Social Icons

Isnin, 25 Januari 2016

Hakikat Niat Yang Perlu Diperhatikan (3) Bagaimana Mati Dan Menyaksikan Semua Amal?


Pada hadits yang diriwayatkan Al Ahnaf dari Abi Bakrah, bahwa Nabi Saw bersabda: “Apabila bertemu dua orang Islam dengan pedang keduanya, maka yang membunuh dan terbunuh itu dalam neraka”. Lalu ditanyakan: “Wahai Rasulullah, ini yang membunuh. Maka bagaimana dengan yang dibunuh?” Beliau menjawab: “Karena ia bermaksud membunuh kawannya”. (HR Bukhari dan Muslim)

Pada hadits yang dirawikan Abu Hurairah, yaitu: “Barangsiapa mengawini seorang wanita di atas mas kawin yang ditetapkan dan dia tidak berniat melunaskannya, maka dia itu penzina. Dan siapa yang berhutang dengan suatu hutang dan dia tidak berniat membayarnya, maka dia itu pencuri”. (HR Ahmad)

Nabi Saw bersabda: “Barangsiapa memakai bau-bauan karena Allah Swt, niscaya ia datang pada hari kiamat dan baunya lebih harum dari kesturi. Dan barangsiapa memakai bau-bauan untuk selain Allah, niscaya ia datang pada hari kaiamat dan baunya lebih busuk daripada bangkai”. (HR Abul-Walid As-Shaffar)

Diriwayatkan dalam cerita-cerita kaum Bani Israil, bahwa seorang laki-laki berjalan di bukit pasir dalam keadaan lapar. Lalu ia mengatakan pada dirinya: “Jikalau pasir ini makanan, maka akan aku bagikan kepada manusia”. Maka Allah Swt menurunkan wahyu kepada nabi mereka: “Katakanlah kepada laki-laki itu: “Bahwa Allah Swt telah menerima sedekah engkau. Ia bersyukur akan shalihnya niat engkau. Dan Ia memberikan kepada engkau pahala, jikalau pasir itu makanan lalu engkau bersedekah dengannya”.

Suatu saat Umar bin Khattab ra berkata: “Amal perbuatan yang paling afdal adalah menunaikan apa yang difardlukan Allah, wara’ dari apa yang diharamkan Allah dan benar niat kepada Allah Swt”. 

Salim bin Abdullah menulis surat kepada Umar bin Abdul Azis, yang isinya: “Ketahuilah bahwa pertolongan Allah kepada hamba itu berdasarkan kadar niatnya. Maka barangsiapa yang sempurna niatnya, niscaya sempurnalah pertolongan Allah kepadanya. Dan apabila kurang, maka akan berkurang menurut kadarnya”.

Sebagian ulama Salaf berkata: “Banyak amalan yang kecil dibesarkan oleh niat. Dan banyak amal yang besar, menjadi kecil karena niat”.

Ats-Tsuri berkata: “Mereka (orang-orang mukmin) mempelajari niat bagaikan mereka mempelajari amal”.

0 ulasan:

Catat Ulasan

 

Sample text

Sample Text

Sample Text