Para ulama telah banyak yang memberikan pengertian tentang takwa diantaranya adalah perkataan Thalq bin Habib rahimahullah, beliau mengatakan: “Takwa yaitu melakukan ketaatan kepada Allah berdasarkan ilmu yang datang dari Allah semata-mata mengharap pahala dari-Nya. Kemudian meninggalkan kemaksiatan kepada Allah berdasarkan ilmu yang datang dari Allah karena takut akan adzab-Nya.”
Sementara Umar ibn Khatab ketika ditanya sahabat tentang definisi takwa, dia menjawab kalau takwa itu ibarat berjalan di sebuah jalan setapak yang sempit kemudian di kanan dan kiri jalan itu dipenuhi onak dan duri. Kalau orang yang melewatinya ingin selamat dari onak dan duri, tentulah harus hati-hati sekali. Demikian juga dengan takwa yang menghendaki kehati-hatian manusia agar jangan terjerambab dalam onak dan duri dosa.
Jika demikian, begitu tingginya nilai ketakwaan di sisi Allah Swt. Perintah untuk bertakwa kepada Allah azza wa jalla sangatlah banyak dalam Al-Qur’an. Diantaranya firman Allah azza wa jalla : “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kalian mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.” (QS. Ali ‘Imran: 102). Dan firman-Nya pula: “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kalian kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar, niscaya Allah memperbaiki amalan-amalan kalian dan mengampuni dosa-dosa kalian. Dan barangsiapa mentaati Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar.” (QS. Al-Ahzab: 70-71).
Ayat-ayat di atas merupakan ayat-ayat yang sering dibaca Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam dalam pembukaan khutbahnya yang dikenal dengan khutbatul haajah. Hal ini menunjukkan pentingnya takwa sehingga beliau shalallahu ‘alaihi wa sallam sering kali mengingatkan kaum muslimin untuk senantiasa bertakwa kepada Allah Swt.
Takwa adalah sebaik-sebaik bekal. Bekal yang terbaik bagi seorang hamba untuk meraih kebahagiaan baik di dunia maupun di akhirat kelak adalah bekal ketakwaan kepada Allah. Sebagaimana telah Allah azza wa jalla jelaskan dalam firman-Nya: “Dan Sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa dan bertakwalah kepada-Ku hai orang-orang yang berakal.” (QS. Al-Baqaroh: 197).
Al-Imam As-Sa’di rahimahullah ketika menafsirkan ayat tersebut mengatakan: “Adapun bekal yang sebenarnya yang manfaatnya terus berlanjut bagi pelakunya di dunia maupun di akhirat adalah bekal ketakwaan kepada Allah Swt, yaitu bekal untuk kampung akhirat yang kekal yang mengantarkan kepada kelezatan yang sempurna dan kepada kenikmatan yang terus-menerus. Barangsiapa yang meninggalkan bekal ini, maka dia akan terputus dengannya yang berarti ini menjadi peluang bagi setiap kejelekan (untuk menjangkitinya), dan dia tercegah untuk sampai ke kampung orang-orang yang bertakwa.
Lantas, kapan dan dimana kita bertakwa?
Ketahuilah kaum muslimin sekalian! bahwa Allah Swt Maha Mengetahui dan Maha Melihat, baik yang kecil maupun yang besar, yang jauh maupun yang dekat, yang tampak maupun yang tersembunyi. Semua itu dilihat dan diketahui oleh Allah azza wa jalla. Diantara sifat-sifat-Nya yang lain adalah bahwa Allah azza wa jalla Maha Mendengar, baik suara itu pelan ataupun keras. Allah azza wa jalla berfiman: “Dan jika kamu mengeraskan ucapanmu, Maka Sesungguhnya Dia mengetahui rahasia dan yang lebih tersembunyi.” (QS. Thaha: 7)
Bahkan Allah Swt mengetahui apa yang terlintas dalam hati seseorang, sebagaimana firman-Nya : “Sesungguhnya Allah mengetahui yang tersembunyi di langit dan di bumi. Sesungguhnya Dia Maha mengetahui segala isi hati.” (QS. Faathir: 38). Oleh karena itu, Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam berwasiat agar kita bertakwa kepada Allah azza wa jalla dimanapun dan kapanpun kita berada. Beliau shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Bertakwalah engkau kepada Allah dimana saja kamu berada, ikutilah kejelekan dengan kebaikan, niscaya kebaikan (amal sholih) tersebut akan menghapuskannya (perbuatan jelek-red); dan bergaullah dengan orang lain dengan akhlak yang baik.” (HR. At-Tirmidzi no.1987)
Kita diperintahkan untuk bertakwa kepada Allah dimana saja kita berada, baik dalam keadaan sendirian ataupun di tengah orang banyak, karena Allah azza wa jalla melihat dan mengawasi kita dimana dan kapanpun kita berada. Dengan kata lain tak ada satu ruangpun yang luput dari pengawasan Alah Swt. Bisa jadi manusia lain tidak mampu melihat atau mengawasi, namun bagi Allah Swt, tidak ada ruang dan waktu yang lepas dari pengawasan Beliau yang kemudian didelegasikan-Nya pada malaikat lainnya.
Bagi orang yang bertakwa, Allah menjanjikan balasan yang sangat banyak (dan ketahuilah bahwa Allah Swt tidak akan pernah mengingkari janji-Nya). Diantara janji-janji-Nya adalah:
1. Akan diberi jalan keluar dari kesulitan yang dia alami dan diberi rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka. Allah azza wa jalla berfirman :“Barang siapa bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan (Dia akan) memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya.” (QS. Ath-Thalaq: 2-3).
2. Akan dimudahkan segala urusannya. Hal tersebut sebagaimana yang telah dijelaskan oleh Allah azza wa jalla dalam firman-Nya : “Barangsiapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Allah menjadikan baginya kemudahan dalam urusannya.” (QS. Ath-Thalaq: 4).
3. Akan diampuni dosanya dan diberi pahala yang besar. Sebagaimana firman Allah azza wa jalla: “Dan barangsiapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya dia akan menghapus kesalahan-kesalahannya dan akan melipat gandakan pahala baginya.” (QS. Ath-Thalaq: 5).
4. Akan dimasukkan ke dalam surga yang penuh dengan kenikmatan dan kelezatan serta penuh dengan ampunan. Allah azza wa jalla telah menjelaskan dalam firman-Nya (yang artinya): “(Apakah) perumpamaan (penghuni) jannah yang dijanjikan kepada orang-orang yang bertakwa yang di dalamnya ada sungai-sungai dari air yang tiada berubah rasa dan baunya, sungai-sungai dari air susu yang tidak berubah rasanya, sungai-sungai dari khamar yang lezat rasanya bagi peminumnya dan sungai-sungai dari madu yang disaring; dan mereka memperoleh di dalamnya segala macam buah-buahan dan ampunan dari Rabb mereka sama dengan orang yang kekal dalam Jahannam dan diberi minuman dengan air yang mendidih sehingga memotong-motong ususnya?” (QS. Muhammad: 15).
Semoga Allah Swt senantiasa mencurahkan rahmat-Nya bagi kita semua. Semoga Allah azza wa jalla memberi kemampuan kepada kita untuk melaksanakan segala perintah-Nya dan menjauhi semua larangan-Nya, serta menggolongkan kita ke dalam golongan orang-orang yang bertakwa yang akan meraih Al-Jannah (surga) yang penuh dengan kenikmatan. Mudah-mudahan Allah menjadikan hari-hari kita penuh dengan amal saleh yang akan membawa kita kepada kebahagiaan dan ketenangan di dunia dan di akhirat. Kita berharap semoga Allah Swt senantiasa memberikan hidayah pada segala urusan kita dan memberikan petunjuk kepada kita semua dalam menapaki jalan-Nya yang lurus, jalan orang-orang yang Allah berikan nikmat kepada mereka, jalan para nabi, orang-orang yang jujur, dan para syuhada, serta orang-orang yang saleh, bukan, jalan orang-orang tersesat. Amiin Ya Rabbal ‘alamiin.
0 ulasan:
Catat Ulasan