Berikut adalah gambar lawatan Dato' Ratu Ibu Hatijah Aam bersama para Pengarah Zon 1, GISB ke rumah anggota parlimen (DPR) Indonesia - Bapak Haji Sofwatillah Mohzaib. Beliau adalah seorang pencinta Al-Quran. Justeru beliaulah yang mengusahakan pembuatan Al-Quran dalam bentuk diukir mashafnya di atas kepingan kayu. Ianya satu usaha yang hebat dan wajar dihargai.
Sebagai seorang yang juga berpengalaman dalam penulisan khat, Pak Lang dapat rasakan, hanya seseorang yang bersungguh-sungguh dan istiqamah sahaja yang diizinkan Tuhan meralisasikan pembuatan Al-Quran dalam bentuk sebegini. Ianya adalah satu kerja yang memerlukan kesabaran, ketekunan dan tahan diuji. Bapak Haji Sofwatillah telah berjaya melepasi semua rintangan yang boleh membantutkan cita-citanya itu.
Ada sinar keberkatan yang luar biasa yang telah dan sedang berlaku pada dirinya. Insya Allah berkat doa Dato' Ratu, keberkatan Al-Quran 'yang berdiri' itu akan terus memperlihatkan keajaiban untuk siapa sahaja yang menghargainya. Semoga Tuhan mengurniakan sebaik-baik jalan perjuangan untuk Bapak Haji Sofwatillah yang peribadinya sangat berambisi, optimis serta tawadhuk.
Ukiran Al-Qur’an Raksasa Al-Akbar
Al-Quran yang dinamai Al-Akbar ini disebut-sebut sebagai ukiran kayu terbesar dan pertama di dunia dalam bentuk Al-Quran lengkap 30 juz. Al-Quran raksasa ini dibuat dari kayu jenis tembesu dan diukir ala seni ukiran kayu tradisi Palembang. Ianya dipamerkan di ruangan khas yang dibina 3 tingkat di sebelah rumah kediaman Bapak Haji Sofwatillah ini.
Alquran ini terdiri
dari lembaran kayu setinggi 2 meter dengan lebar tak kurang 1,5 meter.
Warna dasar kayu coklat dengan huruf arab timbul warna kuning emas. Tiap
lembaran ada ukiran motif kembang di bahagian tepinya. Warnanya juga kuning emas.
Proses pembuatannya sendiri memakan waktu relatif lama, sekitar lapan tahun.
Al-Quran Terbesar di Dunia Ada di Palembang
TEMPO.CO, Palembang
- Sejumlah ulama dan seniman kaligrafi di Sumatera Selatan berhasil
menorehkan sejarah baru dalam dunia kaligrafi. Dalam waktu delapan
tahun, mereka berhasil memahat 30 juz ayat suci Al-Quran dalam 315
lembar kayu trembesi. Tidak kurang dari Rp 2 miliar dihabiskan untuk
mewujudkan cita-cita yang fenomenal itu.
Sofwatillah Mohzaib, salah seorang penggagas Al-Quran terbesar itu, mengatakan, sebelum resmi dipublikasikan, pihaknya sengaja memajang seluruh ayat-ayat suci itu di dalam ruang pamer Masjid Agung Palembang selama tiga tahun.
"Proses pemahatan mulai dari 2003-2008. Dari tiga tahun silam kami pajang di Masjid Agung agar mendapat koreksi dari seluruh umat. Akhir 2011, Al-Quran ini dinilai layak untuk dipublikasikan," kata Sofwatillah Mohzaib, Minggu, 29 Januari 2012.
Menurut anggota Fraksi Demokrat DPR-RI ini, Al-Quran ini terbuat dari kayu trembesi dengan ukuran yang terbilang tidak main-main. Tebal keseluruhannya termasuk sampul mencapai 9 meter. Ukuran halamannya 177 x 140 x 2,5 sentimeter.
Setidaknya 40 meter kubik kayu trembesi dihabiskan untuk membuat Al-Quran ini. Masing-masing lembar Al-Quran panjang dua meter dan lebar 1,2 meter. Setiap tepi lembar Al-Quran raksasa itu dihiasi dengan ukiran ornamen khas Palembang.
Senin, 30 Januari 2012, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bersama seluruh delegasi Konferensi Parlemen Organisasi Konferensi Islam (OKI) akan meresmikan penggunaan Al-Quran yang disebut sebagai Al-Quran terbesar ini dicetak di atas lembaran kayu trembesi.
Fathi Abone Lardat, delegasi dari Palestina, yang dijumpai di lokasi pameran, mengatakan hingga saat ini dia berani memastikan karya ulama dan seniman di Sumatera Selatan itu sebagai yang terbesar dan unik. Dia berharap, pahatan ayat-ayat suci ini dapat semakin mempersatukan umat Islam di dunia.
"Ini karya yang sangat fenomenal. Saya sudah pergi ke mana-mana, akan tetapi ini yang paling unik, besar, dan artistik," ujar Fathi.
Al-Quran raksasa ini saat ini tengah dipamerkan di kompleks Pondok Pesantren IGM di kawasan Gandus, Palembang. Rencananya, pemerintah dan donatur setempat akan membangun rumah khusus bagi karya seni Islam ini.
Al-Quran yang terdiri dari 630 halaman ini juga dilengkapi dengan tajwid serta doa khataman bagi pemula. Menurut Sofwatillah Mohzaib, Al-Quran Al-Akbar ini didanai sumbangan para donatur senilai Rp 900 juta, sisanya lebih dari Rp 1 miliar merupakan dana pribadi dari alim ulama di Sumatera Selatan.
Sofwatillah Mohzaib, salah seorang penggagas Al-Quran terbesar itu, mengatakan, sebelum resmi dipublikasikan, pihaknya sengaja memajang seluruh ayat-ayat suci itu di dalam ruang pamer Masjid Agung Palembang selama tiga tahun.
"Proses pemahatan mulai dari 2003-2008. Dari tiga tahun silam kami pajang di Masjid Agung agar mendapat koreksi dari seluruh umat. Akhir 2011, Al-Quran ini dinilai layak untuk dipublikasikan," kata Sofwatillah Mohzaib, Minggu, 29 Januari 2012.
Menurut anggota Fraksi Demokrat DPR-RI ini, Al-Quran ini terbuat dari kayu trembesi dengan ukuran yang terbilang tidak main-main. Tebal keseluruhannya termasuk sampul mencapai 9 meter. Ukuran halamannya 177 x 140 x 2,5 sentimeter.
Setidaknya 40 meter kubik kayu trembesi dihabiskan untuk membuat Al-Quran ini. Masing-masing lembar Al-Quran panjang dua meter dan lebar 1,2 meter. Setiap tepi lembar Al-Quran raksasa itu dihiasi dengan ukiran ornamen khas Palembang.
Senin, 30 Januari 2012, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bersama seluruh delegasi Konferensi Parlemen Organisasi Konferensi Islam (OKI) akan meresmikan penggunaan Al-Quran yang disebut sebagai Al-Quran terbesar ini dicetak di atas lembaran kayu trembesi.
Fathi Abone Lardat, delegasi dari Palestina, yang dijumpai di lokasi pameran, mengatakan hingga saat ini dia berani memastikan karya ulama dan seniman di Sumatera Selatan itu sebagai yang terbesar dan unik. Dia berharap, pahatan ayat-ayat suci ini dapat semakin mempersatukan umat Islam di dunia.
"Ini karya yang sangat fenomenal. Saya sudah pergi ke mana-mana, akan tetapi ini yang paling unik, besar, dan artistik," ujar Fathi.
Al-Quran raksasa ini saat ini tengah dipamerkan di kompleks Pondok Pesantren IGM di kawasan Gandus, Palembang. Rencananya, pemerintah dan donatur setempat akan membangun rumah khusus bagi karya seni Islam ini.
Al-Quran yang terdiri dari 630 halaman ini juga dilengkapi dengan tajwid serta doa khataman bagi pemula. Menurut Sofwatillah Mohzaib, Al-Quran Al-Akbar ini didanai sumbangan para donatur senilai Rp 900 juta, sisanya lebih dari Rp 1 miliar merupakan dana pribadi dari alim ulama di Sumatera Selatan.
Kata Dato' Ratu, "Bapak Haji Sofwatillah ternyata memperolehi keberkatan Al-Quran." Beliau menjadi anggota DPR termuda dan dipilih Tuhan untuk mengusahakan pembuatan Al-Quran yang hebat ini." Bapak Haji Sofwatillah sempat ke Bandar Country Homes, Rawang untuk bertemu Al-Marhum Abuya Ustaz Haji Ashaari sekitar tahun 2006.
Dato' Ratu ketika pertemuan dengan Bapak Haji Sofwatillah
Sedang mengikuti taklimat khas mengenai pembuatan Al-Quran Al-Akbar
Melihat 3 tingkat mushaf Al-Quran lembaran kayu ini dipamerkan
Doa Membaca Al-Quran
Bergambar kenangan
Bapak Marzuki Alie sebagai penasihat bagi usaha murni ini
Lepak bersama Bapak Haji Sofwatillah - Saling bertukar pandangan
Kemesraan
Pengiktirafan
Ada kolam ikan di bawahnya
Kelihatan Pingat Anugerah Kebesaran Kesultanan Palembang
Ini baru terasa berperang...tahniah
BalasPadam