Di sebuah kampung, hiduplah seorang wanita solehah bernama Al-Fiddhah *yang berarti perak). Di rumahnya, terdapat seekor kambing yang boleh mengeluarkan susu dan madu apabila diperahnya. Hal ini sangat menakjubkan. Ramai yang datang untuk melihat kambing tersebut.
Suatu hari, Syeikh Abu Ar-Rabi’ Al-Maliki datang berkunjung ke rumah Al-Fiddhah. Ketika itu, ia sedang memerah susu kambing. Kelihatan susu dan madu seperti yang diceritakan oleh orang ramai.
“Bagaimana mulanya sehingga kambing ini dapat mengeluarkan susu dan madu seperti itu?”, Tanya Syeikh Abu Ar-Rabi’ Al-Maliki kepada Al-Fiddhah.
“Kami termasuk keluarga yang sangat miskin. Harta yang kami miliki hanya seekor kambing kecil”, kata Al-Fiddhah menceritakan tentang kambingnya dan keadaan keluarganya.
Satu masa, ketika hari raya Aidil Adha, suaminya ingin menyembelih kambing yang satu-satunya itu untuk dibuat korban. Akan tetapi Al-fiddhah melarangnya karena itulah satu-satunya harta kekayaan miliknya. “Allah lebih tahu tentang keadaan kita”, kata Al-Fiddhah.
Namun tiba-tiba, setelah itu datanglah seorang tamu ke rumah mereka. Suami isteri itu menjadi bingung, apa yang harus dijamu kepada tamu mereka itu? Keluarga itu tidak memiliki apa-apa untuk menjamunya.
“Yang datang ini seorang tamu. Menurut tuntunan Rasulullah saw. kita wajib menjamu dan memuliakan tamu. Kita sembelih saja kambing ini”, kata Al-Fiddhak kepada suaminya.
Karena tidak ingin anaknya yang sangat menyayangi kambing itu melihatnya, disembelihnya kambing itu di belakang pagar tembok rumahnya. Ketika suaminya menyembelih kambing itu, Al-Fiddhah menunggu di muka pintu belakang rumahnya. Tiba-tiba ia melihat seekor kambing lari keluar dari balik dinding pagar di mana suaminya menyembelih kambing, dan kambing itu kemudian masuk ke dalam kandangnya.
Al-Fiddhah menjadi terkejut. Jangan-jangan kambing yang disembelih suaminya itu terlepas. Ternyata, ketika didatangi suaminya sedang menguliti seekor kambing. Ertinya ada kambing lain yang meloncat ke dalam kandang tadi. Tetapi kambing siapa? Ya!! Itulah kambing dari Allah.
“Alhamdulillah, rupanya Allah mengganti dengan kembing yang lebih baik dari yang kita sembelih ini”, kata Al-Fiddhah.
Demikian cerita yang disampaikan Al-Fidhah kepada Syeikh Abu Ar-Rabi’ . “Adakah ianya kambing yang baru kamu perah susunya tadi?”, Tanya Syeikh Abu Ar-Rabi’. “Ya. Itulah kambing pengganti yang diberikan Allah untuk keluarga kami sebagai balasan pengorbanan kami memuliakan tamu".
0 ulasan:
Catat Ulasan