dengan tiada redanya, maka tertalaklah ia satu talak pula.” </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">4) Selangor </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">“Saya mengaku apabila saya tinggalkan isteri saya (nama isteri) selama empat bulan hijrah berturut-turut atau lebih dengan sengaja atau paksaan, dan saya atau wakil saya tiada memberi nafkah kepadanya selama tempoh yang tersebut pada hal ia taatkan saya atau saya melakukan sebarang mudarat kepada tubuh badannya, kemudian ia mengadu kepada mahkamah syariah, dan apabila sabit aduannya di sisi mahkamah syariah, dan ia memberi kepada Mahkamah Syariah, yang menerima bagi pihak saya satu ringgit maka pada ketika itu tertalak ia dengan cara talak khuluk.” </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Kebanyakan negeri memasukkan syarat jika suami meninggalkan isteri selama empat bulan atau lebih dengan sengaja atau paksa atau suami atau wakil suami tidak memberi nafkah kepada isteri selama tempoh itu, pada hal isteri masih taat kepada suami. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Beberapa negeri lain meletakkan syarat meninggalkan isteri dalam tempoh berkenaan dan suami atau wakil suami tidak memberi nafkah kepada isteri pada hal isteri masih taat kepada suami. Dua syarat ini dibezakan dengan perkataan ‘dan’ dan ‘atau’. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Kedah dan Pulau Pinang mensyaratkan tempoh yang lama iaitu enam bulan. Syarat talak taklik Terengganu berbeza dengan negeri lain di mana disyaratkan jika suami dan isteri tidak bersekedudukan selama empat bulan berterus-terusan, sama ada suami meninggalkan isteri atau isteri meninggalkan suami, sama ada dengan sukarela atau terpaksa. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Perak pula meletakkan syarat jika berlaku perbalahan antara suami dan isteri, maka isteri boleh mengadu kepada hakim untuk mensabitkan talak taklik itu. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Kebanyakan negeri meletakkan syarat jika suami menyakiti atau mendatangkan sebarang mudarat kepada tubuh badan isteri, maka isteri boleh mengadu kepada Hakim untuk mensabitkan talak taklik itu. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Melaka mensyaratkan jika suami tidak mempedulikan isteri lamanya empat bulan, isteri boleh memohon cerai taklik. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Sabah meletakkan syarat tambahan jika suami menyakitkan tubuh badan atau kehormatan atau harta benda isteri, maka aduan untuk mensabitkan talak taklik boleh dibuat oleh isteri. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Johor memasukkan syarat tambahan jika suami ghaib selama setahun atau lebih, isteri boleh mengadu untuk mensabitkan talak taklik berkenaan. Syarat ini tidak terdapat dalam syarat taklik di negeri lain. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Melihat dari segi jenis talak jika Mahkamah mensabitkan talak taklik juga berbeza antara satu negeri dengan negeri yang lain. Kelantan, Pahang, Selangor, Wilayah Persekutuan dan Johor misalnya, jika syarat taklik disabitkan oleh hakim, maka isteri perlu membayar RM1 dan selepas perceraian boleh disabitkan dengan cerai khul’ (tebus talak). Tetapi di negeri lain, jika syarat taklik disabitkan oleh Hakim, isteri tertalak dengan satu talak rajie. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">P</span><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">erbezaan seperti ini tidak seharusnya berlaku kerana umat Islam di Malaysia berpegang kepada mazhab Syafei yang sama. Perbezaan ini walaupun nampak kecil, beban untuk membuktikan syarat ini di Mahkamah berbeza antara satu sama lain. </span></div>
</div>
suaramuhajirin313http://www.blogger.com/profile/07902956554315941910noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4460964459373959078.post-19072066953074299152017-06-13T05:49:00.002-07:002017-06-13T08:24:06.562-07:00Apakah Maksud Cerai Melalui Lafaz Taklik?<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">SUMBER ASAL: </span><a href="http://sukapeguamsyarie.blogspot.my/2013/02/cerai-taklik.html" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">CERAI TAKLIK</a></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">PENGERTIAN TA‘LIQ</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Ta‘liq ialah lafaz yang diucapkan sebagai syarat untuk membatalkan pernikahan jika berlakunya sesuatu yang bertentangan dengan ta‘liq tersebut.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Ta’liq : iaitu menggantungkan perceraian kepada sesuatu masa atau sesuatu perbuatan seperti kata suami kepada isterinya: “Sekiranya kau pergi ke tempat tertentu maka kau tertalaq.”</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Perceraian tidak berlaku semasa suami melafazkan ta’liq tetapi hanya berlaku sekiranya syarat yang disebut dalam lafaz ta’liq tersebut dilanggar.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Di Malaysia cerai ta’liq ini adalah suatu bentuk perceraian yang biasa diamalkan. Selepas akad nikah seseorang suami dikehendaki melafazkan ucapan ta’liq dan menandatangani surat ta’liq di hadapan juru nikah.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Contohnya seperti di Wilayah Persekutuan, lafaz ta’liq tersebut adalah: </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><i>“Bahawa adalah saya mengaku apabila tinggalkan isteri saya (nama) selama empat bulan Hijrah berturut-turut atau lebih dengan sengaja atau paksaan dan saya atau wakil saya tidak memberi nafkah kepadanya selama masa yang tersebut pada hal atau saya melakukan sebarang mudharat kepada tubuh badannya kemudian ia mengadu kepada Mahkamah Syariah dan memberi kepada Mahkamah Syariah yang menerima bagi pihak saya satu ringgit maka pada ketika itu tertalak ia dengan cara talak khulu” </i></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">[Akta Undang-undang Keluarga Islam (Wilayah Persekutuan) 1984, Kaedah-kaedah Keluarga Islam (borang dan Fee) 1985 (seksyen 134(3)]</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">SYARAT TA’LIQ</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">1. Suami - Hendaklah mempunyai keahlian menjatuhkan cerai dengan melafazkan kata-kata ta‘liq.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">2. Belum berlaku - Hendaklah ta‘liq ke atas perkara yang belum berlaku atas perkara yang mungkin berlaku.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">3. Isteri - Hendaklah menjadi ahli cerai (masih menjadi isteri yang sah).</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Contohnya suami berkata kepada isteri: “Jika engkau keluar dari rumah ini sepanjang ketiadaan aku, jatuhlah talaq engkau” atau “Apabila engkau pergi ke rumah si anu, jatuhlah talaq” atau “Manakala engkau pergi ke sana tanpa izinku jatuh talaq” atau sebagainya.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Apabila berlakunya perkara yang bertentangan dengan syarat yang dilafazkan, maka terjatuhlah talaq menurut hukum syara‘.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">PERUNTUKAN UNDANG-UNDANG MENGENAI TA‘LIQ</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Berdasarkan Enakmen Undang-Undang Keluarga Islam (Negeri Melaka) 2002, Seksyen 50, seseorang perempuan yang bersuami boleh jika berhak memohon penceraian menurut syarat-syarat ta‘liq yang dibuat selepas akad nikah. Kandungan lafaz ta‘liq tersebut :</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">1. Meninggalkan isteri selama empat bulan berturut-turut.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">2. Tidak memberi nafkah yang wajib selama empat bulan berturut-turut.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">3. Menyakiti tubuh badan isteri.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">4. Suami tidak mempedulikan isteri selama tempoh empat bulan berturut- turut.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">RINGKASAN MAKSUD CERAI TA’LIQ</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Ta'lik membawa maksud mensyaratkan atau menggantungkan sesuatu kepada sesuatu yang lain. Cerai ta'lik ini berlaku dalam beberapa hal :</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Ta'lik yang diucapkan suami di hadapan Kadi dan saksi setelah ijab kabul sebagaimana yang termaktub di dalam sijil pernikahan.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Perceraian seumpama ini (ta'lik yang diucapkan suami di hadapan Kadi) hanya boleh disabitkan oleh Hakim di dalam perbicaraan. Perkara ini berlaku jika isteri ingin menuntut perceraian di hadapan Hakim, sementara suami tidak mahu menceraikan isterinya dan belum melafazkan talak kepadanya. Isteri dikehendaki membuktikan bahawa suaminya telah melanggar perjanjian (Ta'lik) yang telah dibuat sewaktu bernikah dahulu.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Jika Hakim dapati suami telah melanggar ta'lik dengan hujah yang jelas yang dikemukakan oleh isteri di dalam perbicaraan, maka Hakim berhak memisahkan kedua pasangan dan menghukumkan jatuh talak kepada pasangan tersebut.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Ta'lik yang diucapkan oleh suami kepada isterinya sebagai contoh:</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">"Jika awak keluar rumah ini, maka jatuhlah talak satu kepada kau"</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Jika isteri tetap keluar dari rumah tersebut setelah memahami ucapan yang dibuat oleh suaminya maka jatuhlah talak ke atasnya. Tetapi jika ada lafaz tambahan umpama kalimah "hari ini", dalam lafaz yang diucapkan oleh suami, maka jika isteri keluar dari rumah pada esok hari, lusa atau sebagainya maka tidaklah jatuh talak ke atasnya. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Walau bagaimanapun, pasangan dinasihatkan agar membuat pengaduan di Mahkamah Syariah bagi mendapatkan pengesahannya.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><b>SOAL JAWAB (ISU-ISU BERBANGKIT)</b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><b><br /></b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">SOALAN PERTAMA</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Kata-kata daripada seorang si suami kepada si isteri. "Kalau awak keluar lagi bekerja selepas ini,aku cerai kau dengan talak 1" Namun, selepas berbincang dan berbaik semula,si suami akhirnya membenarkan isterinya kembali bekerja.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Apakah lafaz yang dikeluarkan boleh diterima pakai?</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Jika lafaz tersebut sah,apakah yang patut dilakukan oleh kedua pasangan tersebut?</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">JAWAPAN</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Apa yang yang berlaku adalah lafaz ta'liq cerai. Ini bermakna apabila ia menybeut demikian, si isteri tidak dibenarkan sekali-kali untuk melanggarnya atau talaq akan jatuh secara pasti.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Adapun dalam konteks "setelah berbincang semula dengan suami, dan suami benarkan pulak” </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Majoriti ( Jumhur) para ulama Islam silam ( termasuk ulama dari 4 mazhab) dan kini menyebut bahawa lafaz ta'liq tidak boleh di batalkan lagi apabila telah diucapkan, niat si suami juga tidak perlukan untuk dipastikan dalam konteks lafaz yang sebegini terang dan jelas (kecuali beberapa pandangan seperti Syeikhul Islam Ibn Taymiah dan Ibn Qayyim yang menyebut kecuali jika lafaz ta'liq tadi diniatkan oleh suami sebagai lafaz sumpah untuk menunjukkan tegahan yang amat amat serius dan bukan untuk menceraikan jika ia melanggarnya. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Bagaimanapun pengecualian ini sukar untuk dibayangkan berlaku di suasana malaysia kerana ia adalah suasana orang Arab sahaja yang sememangnya kerap bermain dengan sumpah seperti ini)</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Kecuali terdapat satu pandangan dalam mazhab Hanbali yang MENGHARUSKAN pembatalan talaq ta'liq sebagaimana di sebuat dalam kitab al-Furu' oleh Ibn Mufleh.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Hasilnya, menurut 4 mazhab ; apabila si isteri keluar bekerja selepas itu walaupun dengan izin suami, talaq 1 tetap akan jatuh.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Wallahu a'lam dalam hal di Malaysia, Mahkamah Syariah di Malaysia juga mengambil pandangan majoriti Mazhab. Iaitu talaq Ta'liq TIDAK BOLEH DI TARIK BALIK.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">SOALAN KEDUA</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Seseorang isteri yang mana merupakan isteri kedua dalam perkahwinan dan suami tidak diredhai isteri pertamanya menyebabkan dia (isteri pertama) menfailkan cerai di mahkamah. Namun, suami enggan menceraikannya. Oleh itu kes mereka selesai di luar mahkamah tetapi isteri pertama itu memberi syarat bagi dia menarik balik kes cerai tersebut. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Syaratnya, suami perlu ceraikan isteri kedua tersebut sebagai contoh diberikan dalam tempoh dua bulan dari tarikh kes ditarik balik, atau isteri pertama itu yang akan mohon fasakh selepas itu. Suami setuju dengan syarat tersebut dan kes di mahkamah tersebut selesai.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Hingga sekarang,isteri kedua dan suami masih hidup seperti suami isteri. Suami memberitahu kepada isteri kedua bahawa dia bersetuju dengan syarat yang diberi oleh isteri pertamanya itu bagi mengelakkan berlaku perceraian antara mereka yang melibatkan masa depan anak-anak.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Isteri kedua tersebut meragui kedudukannya sekarang sama ada dirinya masih isteri yang sah ataupun sudah dita'liqkan oleh suaminya walaupun dia tidak berniat untuk berbuat demikian.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">JAWAPAN</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Perceraian dan taklik berlaku atas kehendak dan pilihan suami. Dalam hal ini, saya dapati suami 'terpaksa' menuruti kehendak isteri pertama untuk menjaga rumahtangga yang dibina sekian lama di mana terdapat kepentingannya bagi mengelak kemudharatan rumahtangga mereka. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Oleh kerana pengakuan 'perceraian' yang dilakukan suami atas 'paksaan', ia tidaklah jatuh talaknya. Suami kepada isteri tersebut sendiri menyedari hukum ini dan mengakuinya sekadar melepaskan masalah pada ketika itu.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">SOALAN KETIGA</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Bagaimana nak bezakan antara lafaz ta'liq dan ugutan/ancaman? Lafaz ta'liq mesti mengandungi perkataan talaq atau cerai ke? Merujuk soalan sebelum ini, bagaimana kalau ia merupakan satu ugutan? adakah jatuh talak bila isteri melanggarnya?</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">JAWAPAN</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Cerai taklik ialah cerai yang digantung ataupun disyaratkan dengan sesuatu. Contohnya seperti suami berkata kepada isterinya, "Sekiranya kamu keluar dari rumah pagi ini ataupun kamu pulang ke rumah ibu kamu tanpa izin saya, maka gugurlah satu talak". Jatuh satu talak sekiranya isterinya melakukan perkara yang ditaklikkan itu. Lafaz taklik mesti mengandungi perkataan yang membawa kepada maksud talak atau cerai.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Manakala ugutan pula ialah kata-kata yang bertujuan untuk menakut-nakutkan supaya melakukan atau mematuhi sesuatu. Ia adalah ucapan yang umum dan tidak mengandungi perkataan yang membawa kepada maksud talak atau cerai.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Dalam hal ini, berpandangan jika ugutan yang dibuat mengandungi perkataan yang membawa kepada maksud talak atau cerai akan jatuh talak sekiranya isteri melanggarnya. Jika ugutan tersebut mengandungi perkataan yang membawa maksud talak atau cerai, dinasihatkan agar tuan membuat pengesahan lafaz cerai di Mahkamah Syariah yang berhampiran dengan tempat tinggal bagi memastikan sama ada berlaku cerai atau sebaliknya kerana pengesahan lafaz cerai terletak dalam bidangkuasa Mahkamah Syariah.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Juga dinasihatkan agar jangan memandang ringan dan mengambil mudah tentang talak. Sabda Rasulullah SAW yang bermaksud :</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">"Tiga perkara yang disungguh-sungguhkan akan menjadi sungguh dan diacah-acahkan akan menjadi sungguh iaitu nikah, talak dan rujuk"</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><b>PROSEDUR-PROSEDUR BAGI MEMOHON CERAI SECARA TA’LIQ</b></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">1. Apakah prosedur yang perlu dilakukan bagi membuat permohonan perceraian secara ta’lik? </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">JAWAPAN</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Apabila berlakunya perlanggaran seperti mana dibelakang surat daftar nikah maka mengadu kepada mana-mana mahkamah syariah dengan memulakan prosiding dengan saman yang disertakan dengan pernyataan tuntutan yang menjelaskan secara terperinci mengenai perlanggaran taklik talak. Saman hendaklah diserahkan kepada suami secara ke diri. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Dan apabila gagal boleh dikemukakan saman gantian seperti iklan diakhbar, lekat saman di alamat terakhir dan surau atau masjid yang berdekatan dengan alamat suami serta papan kenyataan mahkamah. Apabila prosding tersebut sempurna mahkamah akan menetapkan tarikh perbicaraan. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Pada masa tersebut isteri hendaklah memberikan keterangan dan membuktikan setakat mana perlanggaran taklik talak tersebut berlaku. Saksi-saksi dikemukakan bagi menyokong keterangan isteri. Dan diakhir perbicaraan sumpah yamin istizhar ke atas isteri dan mahkamah akan mensabitkan perceraian secara takliq sekiranya keterangan isteri diyakini oleh hakim bicara tersebut sabit akan aduannya. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Sekiranya suami hadir suami juga perlu member keterangan dan dibawa dua saksi atau lebih. Mahkamah akan menilai keterangan pihak-pihak dan berdasarkan syahadah dan qarinah mahkamah akan membuat keputusan sama ada menerima atau menolak</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">2. Apakah halangan-halangan yang terdapat semasa melaksanakan pemohonan cerai ta’lik?</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">JAWAPAN</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Antara halangan menyukarkan prosiding ini iailah :</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">a) Tiada saksi </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">b) Saksi tak mencukupi </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">c) Keterangan hanya dengar cakap (hearsay) </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">d) Pemohon dan saksi tak dhobit atau kuat lupa </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">e) Keterangan bercanggah dan tak konsisten </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">f) Menipu mahkamah </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">g) Isteri yang meninggalkan suami terlebih dahulu</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">3. Berapa tempoh bagi satu kes cerai ta’lik dapat diselesaikan?</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">JAWAPAN</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Sekiranya melibatkan perbicaraan sebelah pihak secepat kes adalah 3 bulan atau 3 kali sebutan dan selewatnya adalah 6 bulan atau 6 kali sebuatn dari tarikh kes difailkan. Sekiranya kedua pihak hadir dan masing-masing bertikai dan tidak mahu menyelesaikan kes paling awal dalam 6 bulan kes selesai dan selewatnya 2 ke 3 tahun kes akan selesai, bergantung kepada keterangan pihak-pihak. Namun sekiranya kedua pihak berkompromi dan untuk menyelesaikan kes secara sulh dengan sekali sebutan sahaja iaitu dipinda perceraian taklik kepada seksyen 47 enakmen keluarga islam perceraian persetujuan.</span><br />
<br /></div>
</div>
suaramuhajirin313http://www.blogger.com/profile/07902956554315941910noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4460964459373959078.post-66778692826152280832017-06-13T03:36:00.000-07:002017-06-13T03:36:02.957-07:00Kisah Othman Yang Asalnya Seorang Ateis Dalam Mencari Kebenaran <div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><i>Othman asalnya adalah seorang ateis. Setelah memeluk Islam dia memilih nama Othman sebagai panggilan untuk dirinya. Ikuti kisahnya yang menarik.</i></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Ayah Othman meninggal dunia ketika dia hanya berusia setahun dan dia dibesarkan sebagai seorang ateis (orang yang tidak percaya kepada Tuhan) di kalangan orang-orang yang tidak mempercayai Tuhan. Dia memiliki sebuah keluarga yang kecil yang terdiri daripada ibunya, seorang kakak dan dirinya sendiri. Dia juga mempunyai saudara mara yang datang sekali sekala untuk menjenguk keluarganya. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Sememangnya fitrah berTuhan atau rasa Tuhan itu wujud memang ada di dalam diri setiap manusia. Sejak zaman kanak-kanak lagi, Othman sudah mempunyai keyakinan di dalam hati bahawa Tuhan itu wujud. Walaupun keluarganya ialah ateis, entah mengapa bayangan tentang tidak ada kehidupan sama sekali selepas mati benar-benar membuatkan Othman rasa takut. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">"Saya mula menangis dan menjerit-jerit dan keluarga saya tidak dapat menolong saya kerana mereka tidak mempercayai akan hidup selepas mati. Markah saya di sekolah lantas merosot pada waktu itu," katanya. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Othman menghadiri kelas-kelas agama di gereja hanya untuk membolehkannya keluar lebih awal dari sekolah dan dalam salah satu kelas tersebut, dia telah bertanyakan satu soalan kepada guru yang mengajar, "Bilakah Jesus tahu yang dia seorang Tuhan?" Sudah tentu guru itu tidak dapat menjawab Othman, kerana sememangnya Jesus bukan Tuhan tetapi hanyalah manusia biasa. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Peringkat kanak-kanak yang begitu mengelirukan dan memeningkan kepalanya akhirnya </span><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">berlalu dan Othman terus meningkat dewasa bersama-sama soalan-soalan yang semakin bertambah dan adalah penting untuk Othman mencari jawapannya. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Dia mula membaca pelbagai buku-buku agama yang berbeza tetapi mereka semuanya tidak membawanya kepada kebenaran. Dia menemui beberapa orang yang ada menyebut akan agama Islam, tetapi tidak pula menerangkan apa-apa mengenai ajaran agama itu sendiri. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Satu hari, dia terbaca di dalam sebuah kitab Bible, "Sekiranya kamu mencari, kamu akan menemuinya". Dari situlah bermula perjalanannya yang panjang dalam mencari kebenaran. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">"Tuhan, saya akan mengembara. Tolonglah temukan saya kepada kebenaran," doanya sebelum dia memulakan kembaranya. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Othman menjelajahi benua Amerika dengan menumpang-numpang kereta orang, dari satu bandar ke satu bandar dengan fikiran yang penuh kekusutan dan kekeliruan. Namun, dia tidak menemui apa yang diharapkannya. Othman hampir putus asa. “Begini susahkah untuk mencari kebenaran?” bisik hati Othman. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Namun, dia tetap yakin yang Tuhan tidak akan mensia-siakannya. Dia begitu yakin bahawa Tuhan mengetahui segala isi hatinya dan sangat mengasihi hamba-hambaNya. Kalau seekor ibu kucing pun sayangkan anaknya, tentulah Tuhan yang Maha Sempurna itu lebih sayangkan manusia ciptaan-Nya. “Takkanlah Tuhan menciptakan aku, dan selepas itu Dia membiarkan aku. Tuhan begitu mengambil berat kepadaku selama ini. Tidak pernah satu detik pun aku tidak diberikan udara untuk bernafas. Sudah tentulah pencarianku akan kebenran tidak akan disia-siakan Mungkin, Tuhan mahu menguji kesungguhanku,” fikir Othman. Lantas, Othman pun terus mencari. Dia bertolak pula ke Eropah dan menghabiskan masa sebulan di London. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Sewaktu dia di London, dia tidak tahu apa yang hendak dilakukannya dan dia pun pergi ke kedai-kedai buku dan restoran. Sepanjang-panjang perjalanannya itu, dia sentiasa berdoa kepada Tuhan agar Tuhan memberinya petunjuk dan panduan. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">"Saya begitu takut kalau-kalau saya tersalah langkah atau bertemu dengan orang yang salah yang mungkin membawa saya kepada kesesatan," terang Othman. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Pada satu hari, dia pergi ke sebuah kedai buku dan melihat-lihat di dalamnya. Dia ternampak akan sebuah buku yang berjudul Muhammad. Dia pun mengambil buku tersebut untuk mengetahui apakah isi kandungan di dalam buku itu. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Dua orang lelaki yang berada di dalam kedai itu memerhatikannya. Mereka pun mendekatinya dan bertanya, "Adakah anda berminat dengan Nabi Muhammad (s.a.w.)" Othman tidak tahu apa yang harus dijawabnya kerana dia tidak tahu siapakah Muhammad yang diperkatakan di dalam buku yang telah diambilnya itu. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Kedua-dua lelaki tersebut, seorang daripadanya ialah lelaki Muslim berbangsa Amerika dan seorang lagi berbangsa Inggeris membawa Othman ke sebuah kedai kopi dan menerangkan tentang Islam kepadanya. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">"Saya dapat merasakan dalam hati saya bahawa saya akhirnya menemui apa yang telah saya cari-cari selama ini. Saya benar-benar yakin dengan penerangan mereka itu," sambungnya lagi. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Kedua-dua lelaki itu kemudian membawa Othman ke rumah mereka dan mengajak dia tinggal bersama mereka. Cukup sekadar melihat ibadah dan akhlak mereka, Othman mempelajarai banyak tentang Islam. Othman memeluk Islam hanya selepas seminggu dia berada bersama-sama rakan-rakannya yang baru dikenalinya itu. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Benarlah ayat yang telah dibaca Othman sebelum ini. Allah pasti memberikan kebenaran kepada orang yang mencarinya. Kini, Othman hidup dengan tenang dan menghabiskan usianya untuk berdakwah mengajak orang lain kepada Islam. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<br /></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Nota: </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Ateis- orang yang tidak percaya kepada Tuhan dan hidup selepas mati. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Jesus – Panggilan Nabi Isa oleh orang Kristian. Mereka mempercayai bahawa Jesus ialah anak Tuhan. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Bible - Kitab Injil (salah satu kitab yang diturunkan Allah SWT) yang sedikit sebanyak sudah diubah isi kandungannya dari yang asal. Hakikatnya isi kandungan Bible sudah tidak asli seperti kitab Injil yang asal diturunkan pada Nabi Isa as. Namun, tidak dinafikan masih ada lagi mengandungi ayat-ayat yang benar.</span></div>
</div>
suaramuhajirin313http://www.blogger.com/profile/07902956554315941910noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4460964459373959078.post-50437610943021552962017-06-05T19:45:00.001-07:002017-06-05T19:45:45.721-07:00Jika Tidak Menghayati Ramadhan, Adakah Layak Berhari Raya?<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="text-align: justify;">
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><i>Allah Taala menjadikan manusia </i></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><i>dijadikan sekali di mana kekuatannya dan kelemahannya . </i></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><i>Tuhan tahu bagaimana menguatkan yang lemah </i></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><i>dan bagaimana menyuburkan yang kuat . </i></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><i>Allah Taala tahu di mana kebaikan mereka, </i></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><i>dan di mana kejahatan mereka. </i></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><i><br /></i></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><i>Memang Tuhan ada bekalkan manusia ada benih baik ada benih jahat . </i></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><i>Tuhan tahu dari punca apa dia baik dan dari punca apa dia jahat. </i></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><i>Hatilah wadahnya yang boleh menerima kebaikan dan kejahatan </i></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><i>Di dalam masa setahun manusia terdedah </i></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><i>dengan berbagai-bagai ajaran dan cabaran </i></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><i>Cabaran itu seperti sekatan hidup, sibuk dengan kerja, </i></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><i>berhadapan dengan kerenah manusia. </i></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><i><br /></i></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><i>Berlaku juga ujian-ujian yang mendadak, </i></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><i>kemalangan yang tidak disangka, melihat, </i></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><i>mendengar perkara yang merosakkan. </i></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: arial, helvetica, sans-serif;"><i>Ditambah lagi hasil didikan, bacaan semuanya ini </i></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: arial, helvetica, sans-serif;"><i>memberi kesan yang negatif kepada jiwa kebanyakan orang </i></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: arial, helvetica, sans-serif;"><i>Kecuali orang yang kuat dengan Tuhan </i></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: arial, helvetica, sans-serif;"><i>jiwanya tidak rosak dan tidak memberi kesan. </i></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: arial, helvetica, sans-serif;"><i>Cabaran-cabaran itu tidak merosakkan jiwa mereka, </i></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: arial, helvetica, sans-serif;"><i>bahkan bertambah kuat dengan Tuhan. </i></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: arial, helvetica, sans-serif;"><i><br /></i></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: arial, helvetica, sans-serif;"><i>Dengan rahmat Tuhan dan kasih sayang-Nya </i></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: arial, helvetica, sans-serif;"><i>Tuhan perintahkan puasa Ramadhan dan lain-lain ibadah tambahan. </i></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: arial, helvetica, sans-serif;"><i>Ramadhan boleh membaik pulih kejahatan </i></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: arial, helvetica, sans-serif;"><i>Kerosakan manusia setahun hanya sebulan </i></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: arial, helvetica, sans-serif;"><i>Seolah-olah Ramadhan bulan overhaul hati insan </i></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: arial, helvetica, sans-serif;"><i>Seperti kereta yg sudah lama dipakai, </i></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: arial, helvetica, sans-serif;"><i>banyak kerosakan telah berlaku terutama enjin, </i></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: arial, helvetica, sans-serif;"><i>perlu overhaul </i></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: arial, helvetica, sans-serif;"><i><br /></i></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: arial, helvetica, sans-serif;"><i>Overhaullah caranya membaikpulihkan kereta </i></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: arial, helvetica, sans-serif;"><i>yang perjalanannya sudah tidak berapa betul </i></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: arial, helvetica, sans-serif;"><i>Manusia yang sudah rosak jiwanya, fikirannya, </i></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: arial, helvetica, sans-serif;"><i>sikap dan tingkahlakunya dipulihkan melalui didikan Ramadhan </i></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: arial, helvetica, sans-serif;"><i><br /></i></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: arial, helvetica, sans-serif;"><i>Didikan Ramadhan merupakan satu pakej pendidikan </i></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: arial, helvetica, sans-serif;"><i>dia ntara satu sama lain kuat menguatkan </i></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: arial, helvetica, sans-serif;"><i>Siangnya puasa, sembahyang ditambah lagi dengan Tarawikh, </i></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: arial, helvetica, sans-serif;"><i>disusul dengan membaca Al-Quran </i></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: arial, helvetica, sans-serif;"><i>Ditambah lagi dengan perkara-perkara sampingan, zikir, tasbih, </i></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: arial, helvetica, sans-serif;"><i>tahmid, salawat, tafakur digalakkan bersedekah dan pemurah, </i></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: arial, helvetica, sans-serif;"><i>perbualan yg menambah kesedaran </i></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: arial, helvetica, sans-serif;"><i><br /></i></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: arial, helvetica, sans-serif;"><i>Keseluruhan itu asasnya adalah </i></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: arial, helvetica, sans-serif;"><i>mujahadah melawan nafsu menentukan didikan </i></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: arial, helvetica, sans-serif;"><i>Ramadhan berkesan atau tidak bekesan </i></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: arial, helvetica, sans-serif;"><i>Didikan Ramadhan ada mujahadah, </i></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: arial, helvetica, sans-serif;"><i>ada didikan puasa, didikan sembahyang </i></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: arial, helvetica, sans-serif;"><i>Ditambah lagi didikan Al-Quran dan lain-lain lagi tambahannya </i></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: arial, helvetica, sans-serif;"><i>Mujahadah ertinya memerlukan kekuatan jiwa, </i></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: arial, helvetica, sans-serif;"><i>memaksa membuat yang disuruh, memaksa meninggalkan larangan </i></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: arial, helvetica, sans-serif;"><i>Larangan itu sama ada yang lahir </i></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: arial, helvetica, sans-serif;"><i>mahupun yang batin kenalah tinggalkan </i></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: arial, helvetica, sans-serif;"><i><br /></i></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: arial, helvetica, sans-serif;"><i>Mujahadah ertinya memaksa, terseksa , </i></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: arial, helvetica, sans-serif;"><i>membencikan, menjemukan, meletihkan </i></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: arial, helvetica, sans-serif;"><i>Kalau jiwa tidak kuat usaha tidak dapat diteruskan, </i></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: arial, helvetica, sans-serif;"><i>atau buat tanpa kesungguhan </i></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: arial, helvetica, sans-serif;"><i>Kerana itulah mujahadah perlu pemangkin yg menggalakkan, </i></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: arial, helvetica, sans-serif;"><i>Pemangkin ialah puasa yang hati dan fikirannya puasa, </i></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: arial, helvetica, sans-serif;"><i>sembahyang yang dapat dihayati, </i></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: arial, helvetica, sans-serif;"><i>didikan Al Quran yang difaham dan dijiwai </i></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: arial, helvetica, sans-serif;"><i><br /></i></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: arial, helvetica, sans-serif;"><i>Di antara didikan sembahyang, </i></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: arial, helvetica, sans-serif;"><i>menebalkan rasa kehambaan dan menajamkan rasa bertuhan </i></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: arial, helvetica, sans-serif;"><i>Di antara didikan Al Quran di sana ada khabar gembira, </i></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: arial, helvetica, sans-serif;"><i>ada amaran, ada suri teladan juga ada kesedaran dan keinsafan </i></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: arial, helvetica, sans-serif;"><i>Didikan puasa rasa lemah, rasa hamba, rasa timbang rasa, </i></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: arial, helvetica, sans-serif;"><i>menyedarkan dan menginsafkan </i></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: arial, helvetica, sans-serif;"><i>Daripada 3 pakej didikan yang utama itulah </i></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: arial, helvetica, sans-serif;"><i>menjadikan pemangkin menguatkan jiwa, </i></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: arial, helvetica, sans-serif;"><i>menyuburkan jiwa, meneguhkan keyakinan </i></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: arial, helvetica, sans-serif;"><i>Apabila jiwa kuat, jiwa subur mujahadah pun kuat </i></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: arial, helvetica, sans-serif;"><i>Apabila jiwa kuat dan subur hikmah </i></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: arial, helvetica, sans-serif;"><i><br /></i></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: arial, helvetica, sans-serif;"><i>Ramadhan daripada 3 pakej didikan tadi boleh bangunkan insan </i></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: arial, helvetica, sans-serif;"><i>Jika hikmah Ramadhan itu dapat dimiliki lahirlah manusia luarbiasa </i></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: arial, helvetica, sans-serif;"><i>Ertinya manusia yg dioverhaul di bulan Ramadhan </i></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: arial, helvetica, sans-serif;"><i>mengembalikan manusia kepada fitrah sucinya </i></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: arial, helvetica, sans-serif;"><i>Lahirlah manusia yg luar biasa, </i></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: arial, helvetica, sans-serif;"><i>iaitu manusia yg benar-benar rasa kehambaan </i></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: arial, helvetica, sans-serif;"><i><br /></i></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: arial, helvetica, sans-serif;"><i>Manusia yang tawadhuk sabar, redha, berkasih sayang, </i></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: arial, helvetica, sans-serif;"><i>bertimbang rasa, pemurah, kerjasama </i></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: arial, helvetica, sans-serif;"><i>Malu akan jadi pakaian, tawakal menjadi perasaan, keyakinan kental </i></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: arial, helvetica, sans-serif;"><i>Apabila sifat ini dapat dimiliki, automatik mazmumah terbasmi </i></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: arial, helvetica, sans-serif;"><i>Sombong, tamak, bakhil, pemarah, hasad, dendam, gila puji, gila nama, mati </i></span></div>
<div style="text-align: center;">
<i><span style="font-family: arial, helvetica, sans-serif;">I</span><span style="font-family: arial, helvetica, sans-serif;">nilah dia orang yang menang dan berjaya didikan Ramadhan </span></i></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: arial, helvetica, sans-serif;"><i>Selepas Ramadhan manusia itu kembali suci seperti fitrahnya yang semulajadi </i></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: arial, helvetica, sans-serif;"><i><br /></i></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: arial, helvetica, sans-serif;"><i>Orang ini sahajalah yang layak berhari raya </i></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: arial, helvetica, sans-serif;"><i>Kerana berjaya mengembalikan kesucian fitrahnya hari raya namanya </i></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: arial, helvetica, sans-serif;"><i>Hari raya ertinya mengembalikan fitrah suci lagi murni </i></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: arial, helvetica, sans-serif;"><i>Kalau fitrah yang suci murni ini kekal sepanjang tahun, </i></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: arial, helvetica, sans-serif;"><i>Ramadhan yang akan datang hanya memberi cahaya lagi, bukan overhaul </i></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: arial, helvetica, sans-serif;"><i>Begitulah didikan Ramadhan ramai orang yg gagal, </i></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: arial, helvetica, sans-serif;"><i>sedikit sangat yang berjaya</i></span></div>
</div>
</div>
suaramuhajirin313http://www.blogger.com/profile/07902956554315941910noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4460964459373959078.post-49185663416164312172017-06-05T19:34:00.002-07:002017-06-05T19:34:51.114-07:00Muhasabah Umat Islam Di Akhir Zaman - Penghayatan Ramadhan<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Umat akhir zaman dijanjikan dengan kemenangan yang akan berlaku seperti apa yang pernah terjadi di zaman Baginda Nabi saw. Walaupun begitu, sebelum zaman yang sebegitu bermakna muncul di depan mata, dunia Islam mengalami zaman fitnah yang panjang. Inilah yang sedang berlaku di hari ini.</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Hal keadaan umat Islam tiada jauh bezanya dengan orang bukan Islam. Bahkan dari segi kehidupan dunia, nyata sekali orang-orang bukan Islam mengatasi umat Islam. Sedangkan ALLAH berjanji bumi ini hendak diserahkan pada hamba-hambaNya. Firman-Nya: Dan sungguh telah Kami tulis di dalam Zabur sesudah (Kami tulis dalam) Lauhul Mahfuz, bahawasanya bumi ini dipusakai hamba-hambaKu yang soleh.(Al Anbiya': 105) </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Tetapi mengapa janji ALLAH itu belum pun terjadi? Jawabnya ialah kerana kita umat Islam tidak mengikut petunjuk Al Quran. Kita ambil kulit lahir dari Al Quran tetapi tidak mengambil isinya. Kita hafal dan syarahkan ayat-ayat Al Quran tetapi kita tidak beramal dengannya. Sebab itu kita tidak menjadi peribadi Al Quran. Akal, jiwa dan fizikal kita tidak terbentuk oleh Al Quran. Tetapi lebih dicorakkan oleh sekularisme. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Sebab itu cara hidup kita lebih bersifat sekular daripada bersifat Islam atau Al Quran. Di waktu pejuang-pejuang Islam meriuh-rendahkan sistem hidup Islam, mereka tidak pun menyiapkan peribadi-peribadi Al Quran yang boleh menjayakan sistem tersebut. Walhal tentu mereka maklum bahawa sistem hanya berlaku kerana ada manusia-manusia yang mencetuskannya. Sistem tidak terjadi secara tiba-tiba dan ajaib (miracle). la perlukan proses awal pembinaannya oleh orang-orang yang mahu melakukannya. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Sistem Al Quran hanya terjadi dalam realiti bilamana lahir ke dunia ini manusia-manusia Al Quran bergerak. Yakni Nabi Muhammad SAW bersama Sahabat-Sahabat Baginda. Selagi Al Quran tidak difahami bacaannya, juga tidak diamalkan dalam kehidupan, maka selama itulah kita akan hidup dalam suasana krisis, huru-hara, gelisah, maksiat dan mungkar. Dan juga berada dalam kemurkaan ALLAH SWT. Ingatlah firman ALLAH dalam surah Al Haj ayat 41: (laitu) Orang-orang yang jika Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi nescaya mereka mendirikan sembahyang, menunaikan zakat, menyuruh berbuat yang ma'ruf dan mencegah dari perbuatan yang mungkar dan kepada Allahlah kembali segala urusan.(Al Haj: 41) </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Ya! Sepatutnya sepanjang bulan Ramadhan ini, ilmu kita akan bertambah. Yakni ilmu Al Quran yang kita baca. Yang mana dengan ilmu yang makin bertambah dan makin matang, perlaksanaanya pun makin halus, maka sepatutnya kita mendapat berkat yang banyak di bulan yang dikatakan bulan berkat itu. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Dan sepatutnya kita jadi bertambah mulia. Kerana memasuki bulan yang sangat mulia itu. Juga sepatutnya kita menjadi semakin pemurah sebagai hasil berpuasa. Kerana puasa itu adalah untuk melahirkan rasa timbang rasa kepada fakir miskin. Dan sepatutnya kita juga mendapat rasa keharnbaan dan tawadhuk dalam pergaulan hasil dari berpuasa. Kerana puasa boleh mengikis rasa sombong, angkuh, takabur dan hasad dengki dari dada manusia. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Hingga tercetuslah kasih sayang dan perpaduan sebenar dalam masyarakat. Hasil dari latihan berpuasa sebulan Ramadhan.Tetapi sedih sekali, kerana apa yang sepatutnya terjadi, tidak pun terjadi. Kita tidak mendapat hasil yang patut didapati daripada menempuh Ramadhan. Mengapakah terjadi demikian? Mengapa ilmu tidak bertambah walaupun membaca Al Quran? Mengapa perlaksanaan Islam tidak meningkat sedangkan sudah berkali-kali kita dilatih oleh Ramadhan? </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Mengapa akhlak umat Islam tidak berubah-ubah dari jahat kepada baik? Mengapa perpaduan sebenar sebagai saudara seIslam tidak berlaku? Bahkan krisis menjadi-jadi. Mengapa kemungkaran masih bermaharajalela, mencengkam dan mencekik kehidupan kita? Ya, mengapa dan mengapa segala persoalan negatif ini masih belum dapat diatasi? </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Sedangkan peranan Ramadhan ialah untuk mendidik manusia menyelesaikan semua masalah ini? Tentu ada yang tidak kenanya dengan bacaan Al Quran kita, dengan puasa dan mujahadah kita itu. Yakni dalam masa Ramadhan masih bersama kita ini. Mari kita mencari puncanya. Supaya kita boleh menghadapi dan menghayatinya dengan betul. Kita kena usaha untuk memenuhi syarat-syaratnya dengan sempurna. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Supaya kita dapat menikmati isi-isi dan roh Ramadhan, bukan kulit lahirnya sahaja. Sebab ALLAH hanya memberi pahala kalau kita dapat menempuh syarat dan adabnya sahaja. Yang mana kalau fikiran dan jiwa kita berubah, hasil melakukan ibadah sepanjang Ramadhan, kita akan mendapat pahala yang besar dan penghapusan dosa-dosa. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Jadi sekarang disenaraikan dengan izin ALLAH, sebab-sebab mengapa kita belum mendapat hasil yang sepatutnya daripada didikan Ramadhan. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">1. Umat Islam ramai lagi yang tidak membaca Al Quran walaupun di bulan Ramadhan. Ramai juga yang membacanya tetapi oleh kerana ianya dalam bahasa Arab, maka tidaklah difahami ertinya. Sedikit sekali umat Islam yang berusaha membaca terjemahan Al Quran dan tafsirannya. Sebab itu ramai sekali umat Islam yang tidak ada pada mereka ilmu Al Quran. Kalau ada, tidak pula bertambah-tambah ilmunya. Bila ilmu tidak ada, dengan apa umat Islam hendak tegakkan Islam? Macam orang hendak berperang tetapi tidak ada senjata, macam mana hendak berperang? </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">2. Dalam hal puasa, umumnya umat Islam hanya tidak makan dan tidak minum. Yakni puasa lahir sahaja. Sedangkan batinnya tidak berpuasa. Akalnya tidak pun dikawal dari berfikiran jahat dan hati atau rohnya dibiarkan kotor dengan mazmumah. Yakni tidak cuba dibersihkan dari sifat-sifat keji. Matanya dibiarkan liar, lidahnya celupar, telinga dibuka lebar, semua boleh masuk sekalipun maksiat. Sedangkan puasa batin ini sama penting dengan puasa lahir. Maka kalau tidak dilakukan, ertinya manusia itu tidak berpuasa dan tidaklah ada hasilnya. Maksiat pun terus menjadi jadi. Rasulullah SAW bersabda: Berapa ramai orang yang berpuasa tetapi tidak mendapat apa-apa kecuali lapar dan dahaga. (Riwayat An Nasai' dan Ibnu Majah) </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">3. Ada juga umat Islam yang cuba melakukan puasa batin itu, kerana mereka ada ilmu tentangnya. Tetapi sering gagal. Mereka tidak dapat menundukkan akal, roh, mata, telinga dan lidah kepada kehendak ALLAH. Sebab tidak serius atau tidak bersungguh-sungguh mujahadah. Hasilnya, nafsu jugalah yang menang hingga maksiat dan dosa tidak dapat dikawal. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">4. Sembahyang sunat Tarawih, agak ramai yang melakukannya tetapi tidak dengan khusyuk dan tawadhuk. Maka jadilah ibadah itu seperti pokok yang tidak berbuah. Ertinya, bertambah sembahyang tapi tidak bertambah rasa kehambaan kepada ALLAH. Maka akhlak tidak berubah. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">5. Kebaikan yang dibuat di dalam maksiat tidak akan berkat dan tidak membawa hasil yang sepatutnya. Kalau di bulan Ramadhan, kita masih terlibat dengan maksiat di tempat kerja atau di rumah dan lain-lain tempat yang ada maksiat di dalamnya, puasa kita pun tidak berhasil. Macam buat rumah atas lumpur, mana boleh tahan! </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Itulah dia lima perkara penting yang perlu dilakukan di bulan Ramadhan, supaya ibadah kita benar-benar berkesan. Yakni mencapai matlamat Ramadhan yang sebenar. Apakah matlamat yang dimaksudkan? laitu berdasarkan firman ALLAH: "Wahai orang yang beriman diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan kepada orang sebelum kamu, mudah-mudahan kamu jadi orang yang bertaqwa". (Al Baqarah: 183) </span><br />
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span>
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span>
</div>
</div>
suaramuhajirin313http://www.blogger.com/profile/07902956554315941910noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4460964459373959078.post-22437615000512728652017-06-05T19:28:00.001-07:002017-06-05T19:28:40.603-07:00Ramadhan Bulan Mendapatkan Taqwa<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; text-align: left;">Umat Islam sepatutnya menjadi pencatur umat. Syaratnya mesti menjadi umat yang bertaqwa iaitu mempunyai rasa-rasa hati yang takut setakut-takutnya kepada Allah. Ramadhan ialah madrasah ruh bagi seluruh umat islam untuk mereka merebut peluang meningkatkan rasa hati yang khusyuk terhubung dengan Allah. Ramadhan adalah peluang yang dianugerahkan Allah agar orang-orang pilihan memberi tumpuan sepenuhnya dalam menghayati Ramadhan.</span></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Ya, matlamat ibadah Ramadhan ialah menjadikan kita umat yang bertaqwa. ALLAH sangat memerintahkan kita menjadi orang-orang yang bertaqwa. Hingga untuk itu ALLAH membuat macam-macam janji muluk untuk siapa yang bertaqwa. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Memetik dari ayat-ayat Al Quran, saya akan senaraikan janji janji ALLAH untuk hamba-Nya yang bertaqwa. Antaranya: </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">1. Diajarkan ilmu. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">2. Amal ibadah diterima. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">3. Dilepaskan dari kesusahan. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">4. Diberi rezeki yang tidak terduga. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">5. Urusan-urusan dipermudah. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">6. Tidak dapat ditipu oleh musuh lahir dan batin. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">7. Kerja-kerjanya dibaiki dan dibantu oleh ALLAH. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">8. Makhluk takut dan segan. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">9. ALLAH membela. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">10. Dibuka berkat dari langit dan bumi. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">11. Diampunkan dosa. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">12. Dimasukkan ke Syurga. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">13. Terhindar dari Neraka. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Taqwa adalah sumber bagi segala kekayaan. Kekayaan dan keselamatan dunia dan Akhirat. Memiliki taqwa ertinya memiliki segala-galanya. Yakni segala kesenangan lahiriah dan batiniah. Orang bertaqwa, dengan jawatan tinggi yang dimiliki, dia tidak sombong. Orang bertaqwa, dengan kekayaan yang dipunyai, dia tidak bakhil. Orang bertaqwa, dengan ilmu yang tinggi, dia tidak berlagak dan takabur. Orang bertaqwa, kalau miskin akan redha dan tidak hasad dengki. Demikian seterusnya. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Alangkah hebat dan bijaknya orang-orang yang memburu taqwa dalam hidup mereka. Kerana taqwa mengatasi nilai pangkat, degri, gaji besar, banyak harta dan lain-lain lagi. Taqwa adalah satu darjat tertinggi di sisi ALLAH, yang kalau manusia memperolehinya, jadilah ia semulia dan seagungagung manusia. ALLAH berfirman: Sesungguhnya semulia-mulia kamu di sisi ALLAH ialah yang paling bertaqwa.(Al Hujurat: 13) </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Sifat kehidupan orang bertaqwa berbeza sekali dengan cara hidup mereka yang tidak bertaqwa. Bezanya bagaikan langit dengan bumi. Demikianlah dalam rumahtangga, dalam jemaah, dalam negeri atau negara yang masyarakatnya bertaqwa, banyak perkara-perkara pelik atau keramat atau maunah berlaku. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Dengan adanya taqwa dalam diri pemimpin dan masyarakat, maka ALLAH akan datangkan pertolongan ghaib yang luar biasa. Hingga jadilah negara itu seperti yang ALLAH berfirman: Negara yang aman makmur dan mendapat keampunan ALLAH.(Saba': 15) </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Untuk melihat dengan jelas ciri-ciri negara tersebut, mari kita rujuk kepada sejarah di zaman salafussoleh dan zaman pemerintahan Sayidina Umar Abdul Aziz: </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">1. Dari segi keamanan, manusia hidup penuh dengan kasih sayang. Tidak ada jurang dan kasta dalam masyarakat. Tidak ada tekan-menekan atau jatuh-menjatuhkan, seperti apa yang ada dalam masyarakat hari ini. Bahkan, berkat taqwa yang ada pada pemimpin yang dijanjikan, berlakulah khawariqul `adah (perkara-perkara di luar kebiasaan) hinggakan binatang-binatang tidak bergaduh lagi. Serigala tidak lagi makan kambing, kucing bermain-main dengan tikus. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">2. Dari segi kemakmuran pula, disebabkan rezeki dari langit dan bumi melimpah-ruah, maka pokok-pokok subur memberi banyak hasil, lembu dan kambing gemuk mengeluarkan banyak susu dan daging. Nelayan ke laut pulang dengan bakul penuh berisi. Sebab ikan melompat-lompat masuk ke jaring dan pukat. Minyak dan galian keluar dari bumi. Dihindarkan dari bala bencana dan lain-lain. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">3. Dari segi keampunan ALLAH, waktu sembahyang, semua kedai ditutup tanpa berkunci. Maksiat tidak ada. Aurat ditutup. Pergaulan bebas tidak berlaku sekalipun di jalanan. Sejarah yang sungguh indah dan luar biasa itu, bolehkah berlaku di zaman kita ini? </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Adakah harapan bagi kita mengecapi nikmat hidup yang demikian itu? Jawabnya, insya-ALLAH berdasarkan janji ALLAH untuk umat akhir zaman. Memang negara-negara di Timur terpilih sebagai tempat berulang kembali sejarah tersebut. Para pemerhati sejarah dari berbagai bangsa dan agama sudah setuju bahawa zaman itu bermula sekarang ini. Islam yang bangkit hasil dakwah dan tarbiah telah mengubah masyarakat jahiliah kepada cara hidup Islam. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Hal ini begitu ketara berlaku di Malaysia dan Indonesia terutamanya. Nampak ianya sedang berkembang pesat. Maka di sini kita mengambil kesempatan menyeru lagi umat Islam, mari kita tingkatkan taqwa kepada ALLAH. Kerana dengan taqwa saja kejayaan besar yang kita rindukan akan tercapai. Yakni kita akan mengecap nikmat berada dalam negara yang aman makmur dan mendapat keampunan ALLAH. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Marilah kita memanfaatkan sungguh-sungguh keberadaan Ramadhan bersama kita untuk mengusahakan taqwa. Tapi tanpa menempuh lima disiplin yang disebutkan tadi, rasanya taqwa itu tidak akan diperolehi. Moga-moga di mana-mana pun jua kita berada,i kita usahakan lagi untuk dapatkan taqwa melalui lapan syarat taqwa seperti di bawah iaitu: </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">1. Dapat petunjuk dari ALLAH SWT. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">2. Ada Ilmu Fardhu Ain dan ilmu minda</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">3. </span><span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Faham dan yakin tentang Islam. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">4. Melaksanakan. (Amal)</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">5. Mujahadah. (menderita nak berbuat)</span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">6. Istiqamah beramal. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">7. Ada pimpinan mursyid. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">8. Berdoa pada ALLAH</span></div>
</div>
suaramuhajirin313http://www.blogger.com/profile/07902956554315941910noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4460964459373959078.post-20681911027308809132017-06-05T08:54:00.001-07:002017-06-05T16:14:56.199-07:00APAKAH YANG SEPATUTNYA KITA DAPAT DALAM RAMADHAN?<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Kita sedang berada di bulan Ramadhan yang berkat. Bulan mulia, kerana kitab Al Quran diturunkan di dalamnya. Bulan yang dikurniakan Lailatul Qadar yang sangat besar nikmatnya. Bulan puasa yang telah jadi tradisi pada setiap umat dahulu dan kemudiannya. Bulan mujahadatun nafsi yang lebih dari bulan-bulan lain. Bulan yang digandakan pahala bagi setiap amalan. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Sesungguhnya bulan Ramadhan itu sangat besar ertinya kepada kehidupan kita kaum Muslimin, kerana di dalamnya penuh dengan ilmu, tarbiah, falsafah dan hikmah. Sebab itu ALLAH jadikan bulan itu cuma sekali dalam setahun. Cukup membekalkan kepada kita keperluan hidup untuk setahun. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Macam orang masuk kursus selama sebulan, maka hasilnya cukup untuk menampung keperluan selama satu tahun. Yakni, bilamana kursus itu dihayati betul-betul. Bagi orang Mukmin, Ramadhan sangat penting dan di dalamnya mereka mengambil segala dan sebanyak-banyak tarbiah, ilmu, falsafah dan hikmahnya, buat bekalan hidup. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Marilah kita berdoa supaya ALLAH panjangkan umur kita hingga bertemu pula dengan bulan Ramadhan tahun hadapan. Moga-moga kita dapat lagi mengecap kemuliaan yang ada di dalamnya. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Sebenarnya apa yang sedang kita perolehi dari Ramadhan ialah bertambahnya ilmu Al Quran kita. Kerana di bulan ini kita membaca dan mengulangkaji isi-isi Al Quran itu. Begitulah setiap kali Ramadhan datang, kita jadi rajin untuk membaca Al Quran itu. Bagi kita yang sudah tua-tua ini, sudah banyak kalilah kita dapat khatam mengulang kaji isi Al Quranul Karim itu. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Sebab sudah banyak kali kita menempuh bulan tersebut. Mengulang kaji ilmu Al Quran itu ialah bilamana kita benar-benar memahami bacaan-bacaannya. Membaca dengan faham, ertinya dapat ilmu. Bila diulang baca, ertinya menambahkan ilmu. Jadi kalau banyak kali kita dapat berhadapan dengan Ramadhan, dapat pula membaca Al Quran dengan faham, ertinya kita sentiasa dapat menambah ilmu Al Quran. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Yakni ilmu yang tersurat dan tersirat. Segala macam ilmu dunia dan Akhirat. Ilmu-ilmu itu di antaranya ialah ilmu aqidah iaitu keimanan dan keyakinan, ilmu hukum-hakam atau syariat, ilmu tasawuf dan akhlak, ilmu sejarah, ilmu psikologi, ilmu masyarakat, ilmu falsafah, ilmu pendidikan, ilmu ekonomi, ilmu perhubungan, ilmu sains, ilmu kedoktoran, ilmu manusia, haiwan, tumbuh-tumbuhan dan lain-lain lagi. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Mana ada satu kitab yang dapat menggabungkan segala bentuk ilmu sepertimana Al Quran melakukannya. Mana ada mahaguru yang dapat menggabungkan segala macam ilmu dalam satu kitab seperti yang ALLAH lakukan? Sesungguhnya Al Quran adalah kitab besar kaum Muslimin. Diturunkan oleh Mahaguru Yang Maha Besar melalui pesuruhNya. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Sebab itu ilmu Al Quran, kalau diamalkan dalam hidup kita, maka melalui pengalaman kita, ia terjamin boleh memberi keselamatan, yakni keselamatan dunia dan Akhirat. Sedangkan ideologi-ideologi selain Al Quran yang nampaknya begitu bagus dan lojik, terbukti bila diamalkan timbul macam-macam masalah yang tidak dapat diselesaikan. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Ertinya, ilmu akal itu tidak praktikal. Sebab tidak semua yang cantik dan lojik itu benar dan tidak pula yang benar itu mesti lojik. Misalnya, ada orang kata, dia mahu cari wang atau gaji besar, supaya mudah ia berkorban di jalan ALLAH. Cantik dan lojik sekali pandangan itu, bukan? Tetapi cuba kita lihat dalam pengalaman, berapa orang saja yang bila dapat harta terus dikorbankannya ke jalan ALLAH? </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Sungguh ilmu Al Quran itu benar dan dapat membawa keselamatan kepada umat manusia. Bukan saja orang Islam yang diselamatkan, bahkan orang bukan Islam pun kalau menerima dan mengamalkan ilmu Al Quran ini akan selamat di dunia. Namun kerana mereka tidak tukar aqidah, tetaplah tidak selamat di Akhirat. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Ilmu Al Quran bilamana dilaksanakan sebagai cara hidup atau sistem hidup secara syumul, pasti akan selamat dan menyelamatkan sekalipun kepada orang yang bukan Islam. Mereka akan selamat di dunia, sebab sifat sistem itu menyelamatkan. Maka siapa pun yang bernaung di bawahnya pasti selamat. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Samalah dengan sistem yang tidak menyelamatkan. Siapa yang berada di dalamnya pasti tidak selamat. Macam sistem sekular Barat yang menguasai dunia hari ini. Sekalipun yang mengamalkannya umat Islam, pasti tidak selamat. Apalagi orang-orang kristian, buddha, hindu, jawa kuno dan lain-lain yang mengamalkan cara hidup sekular seperti hari ini, semuanya mengalami kerosakan akhlak, kemiskinan, salah guna kuasa dan lain-lain lagi. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Sedangkan di dalam sistem Islam, baik sistem sosial, politik, ekonomi, pendidikan, kebudayaan, kesihatan dan lain-lain lagi, semuanya membawa kebaikan dan keselamatan. Masyarakat aman damai dan berkasih sayang, ekonominya tidak ada penindasan dan penipuan, pendidikannya melahirkan orang bertaqwa. Yakni manusia akan mencintai Akhirat, dunia dijadikan alat. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Dengan </span><span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">itu lahirlah manusia yang benar-benar bertamadun dalam kehidupan manakala rohaniahnya bersih dan membuahkan akhlak yang mulia. Inilah kesempurnaan pembangunan yang terbukti perlaksanaannya dalam Islam melalui ilmu Al Quran. Sedangkan ilmu-ilmu lain tidak ada kemampuan ini. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Dengan itu, sedarlah kita betapa besarnya kasih sayang ALLAH kerana mengutuskan Rasulullah untuk membawa kitabNya sebagai rahmat terbesar untuk alam. Firman-Nya: Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam. (Al Anbiya': 107) </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Sesungguhnya Al Quran ini memimpin kepada yang lebih benar dan menyampaikan berita gembira kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan perbuatan baik, bahawa mereka akan memperolehi pahala yang besar.(Al Israk: 9) </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Sebab itu bilamana kita membaca Al Quran di bulan Ramadhan, ertinya kita menambahkan ilmu-ilmu besar, yang bermacam-macam jenis, yang sangat hebat peranan dan kemuliaannya. Bertambahnya ilmu tentu membawa kepada bertambahnya amalan dan perlaksanaannya dalam seluruh aspek hidup kita. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Makin matang ilmu itu, kerana makin selalu membaca Al Quran, tentu makin mantap dan halus perlaksanaannya. Dan akan jadi makin cantik dan indahlah hidup kaum Muslimin. Dunia mereka akan menjadi Syurga sementara (Jannatul Ajilah). Kerana di Akhirat akan mendapat Syurga yang kekal, yang lebih indah. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Demikianlah sepatutnya terjadi kepada umat Islam di setiap Ramadhan setiap tahun. laitu bertambahnya ilmu Al Quran dan meningkatnya kehidupan Islam dalam masyarakat kita. Namun kita sedih, kerana apa yang sebenarnya terjadi bukanlah begitu. Bacaan Al Quran kita di bulan Ramadhan tidak pun menambahkan ilmu ALLAH dalam diri kita dan juga tidak pun meningkatkan perlaksanaan hukum Islam kita di dalam kehidupan seharian. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Buktinya, seperti yang dapat kita saksikan dengan jelas, yang sedang berlaku dalam kehidupan masyarakat kita ialah krisis setiap hari berlaku terutama di kalangan orang politik, pendedahan aurat dan pergaulan bebas masih berleluasa, ekonomi kita belum bersih dari riba dan penindasan serta belum terlepas daripada mainan kapitalis. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Pendidikan belum dapat melahirkan manusia yang beradab dan membangun (hal ini telah diakui dan diungkap sendiri oleh sebahagian pemimpin negara kita). Perhubungan umat Islam dalam satu negara atau antara negara dengan negara belum begitu baik. Peperangan sesama umat Islam masih terjadi. Fitnah, kata-mengata dan tohmah masih jadi budaya. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Hidup nafsi-nafsi sangat terserlah. Hidup kasta-kasta dan kelompok-kelompok masih merebak. Tegasnya, kejujuran dan keadilan secara menyeluruh belum pun terjadi dalam kehidupan kita. Sebab itu ALLAH menimpakan bermacam-macam bala bencana dalam masyarakat. Lepas satu, satu lagi bencana menimpa. </span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: justify;">
<span style="font-family: "arial" , "helvetica" , sans-serif;">Lihatlah firman ALLAH: Berapa banyaknya kota yang Kami telah binasakan,yang penduduknya dalam keadaan alim, maka (tembok-tembok) kota itu roboh menutupi atap-atapnya dan (berapa banyak pula) sumur yang telah ditinggalkan dan istana yang tinggi. Maka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai hati yang dengan itu mereka dapat memahami atau mempunyai telinga yang dengan itu mereka dapat mendengar? Kerana sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta ialah hati yang di dalam dada.(Al Haj: 45-46) </span></div>
</div>
suaramuhajirin313http://www.blogger.com/profile/07902956554315941910noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-4460964459373959078.post-19935682111829455292017-06-04T18:01:00.000-07:002017-06-04T18:01:35.537-07:00Ramadhan Datang Untuk Menghidupkan Hati!!!<div dir="ltr" style="text-align: left;" trbidi="on">
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Janganlah Ramadhan dijadikan pesta makan minum </span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Janganlah jadikan Ramadhan banyak tidur-tidur sahaja di siangnya </span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Janganlah jadikan Ramadhan selepas sedikit ibadah sembahyang </span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">kemudian berbual dan borak-borak yang banyak </span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Selepas berbual-bual banyak pulang ke rumah</span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"> kemudian tidur, </span><span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">malam tidak bangun pula </span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">menghidupkan malam bersama Tuhan </span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Ramadhan bukan sekadar menghidupkan malam, </span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">siang berlapar-laparan dan berletih-letih </span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Ramadhan adalah untuk menghidupkan fikiran, </span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">hati dan jiwa dengan rasa bertuhan </span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Ramadhan hendak memeriahkan jiwa dengan rasa kehambaan, </span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">rasa hina, rasa lemah dan rasa kerdil di hadapan Tuhan yang Maha Kuasa </span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Ramadhan hendak mengimarahkan jiwa dengan rasa rendah diri, </span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">takutkan Tuhan, cintakan-Nya, rasa bertuhan sentiasa </span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Ramadhan hendak menghidupkan jiwa timbang rasa sesama manusia </span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Rasa kasih sayang, simpati sesama manusia yang derita, </span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">yang tidak punya apa-apa </span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Ramadhan hendak menebalkan rasa berdosa, </span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">takut kalau terlibat lagi dengan dosa </span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Ramadhan hendak rasa agung-Nya Tuhan, hebat dan kuasa-Nya Tuhan </span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Ramadhan bukan sekadar ibadah luaran-luaran yang meriah </span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">dan ceria yang dalam gelap-gelita </span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Yang penting jiwa hendak dihidupkan, memeriahkan yang di dalam jiwa </span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Tuhan pandang bukan yang luaran tapi yang di dalam </span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Tuhan hendak melihat yang di dalam batin manusia </span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">apakah hidup jiwanya rasa bertuhan </span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Siangnya berpuasa, malam sembahyang, </span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">banyak membaca Al-Quran untuk memberi cahaya </span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">kepada jiwa yang selama ini gelap-gelita </span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Membanyakkan berzikir bukan lafaznya tapi penghayatannya </span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Berzikir bukan di lidah tapi ingatan di hati </span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Kedatangan Ramadhan adalah dengan tujuan </span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">hendak menghidupkan hati yang mati sebelumnya </span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Moga-moga kesan sebulan menghidupkan hati tahan setahun lamanya </span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Kemudian Ramadhan datang lagi hidupkan pula lagi hati yang mati </span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Tahan pula setahun lagi </span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Itu bagi orang awam yang selalu sahaja cuai dan lalai </span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br /></span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Bagi orang yang bertaqwa jiwanya hidup setiap masa </span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Kedatangan Ramadhan hanya untuk darjat dan pangkat di sisi Tuhannya </span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Tapi kalau kedatangan Ramadhan tidak pun menghidupkan jiwa </span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Luar meriah di dalam tidak meriah </span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Luar terang-benderang dengan syariat lahir syariat batinnya gelap </span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Kalau di luar Ramadhan tentulah lebih-lebih lagi malang </span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Gelaplah hati sepanjang tahun </span></div>
<div style="text-align: center;">
<span style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Tidak ada masa hati yang terang sungguh malang</span></div>
</div>
suaramuhajirin313http://www.blogger.com/profile/07902956554315941910noreply@blogger.com0