Social Icons

Sabtu, 5 Mac 2016

Bersuci Dalam Islam

Perkara bersuci adalah diantara ajaran-ajaran yang terpenting dalam Islam. Karenanya kita tidak dapat menganggap ringan perkara ini. Adapun kehendak bersuci ini banyak sekali, diantaranya adalah seperti yang terkandung dalam firman Allah SWT yang artinya :


"Allah SWT bukan hendak menyusahkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu"
[ Q.S. Al Maidah : 6 ]

Jadi, perkara yang pertama yang dapat kita pahami tentang bersuci ini adalah bahwa Allah sama sekali tidak bertujuan untuk menyusahkan kita, tetapi semata-mata hendak membersihkan kita baik dari najis dan kotoran yang lainnya ataupun membersihkan kita dari segala dosa. Dan berhubungan dengan bersuci ini juga Rasulullah telah bersabda yang artinya :


"Anak kunci kepada shalat itu adalah bersuci"
[ Riwayat Abu Daud dan Tirmidzi ]

Dari hadits di atas kita juga dapat memahami bahwa bersuci adalah anak kunci shalat. Tidak sah shalat seseorang apabila dia tidak bersuci dari hadats kecil ataupun dari hadats besar, bukan saja ibadah shalatnya tidak diterima tetapi juga bisa jatuh berdosa, dan kalau seseorang itu tidak dapat mensucikan batinnya dari segala sifat-sifat terkeji seperti sombong, riyak, ujub, hasad dan lain-lain, kalau dia shalat maka dia termasuk kedalam golongan orang yang lalai dalam shalatnya, dan orang yang lalai dalam shalat ini akan dimasukkan kedalam Neraka Wail. Seterusnya perkara yang ketiga yang bisa kita pahami dalam masalah bersuci ini adalah seperti sabda Rasulullah SAW yang artinya :


"Bersuci adalah setengah dari iman"
[ Riwayat Tirmidzi dan Muslim ]

Dari sini dapat kita pahami bahwa begitu penting sekali kedudukan bersuci ini dalam Islam, dan bersuci ini juga ada hubungannya dengan soal-soal batin. Persoalan iman dan persoalan shalat ini saja ada hubungan yang erat dengan perkara kebatinan, sedangkan bersuci ini berkaitan langsung dengan iman dan shalat.

Tetapi perlu kita ketahui bahwa masalah bersuci ini bukan hal yang mudah, kalau sekedar mensucikan lahiriah saja seperti badan kita, yang terkena kotoran mudah saja kita basuh dengan air, tetapi yang sulit adalah membersihkan batin kita dari kotoran-kotoran mazmumah. Bukan hal yang mudah kita membersihkan hati kita dari perkara yang kotor, membersihkan pikiran kita dari berbagai paham dan ideologi yang berasal dari barat ataupun dari timur.

Oleh karena itu memang bukan mudah untuk mendapatkan kesempurnaah bersuci ini yaitu suci lahir dan suci batin, terutama bersuci batin ini yang amat susah sekali sedangkan bersuci batin ini adalah yang paling penting dari kedua bentuk bersuci tadi.

Bersuci ada 4 (empat) peringkat yaitu :
1. Mensucikan lahir 

Mensucikan lahir kita dari hadats, najis-najis dan benda-benda yang tidak diperlukan lagi seperti kotoran yang terdapat pada anggota badan dan pakaian kita. Hadats terdiri dari dua jenis yaitu hadats kecil dan hadats besar. Takrif hadats kecil ialah tiap-tiap yang mewajibkan kita berwudhuk, yang menjadikan hadats kecil ini adalah apabila keluar benda dari mana saja saluran najis di tubuh kita, baik dari depan ataupun di bagian belakang. Dan untuk melakukan wudhuk ini hendaklah menggunakan air, kalau sekiranya sulit mendapatkan air maka barulah tayamum. 

Sedangkan hadats besar adalah perkara yang mewajibkan mandi. Diantaranya yang menjadikan hadats besar adalah seperti keluar mani, keluar darah haid, kedatangan nifas dan pertemuan antara kemaluan laki-laki dan perempuan, walaupun tidak keluar mani. Dan mandi ini juga bukan mandi biasa. Mandi yang dimaksudkan ada mempunyai syarat dan rukun tertentu, ada niat dan cara-caranya, dan juga dikatakan mandi disini adalah mengalirkan air ke seluruh tubuh seperti firman Allah yang artinya :

"Apabila kamu junub, maka hendaklah kamu bersuci"
[ Q. S. Al Maidah : 6 ]

Adapun rukun mandi terdiri dari dua, pertama niat dan yang kedua meratakan air keseluruh badan. Rukun-rukun ini harus ada dalam mandi junub. Kalau tidak ada maka tidak sahlah mandi itu. Bila kita niat umpamanya maka hendaklah niat dengan betul baik itu niat sebab junub ataupun haid. Dan yang penting lagi bahwa air yang digunakan untuk bersuci adalah air mutlak yaitu yang suci dan mensucikan.
2. Mensucikan anggota-anggota lahir kita dari dosa. 

Yang dikatakan anggota lahir kita adalah tangan, mulut, mata, telinga, perut, kaki dan kemaluan. Semua anggota lahir kita itu hendaklah kita bersihkan dari membuat dosa-dosa. Memang bersuci seperti ini sangat sulit sekali. Mata kita umpamanya dapatkah kita hindarkan dari melihat perkara yang haram, yang kita tidak dapat melihatnya seperti melihat perempuan yang bukan muhrim. 

Sementara di zaman ini bukan saja betis perempuan yang terbuka bahkan paha dan dada pun telah terbuka. Jawabnya adalah sangat susah sekali. Keluar saja dari rumah untuk bekerja dan sebagainya maka akan terjadilah dosa-dosa yang dibuat oleh mata kita, bagaimana kita akan menghindarkannya ?? Begitu juga dengan mulut kita, sudahkah terhindar dari membicarakan hal-hal yang mengata-ngatai orang lain, memfitnah, mengadu domba dan dosa-dosa lainnya. 

Begitu juga dengan anggota yang lain, hidung kita, tangan kita, telinga kita, dapatkah kita elakkan tangan kita dari menyentuh benda-benda yang Allah larang untuk menyentuhnya, dapatkah kita hindarkan hidung kita dari membaui perkara yang haram, lalu kita lihat apakah kita dapat menghindarkan telinga kita dari perkara-perkara yang haram seperti mendengar lagu-lagu pop yang menghayalkan dan perkara-perkara yang membuat setiap hari telinga kita hanya mendengar maksiat, maka tidak heranlah kalau telinga kita sudah kental dengan dosa, hingga kebenaran yang datang tak bisa masuk lagi kedalamnya. Telinga kita sudah dipengaruhi dengan berbagai maksiat yang datang dari televisi, radio dan macam-macam lagi. 

Begitu juga dengan kaki kita dapatkah kita hindarkan dari berjalan ke tempat-tempat yang mungkar dan maksiat. Hari ini kemana saj akita berjalan ada saja kita lewati bermacam-macam mungkar dan maksiat. Apabila kaki telah sampai ke tempat itu walaupun kita tak mau, anggota lain kita terlibat dengan maksiat seperti mata, telinga, hidung dan yang lainnya.

Coba kita ingat-ingat dosa perut kita, dapatkah kita hindarkan perut kita dari makanan yang makruh dan syubhat. Sangat susah sekali karena di zaman sekarang ini makanan kita ditempa oleh berbagai ragam manusia yang tidak pikir halal dan haram, tidak memikirkan masalah syariat. Dan kalaupun kita bisa menjaga makanan kita, dapatkah kita hindarkan mendapat sumber uang yang tidak bercampur dengan perkara-perkara yang syubhat. Dapatkah kita hindarkan dari semua itu ??!

Ada juga sebagian orang yang menganggap setengah perkara bukan maksiat, bukan dosa seperti menari, menyanyi dan bermusik yang diharamkan syariat, sampai ada yang berkata : "Allah telah memberiku suara yang merdu, apa salahnya apabila kuperdengarkan suaraku kepada orang lain" . Orang seperti ini seolah-olah tidak mau menerima hakikat bahwa menyanyi, menari dan bermusik yang diharamkan syariat dan sebagainya itu sebagai suatu dosa.

Apabila dosa-dosa ini sudah terlalu banyak dalam diri seseorang itulah yang menyebabkan dia resah, gelisah, tidak tenteram dan sebagainya, sehingga apa yang dibuat semuanya mendatangkan kegelisahan, akhirnya timbul sakit jiwa, sebagian orang karena sakit jiwanya terlalu berat sanggup bunuh diri. Jadi dosa yang terjadi pada diri kita ini bersumber dari anggota-anggota lahir kita. 

Dosa-dosa itulah yang menimbulkan berbagai penyakit dalam masyarakat seperti bunuh diri, hisap ganja, minum arak dan sebagainya. 

Disini dapat kita perhatikan bahwa betapa susahnya hendak melakukan bersuci di tahap kedua ini karena hal-hal yang membuat kita jatuh berdosa begitu banyaknya, sedangkan dosa ini terbagi dua yaitu dosa besar seperti bunuh diri, membunuh, mencuri, berzina dan sebagainya, sedangkan dosa kecilpun bisa jatuh menjadi dosa besar apabila kita terus-menerus melakukannya dan menganggap ringan dosa kecil itu, ibarat selembar kertas putih yang terus menerus diperciki oleh titik-titik tinta hitam, lama kelamaan maka menghitamlah kertas putih itu. 

Demikianlah bagaimana dosa-dosa terjadi pada diri kita, kadang kita menyadarinya, tapi banyak dosa-dosa yang terjadi tanpa kita sadari. Dan untuk membersihkan diri dari dosa-dosa yang sedemikian bukanlah mudah. 

Sebab itu kalau kita tidak ada cita-cita dan azam yang kuat serta tidak ada ilmu pengetahuan rasanya membersihkan anggota yang lahir ini belum dapat kita melakukannya, maka perlulah kita merasa bimbang, karena kapan saja Allah bisa tamatkan riwayat kita sedangkan kita masih berlumuran dengan dosa takut-takut ke dalam Neraka lah tempat kita waliyazubillah. Oleh karena itu hendaklah nilai-nilai diri kita agar dapat terhindar diri dari maksiat semoga selamat kita di dunia dan di Akhirat.

3. Mensucikan diri dari sifat-sifat terkeji.

Seperti riyak, ujub, hasad dengki, gila pangkat, gila dunia, bakhil dan lain sebagainya. Bersuci di peringkat ini sangat sulit sekali, sifat-sifat inilah yang dikatakan sifat mazmumah. Kemudian kita juga harus membersihkan pikiran kita dari isme dan ideologi yang bertentangan dengan Islam. 

Bersuci pada tingkatan ini adalah bersuci yang berkaitan dengan perkara-perkara batin. Itu sebabnya bersuci disini lebih berat lagi untuk dilakukan dari yang dua tadi, banyak perkara yang perlu kita ketahui sebelum kita dapat mensucikan hati dan akal pikiran kita dari penyakit-penyakit batin ini. 

Yang pertama kita harus ada ilmu pengetahuan agama dengannya kita dapat menyuluh penyakit batin yang ada dalam pikiran dan hati kita. Ilmu ini adalah ilmu tasawuf, dengan ilmu ini kita dapat mendeteksi penyakit-penyakit hati seperti riyak, sombong dan yang lainnya. 

Yang kedua kita harus ada azam dan cita-cita untuk mengungkai dan mengikis penyakit-penyakit itu. Disini kita sudah bersiap untuk berperang untuk mencungkil penyakit-penyakit itu. Inilah yang dikatakan mujahadatun nafsi. Kalau kita tidak ada azam dan cita-cita yang kuat kita tidak akan mampu berperang melawan hawa nafsu kita karena sebagiannya telah asyik kita amalkan. 

Yang ketiga adalah kita harus sanggup menempuh jalan-jalan untuk mengungkai sifat mazmumah itu, mungkin jalannya melalui berpuasa maka paksalah kita untuk berpuas, kalau jalan menghilangkan takabur, sombong dan besar diri adalah dengan bergaul dengan orang-orang biasa, orang miskin dan sebagainya maka haruslah kita berbuat demikian, dan begitulah seterusnya.

4. Mensucikan rahasia kebatinan selain dari Allah.

Artinya mensucikan ingatan dari segala-galanya melainkan ingatan kepada Allah semata. Orang yang sudah berbuat demikian sudah tenggelam dalam ingatannya kepada Allah saja. Inilah maqam atau kedudukan yang paling tinggi di sisi Allah SWT. Inilah darjat para Nabi-Nabi dan Rasul-Rasul dan juga darjat bagi para Siddiqin atau orang-orang yang benar.

0 ulasan:

Catat Ulasan

 

Sample text

Sample Text

Sample Text