Dipaparkan ada;adalah satu teori berkenaan kehilangan pesawat ADAM AIR pada 2007. Pak Lang titipkan di sini sekadar menjadi bahan renungan mengenai apa yang dihujjahkan. Wallahu a'lam.///
H. M. Nur Abdurrahman
Message 1 of 1 , Jan 20, 2007
Expand Messages
View Source
BISMILLA-HIRRAHMA-NIRRAHIYM
WAHYU DAN AKAL - IMAN DAN ILMU
[Kolom Tetap Harian Fajar]
762. Teknologi Canggih dan Paranormal, Mengapa Ahli Syari'at diabaikan ?
Sekitar musibah hilangnya Adam Air, ada tiga teori.
Pertama, Teori Ledakan di Udara ; Hancur Jadi Abu
Ada banyak bom yg dipasang dalam pesawat, di cockpit, di cabin di ekor, bom-bom itu sangat canggih, tak dapat discan di bandara, maka setelah semua bom itu diledakkan serentak oleh seorang terrorist dengan menggunakan keypad handphonenya, maka tiada apa satu pun sisa pesawat yang tinggal, semuanya menjadi halus sehalus-halusnya menjadi abu. Teori ini tidak sesuai dengan fakta di lapangan, karena serpihan-serpihan telah ditemukan di laut.
Kedua, Teori Ledakan di Udara ; Ada Serpihan di Laut
Jika pesawat itu walau apapun sebabnya meledak di altitud setinggi sekitar 40000 kaki, misalnya dengan asumsi disebabkan tekanan udara (angin puting beliung) yg tinggi, maka pasti ada sisa samada berupa serpihan yang timbul di permukaan laut, dan akan tersebar ke kawasan yg puluhan kilometer nautika luasnya, atau serpihan itu tenggelam ke dalam laut, dan dibawa arus dasar laut yang deras. Jika ledakan itu terjadi tatkala pesawat berada pada altitud sekitar 10000 kaki maka serpihan sisa ledakan akan lebih besar fragmennya. Tidak tertutup kemungkinan asumsi disebabkan ledakan itu disebabkan oleh bom. Dalam sejarah kasus pesawat Korea yg meledak akibat ada bom yg dipasang agen-agen Korea Utara, 23 November 1987, selepas meledak dan jatuh ke dalam lautan Andaman sedalam 10000 kaki, serpihan2 pesawat itu masih bisa ditemukan dan di bawa ke permukaan.
Teori ini rupanya cocok dengan fakta di lapangan, serpihan telah di dapatkan. Apakah pesawat itu meledak di udara samada karena tekanan angin puting beliung berhubung material dinding pesawat yang sudah lelah (ilmu logam mengajarkan bahwa material itu bisa lelah juga karena sudah lansia), atau karena bom, lebih baik kita husnuzhzhan, berasumsi baik saja, bukan karena bom yang dipasang.
Maka eloklah kiranya kita kemukakan fakta ini sebagai ilustrasi. Perhatian Kapten Pilot Sutan Salahuddin terhenti saat membaca satu bagian pada catatan yang baru diterimanya. Laporan itu menyebut, Boeing 737-300 yang akan diterbangkannya sejam lagi mengalami kerusakan pada sistem.....
H. M. Nur Abdurrahman
Message 1 of 1 , Jan 20, 2007
Expand Messages
View Source
BISMILLA-HIRRAHMA-NIRRAHIYM
WAHYU DAN AKAL - IMAN DAN ILMU
[Kolom Tetap Harian Fajar]
762. Teknologi Canggih dan Paranormal, Mengapa Ahli Syari'at diabaikan ?
Sekitar musibah hilangnya Adam Air, ada tiga teori.
Pertama, Teori Ledakan di Udara ; Hancur Jadi Abu
Ada banyak bom yg dipasang dalam pesawat, di cockpit, di cabin di ekor, bom-bom itu sangat canggih, tak dapat discan di bandara, maka setelah semua bom itu diledakkan serentak oleh seorang terrorist dengan menggunakan keypad handphonenya, maka tiada apa satu pun sisa pesawat yang tinggal, semuanya menjadi halus sehalus-halusnya menjadi abu. Teori ini tidak sesuai dengan fakta di lapangan, karena serpihan-serpihan telah ditemukan di laut.
Kedua, Teori Ledakan di Udara ; Ada Serpihan di Laut
Jika pesawat itu walau apapun sebabnya meledak di altitud setinggi sekitar 40000 kaki, misalnya dengan asumsi disebabkan tekanan udara (angin puting beliung) yg tinggi, maka pasti ada sisa samada berupa serpihan yang timbul di permukaan laut, dan akan tersebar ke kawasan yg puluhan kilometer nautika luasnya, atau serpihan itu tenggelam ke dalam laut, dan dibawa arus dasar laut yang deras. Jika ledakan itu terjadi tatkala pesawat berada pada altitud sekitar 10000 kaki maka serpihan sisa ledakan akan lebih besar fragmennya. Tidak tertutup kemungkinan asumsi disebabkan ledakan itu disebabkan oleh bom. Dalam sejarah kasus pesawat Korea yg meledak akibat ada bom yg dipasang agen-agen Korea Utara, 23 November 1987, selepas meledak dan jatuh ke dalam lautan Andaman sedalam 10000 kaki, serpihan2 pesawat itu masih bisa ditemukan dan di bawa ke permukaan.
Teori ini rupanya cocok dengan fakta di lapangan, serpihan telah di dapatkan. Apakah pesawat itu meledak di udara samada karena tekanan angin puting beliung berhubung material dinding pesawat yang sudah lelah (ilmu logam mengajarkan bahwa material itu bisa lelah juga karena sudah lansia), atau karena bom, lebih baik kita husnuzhzhan, berasumsi baik saja, bukan karena bom yang dipasang.
Maka eloklah kiranya kita kemukakan fakta ini sebagai ilustrasi. Perhatian Kapten Pilot Sutan Salahuddin terhenti saat membaca satu bagian pada catatan yang baru diterimanya. Laporan itu menyebut, Boeing 737-300 yang akan diterbangkannya sejam lagi mengalami kerusakan pada sistem.....
Entri kolumnis Fajar ini seperti menciplak satu posting blog di internet di sini :
BalasPadamheliconia.wordpress.com/2007/01/09/nahas-pesawat-adam-air/