Social Icons

Ahad, 30 November 2014

Aku Benci Islam, Tapi Aku Akhirnya Mencari Takdirku.

Terlalu bencinya pada Islam, sampai berfikir sanggup jadi apa saja asaljangan muslim. Tapi hidayah itu akhirnya datang juga.

SARIYA, gadis asal Kerala, India, dibesarkan dalam keluarga yang sangattaat dalam agama. Datuknya pengasas Gereja di Kerala. Pemuka agama disana sering menjadikan ibu Sariya sebagai contoh wanita terbaik bagijemaah. 

Namun lama-lama, ibu Sariya mula mengalami keraguan sehingga akhirnyadia menjadi seorang muslim. Semua itu mungkin kerana pengaruh peguamkeluarga bernama Ibrahim Khan seorang muslim taat, dan mempunyaipengetahuan luas soal agama.

Meski kehadirannya singkat, tapi mampu mengubah ibu Sariya menjadimuslim dalam beberapa minggu sahaja. Saat itu Sariya masih 13 tahun.Sebagai anak tertua, Sariya merasa bingung dengan keadaan keluarganyayang pecah, kerana ibunya memilih bercerai dan pindah ke Bombay.

Sariya sangat membenci Islam kerana ia anggap Islam telah memusnahkankeluarganya. Ayahnya memilih pergi meninggalkan Sariya dan adik-adiknya. Kerana terlalu bencinya pada Islam, Sariya pernah berfikir dia boleh menjadiapa saja asal jangan muslim. 

Meski begitu, dia masih menghormati dan mencintai ibunya yang kiniseorang muslimah. Sampai saat itu, Sariya masih tidak mengerti kenapa ibunya memilih Islam. 

Seorang wanita berpendidikan dan berbudaya seperti ibunya memilih agama yang berbau zaman pertengahan. Hingga akhirnya dia memberanikan diri bertanya kepada ibunya. Sariya dapat jawapan singkat; 

"Baca kitab suci dari agama yang kamu yakini itu, laman demi halaman."

Dari situlah Sariya mula dituntun menuju Islam. Walaupun masih muda, Sariya seperti diberi kemudahan oleh Allah untuk memahami apa yang dibacanya. Sariya mencari banyak sekali ketidak selarasan dan kesalahan. 

Namun Sariya keras kepala, dia masih terus membaca semuanya meski dihatinya mula timbul keraguan. Setelah beberapa lama, ibunya menghantarsepucuk surat disertai tulisan Surat Al-Ikhlas dan terjemahannya.

Begitu membaca surat tersebut, hati Sariya mulai tergelitik untuk membacanya berulang-ulang. Saat tidak ada lagi baki surat untuk dibaca, Sariya beralih ke Al-Quran dan dia benar-benar terpesona.

Dalam Al-Quran dia mencari kebenaran yang selama ini dicarinya. Dia mendapat semua jawapan yang membuatnya ragu-ragu. Perlu dua tahun bagi Sariya untuk mempelajari Al-Quran. Saat itu usianya sudah 15 tahun.

"Aku tahu aku akhirnya mencari takdirku," kata Sariya.

Kemudian Sariya pergi ke Bombay dan saat berada di lapangan terbang diamengucapkan dua kalimah syahadah disaksikan oleh ibunya. Ibunyamengatakan, ia selalu berdoa kepada Allah agar memberikan hidayahkepada anak perempuannya. Dan ternyata dikabulkan, Allahu Akbar! 

Adik-adik Sariya masih kecil dan mereka mengikuti langkahnya menjadimuslim. Sariya memutuskan 'hijrah' ke Bombay. Dia dan adik-adiknyaditerima oleh komuniti muslim Bombay dengan penuh suka cita. Merekamengajarkan bahasa Arab dan pengetahuan tentang Islam. 


Kerala, India.

Setelah 10 tahun memeluk Islam, Sariya merasa hidupnya makin terarah dan penuh ketenangan.
 
"Apabila berkumpul bersama keluarga, aku mengatakan telah membantu
pembinaan sebuah madrasah bagi anak-anak penghafal Al-Quran. Salah satucita-citaku adalah membina masjid di tempat kelahiranku, Kerala," kataSariya. Al-hamdulillah! (IH)

0 ulasan:

Catat Ulasan

 

Sample text

Sample Text

Sample Text