Secara umum tokoh ulama Wahabi/Salafi adalah ulama yang berdomisili di Arab Saudi dan menduduki posisi jabatan resmi tertentu di Kerajaan atau Universitas di Arab Saudi seperti Ummul Qura, Universitas Islam Madinah, Universitas Ibnu Saud, dll.
Kita semua sudah semestinya mengetahui siapa saja tokoh-tokoh Wahabi/Salafi agar tidak salah dalam memilih buku atau mengutip sumber yang ternyata berasal dari pemikiran Wahabi/Salafi.
CIRI KHAS ULAMA DAN PENGIKUT WAHABI/SALAFI
1. Kata kunci atau tema yang berulang-ulang dibahas oleh ulama Wahabi/Salafi berkisar pada kata bid’ah, syirik, kufur, syiah rafidhah yang ditujukan kepada kelompok Islam yang tidak sepemikiran dengan mereka. Kita akan sangat sering menemukan salah satu dari empat kata tersebut dari setiap kajian atau fatwa mereka.
2. Dalam memberi fatwa, ulama Wahabi/Salafi cenderung akan berijtihad sendiri dengan mengutip ayat dan hadits yang mendukung. Atau kalau pun mengutip pendapat ulama, mereka cenderung mengutip pendapat Ibnu Taimiyah dan Ibnu Qoyyim Al Jauziyah. Selanjutnya mereka akan membuat fatwa sendiri yang kemudian akan menjadi dalil para pengikut Wahabi/Salafi. Dengan kata lain, sejatinya para pengikut Wahabi/Salafi bertaqlid buta pada ulama Wahabi/Salafi.
3. Kalangan ulama Wahabi/Salafi sangat jarang mengutip pendapat ulama Salaf seperti ulama madzhab 4 dan yang lain kecuali madzhab Hanbali yang merupakan tempat rujukan asal mereka dalam bidang fiqih walaupun tidak mereka akui secara jelas. Hanya pendapat Ibnu Taimiyah dan Ibnu Qoyyim Al Jauziyah yang mereka kutip, khususnya dalam bidang aqidah mereka akan mengutip pendapat Muhammad bin Abdul Wahhab.
4. Apabila mereka mengutip hadits, mereka cenderung menambahkan kalimat, “dishahihkan oleh Albani” setelah menyebutkan riwayat hadits tersebut.
5. Di mata ulama Wahabi/Salafi, perayaan Islam yang boleh dilakukan hanya Idul Fitri dan Idul Adha, sedangkan perayaan lain seperti perayaan Maulid Nabi SAW, perayaan Isra Mi’raj dan sebgainya dianggap haram dan bid’ah.
6. Gerakan atau organisasi Islam di luar ideologi Wahabi/Salafi yang tidak segaris dengan mereka akan dianggap syirik, kufur, atau bid’ah.
7. Pengikut Wahabi/Salafi tidak mau bertaqlid pada ulama salaf (klasik) dan khalaf (kontemporer), tapi dengan senang hati bertaqlid pada pendapat dan fatwa ulama-ulama Wahabi/Salafi yang dikeluarkan oleh Al Lajnah Ad Daimah Lil Buhuts Wal Ifta’ dan lembaga ulama-ulama yang menjadi anggota Hai’ah Kibaril Ulama yang nama lengkapnya adalah Risalah al Ammah lil Buhuts Wal Afta’, yang kemudian diluaskan melaui buku, majalah atau situs mereka.
8. Pengikut Wahabi/Salafi sangat menghormati ulama-ulama mereka dan selalu menyebut ulama Wahabi/Salafi dengan sebutan Syekh dan diakhiri dengan rahimahullah atau hafidzahullah. Seperti Syekh Utsaimin, Syekh Bin Baz, Syekh Albani dll. Tapi menyebut ulama lain cukup menyebut namanya saja.
Maka dari itu sebenarnya ketika kita membaca buku atau artikel di internet, tidak terlalu sulit membedakan apakah tulisan itu bernafaskan Wahabi/Salafi atau tidak. Karena secara garis besar ciri-ciri mereka tidak jauh dari poin-poin di atas. Namun disayangkan ketidaktahuan ini sering menjadi penyebab seseorang yang sebenarnya Ahlusunnah Wal Jama’ah kemudian tanpa sadar ia mengutip fatwa-fatwa Wahabi/Salafi. Hal ini banyak sekali terjadi di tengah masyarakat kita.
Intinya cara termudah mengetahui seorang ulama atau ustadz atau aktivis apakah dia Wahabi/Salafi adalah bisa dilihat dari latar belakang pendidikannya, buku atau kitab yang selalu dikutip dan cara dia menyebut ulama Wahabi/Salafi dan ulama non Wahabi/Salafi.
TOKOH ULAMA WAHABI/SALAFI
1. Muhammad bin Abdul Wahhab (1115 H – 1206 H/1701 M – 1793 M)
Muhammad bin Abdul Wahhab
Jabatan penting di Kerajaan Arab Saudi :
- Pendiri dan pelopor gerakan Wahabi/Salafi
- Mufti Kerajaan Arab Saudi
2. Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz (1330 H – 1420 H/1910 M – 1999 M)
Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz
3. Muhammad bin Shalih Al Utsaimin (1347 H – 1421 H)
Muhammad bin Shalih al Utsaimin
Al Utsaimin merupakan pakar fiqihnya kalangan Wahabi/Salafi. Banyak persoalan hukum baru yang difatwakan olehnya.
Jabatan penting di Kerajaan Arab Saudi
- Imam Masjid Jami Al Kabir Unaizaih
- Mengajar di perpustakaan nasional Al Kabir Unaizaih
- Dosen fakultas Syari’ah dan fakultas Ushuluddin cabang Universitas Islam Imam Muhammad bin Saud Al Qasim.
4. Muhammad Nashiruddin Albani (1333 H – 1420 H/1914 M – 1999 M)
Muhammad Nashiruddin Albani
Albani merupakan pakar hadits kalangan Wahabi/Salafi. Biasanya mereka mengutip nama Albani dalam men-shahih-kan atau men-dhaif-kan hadits.
Jabatan penting di Kerajaan Arab Saudi :
- Tahun 1381 – 1383 H, Dosen Hadits Universitas Islam Madinah
5. Shalih bin Fauzan bin Abdullah Al Fauzan (1345 - )
Shalih bin Fauzan
Jabatan penting di Kerajaan Arab Saudi :
- Dosen Institut Pendidikan Riyadh
- Dosen Fakultas Syari’ah, Fakultas Ushuluddin, Mahkamah Syari’ah
- Anggota Lajnah Daimah lil Buhuts wal Ifta’
- Anggota Haiah Kibaril Ulama dan Komite Fiqh Rabithah Alam Islami di Mekkah
- Anggota Komite Pengawas Du’at Haji
- Ketua Lajnah Daimah lil Buhuts wal Ifta’
- Imam, Khatib dan Pengajar di Masjid Pangeran Mu’tib bin Abdul Aziz di Malzar
6. Abdullah bin Abdurrahman bin Jibrin (1353 H – 1430 H/1933 M – 2009 M)
Abdullah bin Abdurrahman bin Jibrin
Jabatan penting di Kerajaan Arab Saudi :
- Asisten Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz
- Anggota tetap Majelis Riset dan Fatwa Arab Saudi
- Dosen Syariah dan Ushuluddin di Arab Saudi
Semoga Allah SWT senantiasa menjaga kita dan keluarga di jalan Ahlussunnah wal Jama’ah, dan melindungi kita dari golongan di luar Ahlusunnah wal Jama’ah. Mari kita lebih berhati-hati dalam mencari sumber ilmu Agama. Wallahul Muwafiq ilaa Aqwamith Thariq
KREDIT SUMBER: MAJLIS ROHANI
0 ulasan:
Catat Ulasan