Social Icons

Selasa, 17 Februari 2015

Kenapa Setiap Insan Perlukan Mursyid

Kedudukan mursyid dalam pembangunan rohaniah seseorang insan adalah suatu yang sangat perlu. Sebahagian ulama mensyaratkan keperluan wujudnya mursyid ini sebagai suatu yang tidak dapat tidak. 

Seorang mursyid memimpin, membimbing dan membina murid-muridnya secara lahiriah dan batiniah. Mursyid itu menunjuk jalan kebenaran melaksanakan amal-amal sunnah untuk bertaqarrub mendekatkan diri kepada Allah SWT - sehingga tidak menyimpang dari ajaran-ajaran Islam. Mursyid berperanan menyelamatkan muridnya agar tidak terjerumus ke dalam maksiat seperti berbuat dosa besar atau dosa kecil. 

Oleh sebab itu seorang mursyid pada hakikatnya adalah sahabat rohani yang sangat akrab sekali dengan rohani muridnya - yang bersama-sama tak bercerai-cerai, beriring-iringan, berimam-imaman melaksanakan zikrullah dan ibadat lainnya menuju ke hadhrat Allah SWT. 

Persahabatan itu tidak saja semasa hidup di dunia, tetapi persahabatan rohaniah ini tetap berlanjut sampai ke akhirat, walaupun salah seorang telah mendahului berpulang ke rahmatullah, dan telah sederetan duduknya dengan para wali Allah yang saleh.

As-Syekh Muhammad Amin Al Kurdi dalam kitabnya yang terkenal “Tanwirul Qulub” menjelaskan bahawa seorang murid atau salik dalam usahanya menuju ke hadhrat Allah SWT mesti mendahului amalannya dengan taubat dan membersihkan diri rohani. Kemudian untuk mengisinya dengan amal-amal saleh haruslah mempunyai Syeikh atau mursyid yang sempurna pada zamannya. Syeikh ini mestilah seorang yang melaksanakan syariat berdasarkan Al Qur’an dan Al Hadis dan mengikuti amalan yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW.

Seorang mursyid itu dikatakan mempunyai keberkatan ilahi jika silsilah keturunannya berkesinambungan sampai kepada Nabi Muhammad SAW.

Seorang murid/salik yang bertarikat tanpa Syeikh maka mursyidnya adalah syaitan. (Amin Al Kurdi, 1994 : 353). Syekh Abu Yazid Al Busthami pula berkata, ertinya : “Orang yang tidak mempunyai Syeikh Mursyid, maka syeikh mursyidnya adalah syaitan.” 

Sebagai pemimpin rohani mursyid mempunyai sifat-sifat kerohanian yang sempurna, bersih dan kehidupan batin yang murni. Mursyid adalah orang yang kuat sekali jiwanya, memiliki segala keutamaan, dan mempunyai kemampuan makrifat. Mursyid merupakan kekasih Tuhan. Secara khusus mendapat barakah daripada-Nya, dan sekaligus menjadi pembawa wasilah dari hamba kepada Tuhannya. 

Pada dirinya terkumpul makrifat sempurna tentang syariat Tuhan, mengetahui berbagai penyakit rohani dan tahu cara pengubatannya. Sebagai kekasih Allah, Mursyid mendapat anugerah kemampuan untuk mendatangkan maunah-maunah atau karamah-karamah. 

Dalil-Dalil 

Banyak dalil naqli Al Qur’an maupun Al Hadis, yang menjelaskan tentang fungsi dan kedudukan Mursyid. Firman Allah SWT, Artinya: Barang siapa yang diberi pertunjuk oleh Allah, dialah orang yang mendapat pertunjuk dan siapa yang dibiarkan-Nya sesat, maka tidak ada seorang pemimpin (waliyyam mursyida) pun yang mampu memberinya pertunjuk (Al Kahfi 18: 17). 

Firman Allah SWT, ertinya : Barang siapa mentaati Allah dan Rasul, maka mereka itu bersama-sama dalam deretan orang- orang yang diberikan Allah kurnia pada mereka yaitu para Nabi, para siddiqin, orang-orang syahid dan orang-orang yang saleh. Adalah sebaik-baiknya bersahabat dengan mereka (An Nisa’ 4: 69). 

Firman Allah SWT, Hai orang-orang beriman bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang benar (At Taubah 9: 119). 

Sabda Rasulullah SAW, ertinya : Dari Usman bin Affan r.a. d ia berkata, Rasulullah bersabda, “Di hari kiamat, yang memberi syafaat ada tiga golongan yaitu para nabi, para ulama, dan para syuhada.” (H.R. Ibnu Majah). 

Sabda Rasulullah SAW, ertinya: Sesungguhnya Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya sebahagian dari umatku ada yang memberi syafaat kepada ramai umat manusia, sebahagian dari mereka ada yang memberi syafaat kepada satu suku, sebahagian dari mereka ada yang memberi syafaat kepada seorang sahaja, sehingga mereka masuk syurga semuanya.” (H.R. Tarmizi). 

Sabda Rasulullah SAW, ertinya: “Jadikanlah dirimu berserta dengan Allah. Dan jika kamu belum mampu menjadikan dirimu berserta dengan Allah maka jadikanlah dirimu berserta dengan orang yang telah berserta dengan Allah, maka sesungguhnya orang itulah yang menghubungkan engkau (rohanimu) kepada Allah”. (Riwayat Abu Daud) 

Walaupun fungsi Mursyid itu sama dengan fungsi guru iaitu memimpin, membimbing dan membina murid-muridnya, tapi bidangnya adalah rohani yang sangat halus yang berpusat pada lubuk hati sanubari. Jadi sifatnya tidak kelihatan, ghaib atau metafisika. Pelajaran yang diberikan mursyid kepada muridnya merupakan transfer of spiritual iaitu iman dan takwa.  Adapun fungsi guru-guru biasa yang kita kenal adalah 'transfer of knowledge'. Mereka hanya mengajarkan masalah-masalah ilmu pengetahuan dan teknologi. 

0 ulasan:

Catat Ulasan

 

Sample text

Sample Text

Sample Text