Social Icons

Jumaat, 24 Mac 2017

Mengambil Berkat (Tabarruk) Dengan Rambut Nabi SAW?

Para ulama telah sepakat atas bolehnya bertabaruk dengan kesan-kesan peninggalan Rasulullah s.a.w. samada rambutnya, peluhnya dan selainnya. Alasannya, ada dalil atas yang demikian itu.

، فَعَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ لَمَّا رَمَى رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ الْجَمْرَةَ وَنَحَرَ نُسُكَهُ وَحَلَقَ نَاوَلَ الْحَالِقَ شِقَّهُ الْأَيْمَنَ فَحَلَقَهُ ثُمَّ دَعَا أَبَا طَلْحَةَ الْأَنْصَارِيَّ فَأَعْطَاهُ إِيَّاهُ ثُمَّ نَاوَلَهُ الشِّقَّ الْأَيْسَرَ فَقَالَ احْلِقْ فَحَلَقَهُ فَأَعْطَاهُ أَبَا طَلْحَةَ فَقَالَ اقْسِمْهُ بَيْنَ النَّاسِ ) رواه مسلم (1305)

Terjemahan: Dari Anas bin Malik ia berkata; Setelah Rasulullah s.a.w.melontar Jamrah, menyembelih haiwan korbannya dan setelah mencukur rambutnya, baginda meminta tukang cukur untuk mencukur kembali rambutnya yang sebelah kanan. Kemudian baginda memanggil Abu Thalhah Al Anshari dan memberikan rambut tersebut kepadanya. sesudah itu, baginda kembali meminta untuk dicukurkan rambutnya yang sebelah kiri sambil bersabda: “Cukurlah.” Maka dia pun mencukurnya, dan setelah itu, membagikannya kepada orang-orang. (HR Muslim)


وعَنْ أَنَسٍ أَنَّ أُمَّ سُلَيْمٍ كَانَتْ تَبْسُطُ لِلنَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ نِطَعًا فَيَقِيلُ عِنْدَهَا عَلَى ذَلِكَ النِّطَعِ ، فَإِذَا نَامَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَخَذَتْ مِنْ عَرَقِهِ وَشَعَرِهِ فَجَمَعَتْهُ فِي قَارُورَةٍ ثُمَّ جَمَعَتْهُ فِي سُكٍّ . قَالَ [القائل هو ثمامة بن عبد الله بن أنس] : فَلَمَّا حَضَرَ أَنَسَ بْنَ مَالِكٍ الْوَفَاةُ أَوْصَى إِلَيَّ أَنْ يُجْعَلَ فِي حَنُوطِهِ مِنْ ذَلِكَ السُّكِّ قَالَ فَجُعِلَ فِي حَنُوطِهِ . رواه البخاري (6281)

Terjemahan: Dari Anas bahwa Ummu Sulaim, bahwa dia biasa membentangkan tikar dari kulit untuk Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, lalu baginda istirahat siang di atas tikar tersebut.

Anas melanjutkan; “Apabila Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam telah tidur, maka Ummu Sulaim mengambil peluh dan rambutnya yang terjatuh dan meletakkannya di bekas kaca, setelah itu dia mengumpulkannya di sukk (ramuan minyak wangi), Tsumamah berkata; ‘Ketika Anas bin Malik hendak meninggal dunia, maka dia berwasiat supaya ramuan tersebut dicampurkan ke dalam hanuth (ramuan yang digunakan untuk meminyakkan mayat), akhirnya ramuan tersebut diletakkan di hanuth.” (HR al-Bukhari)

Maka riwayat ini dan riwayat selainnya menunjukkan bahawa Allah menjadikan ada keberkatan pada diri Rasulullah s.a.w. dan apa yang terpisah darinya samada rambut, peluh dan sebagainya yang boleh ditabaruk serta diharap daripadanya manfaat di dunia dan di akhirat. Dan pemberi kebaikan ini adalah Allah Tabaraka Wa Taala.

0 ulasan:

Catat Ulasan

 

Sample text

Sample Text

Sample Text